nyawa di bayar nyawa?

13 4 0
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰه  وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ ْاللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الْرَحِمِ

"Susah dalam urusan dunia dapat menyebabkan gelapnya hati dan susah dalam urusan akhirat sebaliknya dapat menerangkan hati."
(Utsman bin Affan)

🌻JANGAN LUPA BERSYUKUR HARI INI 🌻

🌻Happy Reading 🌻

"Gimana keadaannya?" Tanya rion kepada grazi yang tengah berjalan ke kursi tunggu.

"Dia kritis" Ucap grazi membuat keempat saudaranya terkejut.

"Kenapa bisa kritis? Gegara lo bilang mau nikahin dia?" Tanya lio tak habis pikir.

"Bukan kak" Jawab grazi mengacak-acak rambutnya.

"Terus kenapa?" Tanya lian gemas sendiri dengan adiknya yang tak kunjung berbicara.

"Ternyata ada luka tusukan di bagian perutnya, makannya tadi dia pingsan sebelum jawab ucapan gw" Ucap grazi membuat mereka tambah tak percaya.

"Terus kita harus ngapain?" Tanya rion dengan otaknya yang lemot.

"Berenang, piknik, tidur, mendaki gunung, menyebrangi lautan" Sewot lio membuat sang adik mencurutkan bibirnya.

"Ya kita bantu lah sayang" Lanjutnya lalu mencubit lengan rion membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Dokter harus segera ngelakuin tindakan, kalo ngga nyawanya yang jadi taruhan" Ucap grazi.

Hening.

Mereka semua terdiam larut dalam pikiran masing-masing.

"Keluarga pasien" Panggil seorang suster yang keluar dari ruangan gracel.

Mereka diam tak ada yang menjawab.

"Keluarga pasien atas nama Gracella Kamila Musbira?" Sekali lagi suster tersebut memanggil namun tak ada yang membuka suara.

"Bapak yang tadi bawa pasien kesini kan?" Tanya suster bernama dini kepada lio dan adik-adiknya.

"What? Bapak? Se tua itu kah? Ganteng kaya gini padahal" Batin rion menatap kearah dini.

"Iya Sus" Jawab grazi.

"Apa benar kalian keluarga pasien? Pasien harus segera diberikan tindakan, jika tidak maka akan berakibat fatal, namun jika tidak ada persetujuan dari keluarga maka kami tidak bisa melakukan tindakan tersebut"

"Saya kakaknya Sus, lakukan yang terbaik untuk adik saya, semua biaya saya yang akan menanggung" Sergah orland yang langsung memotong ucapan dini.

"Baik Pak kalau begitu silakan tanda tangani dulu surat nya" Ajak dini membuat orland mengikuti saja apa yang di perintahkan.

Sedangkan di dalam toilet rumah sakit, grazi berkali-kali meninju dinding toitel dan memecahkan semua peralatan yang berada didalamnya.

"Sampai kapanpun gw bakal cari pelakunya" Gumam grazi, lalu mengeluarkan ponsel dari sakunya.

"Cari tau informasi tentang gracel, dan cari tau siapa yang berani buat dia celaka" Ucap grazi di sambungan telepon lalu mematikannya sepihak.

"Ting" Tak menunggu lama, notifikasi dari ponselnya pun ia dapatkan.

Itu adalah notifikasi dari bawahannya di organisasi mafia yang ternyata sampai sekarang masih ia naungi.

Fransisco
"Selamat siang Pak graz"

Dista (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang