Rusuh

14 3 0
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰه  وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ ْاللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الْرَحِمِ

"Semua hal tunduk pada takdir, sedemikian rupa sehingga terkadang kematian dihasilkan dari usaha".
(Ali bin Abi Thalib)

🌻JANGAN LUPA BERSYUKUR HARI INI 🌻

🌻Happy Reading 🌻

Keesokan hari nya, di kediaman daniel susana rumah sudah seperti pasar, bagaimana tidak, serlin sedang memasak untuk membuat sarapan pagi, tetapi kelima kakak nya terus saja mengganggu aktivitas memasak nya.

"Kak lian, kak rion bawa sini sawi nya mau aku potongin loh" Pinta serlin kepad lian dan rion yang sedang bermain lempar-lemparan sawi ke arah muka satu sama lain.

"Kak orland, piring nya kalo udah bersih langsung di taro di lemari nya kak" Ucap nya lagi kepada orland yang sedang mencuci piring, karena piring yang sudah bersih kembali di beri sabun dalam jumlah banyak sehingga busa nya berhamburan ke mana-mana.

"Kak graz, itu nanti minyak nya kalo kena kulit panas loh kak" Ucap serlin kepada grazi yang malah memainkan ikan yang sedang di goreng di minyak yang panas.

"Kak lio, itu air nya berceceran kak, yang bener nuangin nya" Kini serlin mencoba lebih sabar melihat kakak pertama nya menuangkan air dengan ketinggian di atas kepala seolah-olah ia adalah chef terkenal.

"HAHAHAHA! muka lo udah kaya sawi kak" Ejek rion kepada lian yang langsung di lempari sawi pula oleh lian yang terlihat sebal, membuat serlin menghela nafas lelah, kakak nya ini jika di luar terlihat sangat dingin, tetapi kenapa jika di dalam rumah sudah seperti lulusan rumah sakit jiwa?

"GUYS LIAT GEH, busa nya kaya awan banget, gw di kelilingi awan serasa di angkasa" Kini atensi serlin beralih ke arah wastafel yang sudah di penuhi busa sampai ke lantai.

"LO KENAPA GA MATENG-MATENG SIH, LO PIKIR GW GA CAPEK GORENG LO? GW SIRAM MINYAK PANAS SEKALIAN LO NANTI" Teriak grazi ke arah ikan nila di atas wajan yang tak kunjung matang karena memang kompor nya ia matikan, namun ia tak sadar akan hal itu.

"HEI LIAT DONG, gw nuangin air kaya air terjun di tebing gila, gw hebat banget" Ucap lio ketika minuman yang ia ambil dari kulkas sedikit tumpah di samping meja makan.

Serlin meminit pelipisnya yang terasa pusing, harus bagaimana lagi ia menghadapi tingkah konyol kelima kakaknya ini.

Ia menghela nafas sejenak dan bersiap-siap untuk berteriak sekeras mungkin.

"PRANGG" Bunyi wajan di banting di lantai membuat kelima kakak serlin berjengkit kaget dengan suara yang sangat nyaring.

"STOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOP,
KALO MAU DI BUAT MAINAN MENDING GA USAH BANTUIN, ORANG MAU MASAK BUAT SARAPAN BIAR GA KESIANGAN KOK MALAH PADA BECANDAAN SIH? CEPET BERESINNNNNNNNNNNN, KALO NGGA PISAU INI BAKAL MELAYANG KE LEHER KALIAN SEMUA" sontak lio, lian, orland, grazi, dan rion menghentikan aktivitas nya, menatap ke arah serlin yang menampakkan wajah garang, sembari mengarahkan pisau ke arah mereka berlima, dengan susah payah menelan saliva nya, mereka berlima lalu membereskan dapur yang telah mereka buat seperti kapal pecah.

"KALO MAU BANTUIN ITU BANTUIN YANG BENER, KERJAAN ORANG BIAR CEPET SELESAI INI MALAH DI BUAT TAMBAH LAMA" Tak henti-hentinya serlin memarahin kelima kakaknya seperti seorang ibu yang tengah memarahi anak-anak nya, sembari berkacak pinggang serlin menatap horror kelima kakak nya yang hanya menunduk di hadapan nya karena sudah membereskan dapur seperti semula.

"Kakak, tunggu di depan aja biar aku yang masak jangan ada yang ganggu lagi, sampe ada yang ke dapur siap-siap kehilangan nyawa" Ucap serlin dengan nada mengerikan.

Dista (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang