mak lampir

297 8 1
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰه  وَبَرَكَاتُهُ🌻

بِسْمِ ْاللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الْرَحِمِ

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (Q.S. lukman:12)

🌻JANGAN LUPA BERSYUKUR HARI INI🌻

🌻Happy Reading 🌻

Seorang anak laki-laki dengan seragam putih abu-abu nya menuruni tangga rumahnya dengan santai lalu menuju ke arah meja makan yang sudah di tempati oleh Papa nya dan Mama tiri nya.

"Selamat pagi Pa, Ma" Ucap nya dengan wajah sumringah, tetapi tidak mendapat respon apapun dari dua insan di depan nya yang sedang menikmati sarapan nya.

Dista Adhanta, seorang anak yang malang, Papa nya selingkuh ketika ia berumur 6 tahun, lalu Mira, Ibu kandung nya telah pulang ke pangkuan abadi nya pada saat ia duduk di bangku SMP.

"Pa, Ma, kapan kalian bisa liat kehadiran aku?" Tanya Dista pada kedua orang tua di hadapan nya.

"Udah selesai kan sayang, yuk aku anter ke depan" Ucap Riana yang merupakan Mama tiri Dista.

"Udah sayang, yuk nanti mas takut telat juga" Jawab Ferdi, Papa Dista, lalu mereka pun memilih meninggalkan meja makan tanpa menghiraukan perasaan anak laki-laki yang tengah menahan rasa sesak yang berusaha menghantam dada nya.

"Ya Allah, Dista capek
Boleh ngga Dista ketemu Bunda aja, Dista pengen di peluk sama Bunda, Dista pengen ngerasain lagi gimana rasanya pelukan seorang Ibu ya Allah, karena sejak Mama nikah sama Papa, Mama sama sekali ga pernah mau nyentuh Dista ya Allah" Batin Dista dengan menatap kosong ke arah kedua orang tuanya yang terlihat sangat bahagia.

"PRANGGG....." Suara piring di lempar membuyarkan lamunan nya, yang tak lain adalah perbuatan Riana.

"Kenapa Ma?" Tanya nya dengan penuh hati-hati.

"Saran saya cepat susul Ibu kamu ke atas, kamu kan anak penyakitan"

Jleb

Runtuh pertahanan Dista, ia tidak dapat menyembunyikan air mata nya kali ini, biarlah orang mengiranya lelaki lemah, tapi jika masalah keluarga Dista paling lemah.

"Ma, kenapa Mama perlakuin Dista kaya gini Ma? Kenapa Mama ga bisa berlaku layaknya seorang Ibu kepada anak nya Ma? Kenapa Dista ga bisa kaya temen-temen Dista yang bisa hadir di tengah-tengah keluarga harmonis Ma? Kenapa? KENAPA MA?"

"KARENA KAMU ITU PENYAKITAN DISTA!! SAYA JIJIK JIKA HARUS MENGURUS KAMU, CUKUP ANAK SAYA MENINGGAL KARENA PENYAKIT NYA, DAN SEKARANG SAYA TIDAK MAU MENGINGAT ALMARHUM ANAK SAYA DENGAN CARA MERAWAT KAMU, SILAKAN RAWAT DIRI KAMU SENDIRI ATAU PERGI SEKALIAN SELAMANYA"
balas Riana dengan nada yang terdengar sangat menyakitkan di telinga Dista.

"Ma, Dista bakal pergi kok Ma, Dista bakal pergi, tapi nanti kalo Dista udah bisa dapet pelukan dari Mama sama Papa, Dista janji bakal pergi dan ga akan buat Mama sama Papa susah lagi"

Dista (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang