pamit

11 3 0
                                    


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰه  وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ ْاللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الْرَحِمِ

" Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah lembut"
(Umar bin  Khattab)

🌻JANGAN LUPA BERSYUKUR HARI INI 🌻

🌻Happy Reading 🌻

Saat ini dista dan ferdi serta riana sedang berada di ruang keluarga, seperi biasa ferdi
dan riana asyik sendiri sedangkan dista hanya di biarkan tanpa di ajak berbincang.

"Pah, mah, dista mau ngomong sesuatu boleh?" Tanya dista hati-hati.

"Apa?" Tanya ferdi dan riana dengan wajah yang masih sama, tidak mau menatap dista sama sekali.

"Dista dapet beasiswa di luar negeri, dista boleh ambil beasiswa itu pah?" Tanya dista.

"Terserah" Singkat, padat, dan menusuk, itulah jawaban ferdi membuat hati dista sedikit teriris.

"Dista pamit ke kamar dulu ya" Ucap nya tanpa banyak basa-basi langsung menaiki tangga menuju ke kamar nya.

Di sini lah dista sekarang di balkon kamar nya menatap ribuan bintang yang di tabut di langit.

"Bunda, dista kangen banget,
Bunda udah seneng ya di sana,
Bunda udah jadi bintang di langit ya,
Bunda udah berada di pangkuan abadi bunda ya,
Bunda jangan sedih ya, dista ga apa-apa di sini,
Nanti kalo tugas dista di dunia udah selesai, dista janji bakal secepatnya nyusul bunda" Air mata tanpa permisi turun meluruh membasahi pipi anak laki-laki berumur 18 tahun itu dengan bingkai foto sang bunda di tangan nya.

Dista kembali melihat ke arah langit.
"Ya allah, titip bunda ya, dista mau berjuang dulu di sini, ternyata semesta se benci itu sama dista, sejak kepergian bunda, semua nya runtuh ya allah, dista udah ga ada penopang lagi, dista mohon bantuan nya ya allah" Lagi dan lagi air mata mengalir dengan deras, di temani hembusan angin malam yang menusuk sampai ke tulang.

"Aku akan memantapkan pilihan aku, aku akan ambil beasiswa di al azhar kairo, aku akan buktikan, bahwa aku bisa membasmi penindasan di dunia ini" Monolog nya lalu ia memasuki kamar nya dan tertidur.

Keesokan hari nya dista menuju ke sekolah untuk menemui bu feni membicarakan keputusan nya tentang beasiswa.

"Jadi apakah kamu mau menerima nya dista?" Tanya bu feni.

"Iya buk, saya bersedia menerima nya, saya memilih di al azhar kairo saja buk" Jawab dista dengan penuh keyakinan.

"Baiklah, kamu bersama dimas ya, dia juga mengambil beasiswa yang sama seperti kamu, nanti keberangkatan kamu akan di atur oleh pihak sekolah, mungkin hanya tinggal 1 minggu lagi" Ucapan bu feni membuat dista melongo,
Secepat itu kah?.

"Bu, emang kita berangkat nya harus banget secepatnya ya bu?" Tanya dista meminta penjelasan.

"Jadi gini dista, kemarin ada informasi dari pihak universitas bahwa pemberangkatan calon mahasiswa baru di maju kan karena jika dari luar negeri ingin ke sana harus banyak yang di persiapkan, jadi kita berangkat lebih awal ya" Jelas bu feni membuat dista sedikit mengerti.

"Baik bu, kalau begitu saya permisi ya" Pamit dista meninggalkan lingkungan sekolah.

Ketika di perjalanan dista masih memikirkan bagaimana kelanjutan kehidupan nya.

"Kalo aku mau berangkat minggu-minggu ini, berarti aku harus bilang sama mereka dulu" Gumam nya, lalu membelokkan motor nya ke arah markas yang sudah pasti ada ank-anak VERISTA.

Dista (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang