السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰه وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ ْاللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الْرَحِمِ
"Alangkah baiknya hukuman di dunia, bukan di akhirat."
(Utsman bin Affan)🌻JANGAN LUPA BERSYUKUR HARI INI 🌻
🌻Happy Reading 🌻
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul satu malam, namun tak ada tanda-tanda Zeno keluar dari ruangan operasi, bahkan sudah lebih dari tiga jam Zeno berada diruangan operasi tersebut.
Zernan masih berada diruangan rawat, karena banyaknya darah yang di ambil dari tubuhnya membuat Zernan sedikit tak bertenaga dan membutuhkan perawatan untuk pemulihannya.
"Ceklek" Lio, Lian, Orland, dan Rion menoleh kearah pintu ruang operasi, mereka bangkit dari duduknya saat melihat zeno keluar dari ruangan operasi.
"Zeno, gimana keadaan serlin zen?" Tanya lio dengan tatapan penuh harap kepada zeno.
Zeno menghela nafas dan melepas sarung tangannya, ia menatap kearah lio dan ketiga adiknya.
"Luka di kepala serlin parah banget kak, alhamdulillah dia udah melewati masa kritisnya" Jawab zeno.
"Alhamdulillah" Ucap lio, lian, orland dan rion.
"Tapi sekarang dia koma, dan kemungkinan dalam waktu lama, kemungkinan sembuh pun kecil kak, kalaupun dia berhasil keluar dari koma nya, dia akan sering merasa sakit di bagian kepalanya kak" Keempat lelaki tampan itu menatap tak percaya kearah zeno, mereka masih bertanya-tanya apakah separah itu sampai serlin harus mengalami kecacatan di kepalanya?.
"Dan satu lagi kak yang gw pengen omongin, tapi gw harap kalian ga patah semangat ya, gw ga bermaksud buat kalian down sama kesembuhan serlin" Lio, lian, dan orland menatap serius kearah zeno, sedangkan rion sudah menangis di pelukan orland, ia tak peduli, sekuat apapun dia selama menjadi anggota mafia, tapi kali ini ia tetap ingin meneteskan air matanya, tak tega melihat adiknya berjuang sendirian untuk sembuh.
"Karena benturan keras di kepalanya, membuat serlin menjadi hilang ingatan dalam kurun waktu lumayan lama" Runtuh sudah pertahanan mereka, mereka tak menyangka bahwa adik perempuan satu-satunya harus melewati masa sesulit ini dalam hidupnya, akankah mereka sanggup melewati hari-hari dimana serlin tak akan mengenal mereka?
Mereka akan menemui masa itu, masa dimana serlin mungkin tak akan pernah lagi mengingat mereka yang bahkan sudah berbuat sangat jahat terhadap mental dan fisiknya.Menyesal.
Hanya kata itu yang bisa mewakili perasaan mereka, mungkin setelah grazi tau kabar ini, ia tak akan pernah memaafkan dirinya sampai kapanpun, mereka yakin hal itu.
Sedangkan di sisi lain grazi hanya usik dalam tidurnya, ia merasa sangat tak tenang dan tak bisa memejamkan matanya.
"Kenapa si kak dari tadi grasak-grusuk aja?" Tanya gracel dengan suara pelan karena menahan kantuk.
"Ga tau sayang, kakak kok ngerasa ga tenang ya daritadi hadap ke kanan ga bisa tidur, ke kiri ga bisa tidur kenapa ya, kakak kepikiran serlin terus, kakak mikirin gimana operasinya dia" Ucap grazi membuat gracel terpaksa membuka matanya.
Gracel melihat jam di atas nakas yang menunjukkan pukul dua malam.
"Kita sholat tahajjud dulu yuk" Ajak gracel yang di angguki oleh grazi, ia berjalan gontai kearah kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
"Dug" Gracel membulatkan matanya saat melihat sang suami terjatuh diatas lantai, tanpa pikir panjang ia langsung menghampiri suaminya.
"Kakak kenapa?" Tanya gracel sembari menangkup kedua pipi grazi, dapat ia lihat wajah melelahkan dari sang suami.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dista (TAMAT)
Teen Fiction⚠️ 𝙋𝙡𝙖𝙜𝙞𝙖𝙩 𝙢𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞𝙧!!! 𝙃𝘼𝙆 𝘾𝙄𝙋𝙏𝘼 𝘿𝙄 𝘼𝙒𝘼𝙎𝙄 𝙊𝙇𝙀𝙃 𝙈𝘼𝙇𝘼𝙄𝙆𝘼𝙏!