Part 59

1.2K 180 16
                                    

"Mengapa Rey datang? Bukankah om Teguh bisa membantu seperti kasus yang lalu?" Tanya Diana saat melihat Rey juga ada di kantor polisi dan secara langsung mewakilinya.

"Kasus kali ini berbeda."

"Berbeda?"

"Hasil pemeriksaan Yerry terbukti dia menggunakan obat terlarang, semalam polisi menemukan cukup banyak barang di apartementnya, juga ditemukan beberapa telepon genggam dengan nomor sekali pakai, kelihatannya dia seorang pengedar."

"Apa? Separah itu?"

"Tadi pagi disaat kamu menenangkan lima kurcacimu, polisi kembali menemukan bukti keterlibatan orang dalam sebagai sumber obat terlarang yang diedarkan Yerry."

Lima kurcaci mereka, tadi pagi-pagi sekali sudah datang ke rumah sakit dan sama dengan kemarin tidak mau pulang walau Diana mengatakan dia ada perlu ke kantor polisi. Jika kata-kata tidak mampu mengubah keputusan mereka maka Diana akan menggunakan rayuan tidak terbantahkan alias memberi perintah langsung. Mereka mengantarkan kelimanya ke rumah Elang sebelum lanjut ke kantor polisi di mana Teguh dan Rey sudah menunggu mereka.

"Tapi apakah karena hal itu Rey datang?"

Pras menggeleng, "Dia datang karena Yerry membuat lima klien kecilnya mengalami trauma."

Diana tertawa, "Lima klien kecil? Sejak kapan mereka berlima menjadi kliennya?"

"Sejak dua bulan lalu, aku memintanya untuk menjaga segala kemungkinan."

"Apakah mereka berlima adalah klien terkecil yang dimilikinya?"

"Bisa dikatakan begitu, dia berpikir jika mereka berlima tidak akan memberinya banyak masalah, tapi ternyata dia keliru."

"Baru dua bulan dia sudah harus menyelesaikan masalah dari klien-klien kecilnya. Oh ya, menurutmu apakah perlu membawa mereka berlima untuk berkonsultasi dengan dokter?"

"Apakah kamu juga berpikir untuk membawaku ke dokter?"

Diana menoleh, "Kelihatannya ide yang bagus, sekalian untuk menyembuhkan otak mesum mas Pras. Jadi mau cari dokter di sini atau di sana saja? Harus yang tampan ya."

"Apakah drama yang kamu sedang tonton sekarang tentang dokter atau tentang penyakit kejiwaan?" Kata Pras sambil tersenyum.

Diana tertawa, "Jangan bercanda, aku serius soal anak-anak."

"Kita lihat situasi dan kondisi mereka dulu dan apakah memang perlu keterangan dokter untuk bisa menuntut Yerry. Dari mereka berlima yang kemungkinan paling terpukul adalah little twins, tetapi jika kita bisa memberi mereka rasa aman dan kepercayaan, kurasa mereka berdua akan lebih mudah menghilangkan rasa trauma itu."

"Sebenarnya yang lebih aku kuatirkan adalah Ara, semenjak kejadian kemarin dia tidak banyak bersuara, hanya mengikuti perkataan Vier dan menjawab seperlunya. Dia seperti sedang menyalahkan dirinya sendiri."

"Pemikirannya sama dengan dirimu, kurasa kamu pasti bisa membuat dia percaya jika kejadian kemarin bukan kesalahannya."

"Kita jemput mereka dan kembali ke hotel saja supaya bisa memenuhi janjiku tadi pagi."

"Janji apa?" Pras tidak merasa atau mendengar Diana memberikan janji pada kelima anaknya.

"Mengijinkan mereka tidur denganku nanti malam."

"Lalu aku bagaimana?"

"Mas Pras malam ini mengalah, tidur di sofa atau di kamar mereka."

"Mami lupa, papi juga mengalami trauma?"

Diana menoleh pada suaminya yang sedang menyetir, "Benar juga karena mas Pras sudah mengakuinya jadi tidak ada alasan untuk tidak ke dokter."

Pras hanya bisa mengacak gemas rambut istrinya, apalagi mereka juga sudah tiba di depan rumah orangtua Diana dengan 5 kurcaci sudah menunggu mereka di sana.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang