Part 22

1.3K 197 39
                                    

"Press Confrence?" Pertanyaan itu diajukan oleh Diana tentu saja pada Pras.

"Kamu lupa jika kamu menikah dengan putra tunggal Fred Conor dan juga adalah pendiri, pemilik serta pimpinan DP investment?"

"Mana mungkin aku lupa, jika setelah 18 tahun tidur sendiri sejak menikah setiap pagi aku terbangun dalam pelukan seorang pria. Yang ingin aku tanyakan adalah, apa yang harus kulakukan dan kukatakan di acara itu? Aku tidak pernah menonton apalagi menghadiri yang namanya press conference."

Pras ingin tertawa mendengar perkataan Diana mengenai bangun tidur dalam pelukan seorang pria, karena itulah yang terjadi sejak mereka tidur bersama.

"Tidak ada yang harus kamu katakan, semua sudah dipersiapkan oleh tim PR dari Conor dan DP. Jika nanti ada pertanyaan di luar dari materi, biarkan aku yang menjawabnya."

"Tapi tetap saja aku harus berjaga-jaga, bagaimana jika mereka mengajukan pertanyaan padaku dan aku tidak bisa menjawabnya."

"Jawablah seperti biasa, dengan kepolosan dan keluguanmu."

Diana memukul lengan Pras, "Mas Pras bisa tidak serius, aku benar-benar galau sekarang. Lagian kenapa mas Pras mengatakannya malam ini, aku bisa tidak tidur memikirkannya."

Pras menarik istrinya ke dalam pelukannya, menunduk mencium puncak kepala istrinya, "Tidak perlu galau, aku yakin kamu bisa mengatasinya. Selain itu percayalah, mereka akan melemparkan pertanyaan padaku daripada kepadamu."

"Mengapa bisa begitu?" Diana mengangkat kepalanya membuat wajahnya begitu dekat dengan wajah Pras.

"Karena mereka penasaran bagaimana aku bisa menikah dengan seorang wanita yang berusia 18 tahun." Pras mengakhiri kalimatnya dengan menunduk, mencium lembut bibir istrinya.

Tangan kecil menepuk dadanya dan mendorongnya, "Mas Pras kebiasaan, tidak bisa dikit saja kita saling memandang dengan dekat pasti akan langsung menciumku."

Pras tersenyum, "Karena kamu mengemaskan. Katakan apalagi yang kamu kuatirkan?"

"Aku kuatir jika mereka akan memberi penilaian buruk sama mas Pras. Mereka bisa saja mengatakan mas pedofil, mengatakan mas menipuku atau mungkin mengatakan aku adalah wanita yang menggunakan kesempatan dan mata mas buta."

"Bukankah kamu sudah sering mengataiku pedofil? Soal buta maka artinya aku sudah buta sejak 18 tahun yang lalu. Tapi jika mengataimu sebagai wanita yang menggunakan kesempatan maka mereka harus berpikir ulang."

"Mengapa harus berpikir ulang?"

"Jika mereka mendengar dengan baik apa yang akan dikatakan di sana, mereka pasti akan tahu siapa yang menggunakan kesempatan. Saat itu kamu berusia 3 bulan, aku yang mengambil kesempatan untuk memilikimu, bukan dirimu."

"Benar juga, tapi tetap saja aku takut. Sudahlah dihadapi saja dulu, aku mau tidur."

"Tidak galau lagi?"

"Mau galau atau tidak sekarang aku mau tidur." Pras tersenyum, membiarkan Diana membaringkan diri dan membelakanginya. Pras tetap duduk sambil mengambil tabletnya untuk memeriksa email, sampai dia mendengar napas teratur Diana yang menunjukkan istrinya sudah terlelap, sama sekali tidak seperti dikatakannya jika dia akan sulit tidur karena perasaan galau.

Melihat Diana sudah terlelap, Pras membaringkan dirinya dan tentu saja seperti yang terjadi setiap malam dia akan memeluk Diana dari belakang dan tentu saja paginya saat terbangun mereka akan tidur berpelukan. Lucunya Diana sama sekali tidak tahu jika itu dia masuk dalam pelukan Pras hanya terjadi saat malam pertama mereka, selanjutnya Pras yang menariknya ke dalam pelukannya.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang