ngajak ta'aruf

24 3 0
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰه  وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ ْاللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الْرَحِمِ

"Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu selain keadaan yang Allah pilihkan untuknya. Inilah batasan sikap selalu ridha terhadap semua ketentuan takdir dalam semu keadaan yang Allah berlakukan bagi hambaNya".
( Ali bin Abi Thalib)

🌻JANGAN LUPA BERSYUKUR HARI INI 🌻

🌻Happy Reading 🌻

"Kak, bangun sayang" Bisik riana membangunkan dista dengan menepuk-nepuk pelan pipi dista.

"Eunghhhhh, Sebentar ya mah" Gumam dista dan kembali menarik selimut menutupi kepala nya.

"Kak, udah siang loh, ga mau bangun apa?" Tanya riana masih dengan suara yang sangat lembut dan penuh kesabaran untuk membangunkan putra tiri kesayangan nya.

"Lima menit ya mah" Jawab dista dengan menunjukkan tangan nya seperti angkat lima.

"Nanti anak om daniel keburu di lamar orang lain loh" Goda riana langsung membuat dusta bangkit dari tidur nya dan membelalakkan mata nya.

"Mamah enak aja, jangan gitu dong mah, yaudah kakak mandi nih" Ucap dusta dengan kesal lalu menuju kamar mandi meninggalkan riana yang hanya cekikikan sembari membersihkan tempat tidur dista.

Setelah menyelesaikan ritual mandi nya, dista lalu menuruni tangga untuk memakan sarapan pagi nya dengan keluarga nya.

"Pagi pah mah" Ucap dista lalu mengecup singkat pipi ferdi dan riana.

"Pagi sayang, mashaAllah anak mamah mau kemana kok ganteng banget pagi-pagi" Ucap riana pura-pura tidak tau, pagi ini dista memang terlihat sangat tampan dengan balutan baju koko putih dan sarung motif hitam dengan peci di kepala nya.

"Mamah lupa?" Tanya dista dengan raut wajah yang sedikit murung.

"Emangnya mau ada acara apa kak?" Tanya ferdi semakin membuat dista sebal.

"Yaudah kalo ga inget gapapa" Dengus dista lalu menyantap sarapan yang telah di siapkan oleh riana.

"Uluh uluh, anak mamah ngambek nih" Goda riana, dista tak menghiraukan nya dan memilih memakan sarapan nya.

"Iya-iya, nanti di anterin kok ke rumah om Daniel nya" Ucap ferdi cekikikan lalu ikut menyantap sarapan nya, begitupun riana.

Suasana meja makan jadi hening, tak ada yang berbicara kecuali suara sendok dan piring yang berbenturan.

Setelah selesai sarapan, dista membantu riana untuk mencuci piring bekas nya.

"Kak, nanti di sana jangan gugup ya" Ucap riana membuat dista menatap nya dengan tatapan bertanya.

"Emang kenapa mah?" Tanya dista membuat ria tersenyum.

"Ya gapapa, kan kamu baru pertama kali kan, jadi santai aja kalo di tanya-tanya sama om Daniel jawab seadanya, jangan di buat-buat" Nasihat riana.

"Emang kenapa mah?" Tanya dista lagi, membuat riana greget dengan tingkah putra nya yang sedikit loading itu.

"Menjadi diri sendiri itu penting nak, jangan pernah mengatakan apa yang tidak pernah ada dalam hidup mu, itu berbohong" Ucap riana membuat dista mengangguk.

"Kebohongan akan menghancurkan hidup mu, pasti akan ada kebohongan lain untuk menutupi kebohongan yang lalu" Tambah riana.

"Iya mah kakak paham" Ucap dista.

Dista (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang