Part 43

1.2K 176 17
                                    

"Benar kamu tidak ingin memberitahu Pras kalau kamu mau ke sana?" Tanya Putri pada Diana.

"Aku mau memberinya kejutan. Mami sama papi tidak perlu kuatir, aku sudah pernah kesana walau tidak sendiri tapi aku jamin, akan sampai dengan selamat ke pelukkan suamiku."

Putri tertawa, "Bukan tidak percaya kamu tidak bisa tapi kuatir kamu terlalu asyik menonton lupa harus turun."

"Memangnya bus atau kereta?"

Diana merencanakan memberi kejutan pada suaminya, libur semester dia akan pulang ke Vancouver, mengikuti kursus selama liburan hanya alasan untuk mengerjai suaminya sejak dia tahu suaminya tidak bisa datang ke Surabaya. Tidak sepenuhnya dia berbohong soal kursus karena dia memang akan ikut kursus tapi di Vancouver, Gill yang membantunya mendaftar dan hanya Gill penghuni gedung DP yang tahu dia akan datang memberi kejutan. Gill juga akan membantu menjemputnya di bandara, jadi dia tidak perlu kebingungan mencari taksi.

"Lalu sampai di sana, bagaimana kamu ke penthouse Pras?"

"Ada yang menjemputku, tepatnya temanku akan menjemputku."

"Temanmu? Sejak kapan kamu punya teman di sana?"

"Mami meragukan kemampuan bertemanku? Mami tenang saja, ini seorang wanita dan dia juga mengenal Pras, begitu juga sebaliknya."

"Kalian sudah menikah, untuk apa pakai acara memberi kejutan."

"Mas Pras bisa datang tiba-tiba di sini, memberi kejutan untukku dan kalian semua mendukungnya. Mengapa giliran aku yang mau memberi kejutan kalian begitu kuatir?"

"Karena kamu masih anak-anak." Kata Elang yang baru pulang dan mendengar pembicaraan dua wanita kesayangannya.

"Mana ada anak-anak boleh nikah?"

Elang dan Putri langsung tertawa, "Usiamu memang bukan anak-anak lagi tapi isi kepalamu itu masih anak-anak."

"Papi sudah tahu begitu, mengapa setuju aku dinikahkan? Bagaimana jika aku berpikir pernikahanku seperti main rumah-rumahan?"

"Terpaksa, papi kuatir eyang datang tiap malam dalam mimpi." Ganti jawaban Elang yang membuat Diana dan Putri tertawa.

"Ini tiket pesananmu, pastikan perjalananmu aman dan lancar karena jika sampai terjadi sesuatu padamu, papi pastikan setelah ini papi tidak akan mengijinkan kamu terbang sendiri." Elang mengulurkan amplop pada Diana, memang Diana minta bantuannya untuk membelikan tiket dengan alasan jika dia langsung membayarnya dari rekening yang Pras siapkan untuknya, pasti akan langsung diketahui oleh suaminya.

"Lalu bagaimana pengawas yang katamu dikirim Pras untuk menjagamu?" Tanya Putri, soal ini Diana yang menceritakan pada mereka, tentu saja supaya mereka tidak merasa kuatir jika dia menyetir sendiri atau pulang terlambat.

"Itu nanti tugas mas Dyan."

"Kamu menyebut Dyan, mami baru ingat ada yang mami mau tanyakan padamu."

"Apa?"

"Waktu itu kamu membuat coklat dan menghias boneka buat Dyan, itu untuk siapa?"

"Mengapa mami tanya aku, bukankah mami harusnya tanya ke mas Dyan?"

"Jika kamu buat buat pelangganmu, mami percaya kamu tidak tahu buat siapa, tapi ini Dyan, kamu pasti tidak akan mau membuatkannya jika tidak tahu untuk siapa."

"Mami keliru. Kalau mas Dyan tidak membayar, aku pasti akan bertanya tapi karena membayar maka dia adalah pelangganku, aku tidak berhak bertanya."

"Jawaban cerdas." Kata Elang membuat Putri menatapnya tajam.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang