Part 61

1.2K 164 8
                                    

"Dia keluar dan bekerja, bukankah hal yang bagus?" Tanya Diana.

Mereka baru menidurkan kelima anaknya dan kembali ke kamar untuk beristirahat, dan tentu saja melakukan kegiatan rutin mereka untuk mengobrol. Pras menceritakan soal dibebaskannya Jenni pada Diana, sudah yakin dengan tanggapan istrinya yang selalu berpikir positif.

"Memang bagus jika dia memang benar-benar sudah menyesal dan tidak berniat melakukan pembalasan."

"Aku hanya heran dengan pemikirannya, dia yang bersalah mengapa harus memikirkan pembalasan? Tapi dari mana mas Pras bisa berpikir dia mau melakukan pembalasan? Dan kepada siapa?"

"Kepadamu atau kepadaku. Awalnya aku juga berpikir dia sudah menyesal dan bekerja dengan baik, tetapi hasil penyelidikan selama dia di penjara dan teman yang sekarang membantunya, membuktikan jika dia sedang menyusun rencana lain."

Pras menceritakan hasil penyelidikan Rey dan Drew pada Diana, membuat Diana berdecak sambil menatapnya tidak percaya.

"Aku pikir hanya ada di drama-drama yang aku tonton, jadi apakah kamu akan kembali memberiku pengawal?"

"Bukan hanya padamu tapi juga pada mereka bertiga jika di luar rumah."

"Keterlaluan jika sampai dia melakukan pembalasan dengan melibatkan anak-anak."

"Otaknya sudah bermasalah, penuh dendam jadi lebih baik berjaga-jaga karena kita tidak tahu apa yang dia pikirkan dan rencanakan."

"Jangan katakan pada mereka bertiga, setelah kasus di Surabaya yang lalu sekarang  mereka baru saja merasa tenang, jika tahu mereka diberi pengawal karena masalah Jenni, aku kuatir mereka kembali ketakutan."

"Yang benar mereka bukan ketakutan tapi menjagamu dengan menempel terus padamu."

"Tepat sekali."

"Walau papi tahu mami tidak akan keluar rumah jika tidak perlu, tapi sampai kita mengetahui apa yang dia rencanakan, papi ingin mami mengurangi untuk keluar rumah apalagi jika mami keluar maka mereka berdua pasti akan ikut."

Diana mengangguk, dia sebenarnya masih tidak habis pikir tentang Jenni, tetapi cerita dari Pras tentu saja bukan cerita karangan, jadi mau tidak mau dia harus mempercayainya.

"Tidak perlu dipikirkan, papi pasti akan menjaga kalian dan tidak membiarkan dia mencelakai kalian."

"Aku percaya, hanya saja aku berpikir jika seseorang yang jahat pada dasarnya jika di penjara apakah akan menjadi bertambah jahat? Bagaimana dengan orang yang ingin berubah menjadi baik? Apakah di penjara mereka tidak diberi kesempatan?"

"Tergantung bagaimana mereka berpikir, tapi untuk Jenni kelihatannya sejak awal dia penjara, dia sudah tidak menyadari kesalahannya dan menyusun pembalasannya saat dia keluar nanti. Jangan dipikirkan lagi, kasihan otakmu."

Diana tertawa, "Apakah kamu tahu putrimu lebih parah dalam hal tidak membiarkan otaknya bekerja?"

"Oh ya? Bukankah dia meniru dirimu?"

"Aku selalu mengingat keperluanku sendiri, dia tadi siang sudah menitip pesan padaku untuk diingatkan soal jadwal kegiatan sekolahnya supaya tidak lupa disampaikan padamu."

Pras tertawa, "Kelihatannya dia bukan hanya menuruni sifatmu tapi juga kecerdasanku."

"Jadi maksud mas Pras, aku tidak cerdas?"

Pras menarik Diana ke dalam pelukannya, "Aku tidak mengatakan hal itu, aku juga tidak meragukan kecerdasanmu."

"Ara bukan menuruni kecerdasanmu tapi kelicikanmu, menggunakan kesempatan yang menguntungkannya."

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang