Part 8

1.4K 212 35
                                    

Patrick tidak menyangka yang akan membuka pintu untuknya adalah Diana, dia terkejut juga terpana tetapi dia lebih terkejut ketika mendengar perkataan pertama Diana pada dirinya.

"Pagi, om mencari siapa?"

Ketika dia tidak menjawab, Diana kembali bertanya. Tapi menggunakan bahasa Inggris. Pertanyaan itu mungkin biasa tapi panggilan Diana padanya luar biasa mengejutkannya. Dia sudah mempersiapkan diri untuk tampil dengan pakaian santai, tetapi bisa-bisanya Diana memanggilnya 'Om' lalu 'Uncle'.

Patrick belum menjawab ketika di belakang Diana sudah hadir om Elang, calon papa mertuanya.

"Siapa Di." Tanya Elang.

"Entahlah, om ini belum menjawab, mencari siapa. Paling juga mencari papi, atau salah alamat." Jawaban santai Diana membuat Elang mendekat dan raut wajah seriusnya berganti dengan senyum lebar.

"Pagi sekali Pras kamu datang, sudah sarapan?" Pertanyaan Elang dan bagaimana dia menyapa pria asing itu membuat Diana berpikir jika tebakannya benar, tamu itu adalah tamu papinya, jadi dia langsung kembali ke ruang makan membiarkan papi dengan tamunya tanpa merasa perlu mendengar jawaban tamu itu. Namun tetap saja dia mendengar pria berwajah asing itu menjawab dengan bahasa Indonesia yang fasih.

"Pagi om, saya sudah sarapan."

Diana tiba di ruang makan, Putri yang sedang merapikan meja, kedua kakaknya masih duduk mengobrol.

"Siapa?" Tanya Rian.

"Tamu papi, orang asing tapi bahasanya fasih."

Putri yang mendengar jawaban itu langsung menoleh, "Pras?"

"Mami juga kenal om Pras?" Tanya Diana yang membuat kedua kakaknya langsung tertawa dan membuat Diana kembali bertanya, "Mengapa kalian tertawa?"

"Kamu tadi memanggilnya apa?" Tanya Dyan.

"Om Pras, ada yang salah?" Tanya Diana.

Dyan dan Rian baru akan menanggapi, tapi putri lebih dulu berkata, "Kamu selesaikan sarapanmu, lalu ganti pakaianmu dengan yang lebih sopan sebelum bergabung." Kata Putri ditujukan pada Diana, setelah itu dia kembali berkata pada kedua putranya, "Kalian berdua, keluar dan temani Pras."

"Mengapa aku harus bergabung?" Tanya Diana.

"Jika kamu ingin tahu, lebih baik jangan banyak bertanya, selesaikan sarapanmu dan turuti perintah mami." Kali ini Dyan yang berkata sambil berdiri dengan Rian untuk bergabung dengan papi juga calon adik ipar mereka.

***

Diana turun kembali setelah berganti pakaian, jika tadi dia hanya menggunakan baju rumah andalannya, kaos longgar dan celana pendek, kali ini dia sudah menggunakan t-shirt dan celana jeans, setidaknya dia tahu dan diajarkan sopan santun saat menemui tamu.

Dia baru berada di tengah tangga ketika mendengar perkataan Rian, "Mas Pras harus tahan dengan lidah mengesalkan Diana, dia polos tapi selalu bisa membuat orang kesal."

Perkataan itu membuat langkah Diana terhenti, dia menghubungkan semua fakta dalam otaknya, menyusunnya dalam satu urutan dan akhirnya dia memiliki satu kesimpulan yang tentu saja baru bisa dipastikan kebenaran kesimpulannya jika dia bergabung dengan tamu dan keluarganya.

Elang yang melihat kedatangan Diana langsung berkata, "Kelihatannya Diana sudah menebak siapa dirimu jadi kalian berkenalan sendiri saja, kami di sini juga akan membuat kalian berdua tidak nyaman."

Diana tentu saja terkejut, dia belum diperkenalkan tapi papi dan yang lain begitu mudah meninggalkannya, kelihatannya mereka kembali mengerjainya.

Putri yang melewati Diana berbisik, "Bukankah kamu penasaran? Sekarang temukan sendiri jawabannya."

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang