Part 17

1.3K 184 14
                                    

"Kamu mengambil cuti pribadimu?" Tanya Jenni yang siang itu menghadap Pras atau Patrick. Pras mengangguk, dia masih fokus membaca berkas yang diserahkan Jenni padanya. Jenni jika sedang berdua dengan Pras selalu menggunakan bahasa santai, mengingat mereka sudah berteman dari jaman kuliah. Jenni tahu Pras selalu menghindari berhubungan dekat dengan wanita dan tentu saja dia dengan senang hati menjadi perisai untuk membantu menjauhkan para wanita tersebut termasuk di kalangan pegawai DP Investment dengan selalu menunjukkan dia dekat dengan Pras.

"Urusan keluarga atau pribadi?"

Pras mengangkat kepalanya, mengalihkan tatapannya dari berkas pada Jenni lalu berkata, "Keduanya dan kurasa aku tidak harus menceritakan atau melaporkan dengan lengkap padamu mengenai urusan pribadiku."

Jenni tahu dia telah melewati batas, dan jika pria dihadapannya sudah menarik garis batas maka dia harus mundur.

"Maaf, hanya penasaran karena kamu tidak pernah mengambil cuti begitu lama."

Pras melanjutkan membaca berkas, Jenni diam hanya memandang pria yang disukainya itu, saat itulah dia melihat ada cincin yang melingkar dijari manis Pras. Otaknya langsung bertanya, apakah dia telah terlambat? Apakah alasan pria idamannya itu mengambil cuti karena menikah? Pertanyaan demi pertanyaan muncul dalam benaknya dan membuat dia bertambah galau.

"Tidak ada masalah dengan laporan ini, kamu bisa mengambil tindakan selanjutnya dan kurasa lebih baik segera diselesaikan."

"Aku berencana untuk terbang kembali ke Hongkong begitu mereka menyetujui penawaran kita."

Pras hanya mengangguk, dia mengambil berkas lainnya dan diberikan pada Jenni, "Perusahaan ini sudah tiga kali mengajukan permintaan kerjasama, aku tidak terlalu berminat tetapi lebih baik kamu kirim tim-mu untuk melakukan riset di perusahaan tersebut."

Jenni membuka berkas yang diberikan padanya, "Aku tahu perusahaan ini, pemiliknya adalah kekasih dari sahabatku, lebih baik alihkan pada tim lain saja daripada nanti menimbulkan konflik."

"Kalau begitu serahkan pada tim Wiz saja, aku akan meneleponnya."

"Terima kasih......"

Pras melihat Jenni, "Ada lagi?"

Jenni terlihat ragu, dia ingin bertanya soal cincin tapi dia juga takut mendengar jawabannya, "Tidak ada, saya kembali dulu." Pras hanya mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Jenni menutup pintu ruang atasannya, melihat Drew duduk di balik meja kerjanya dia langsung menuju ke sana.

"Apakah dia dipaksa menikah oleh keluarganya?" Tanya Jenni, Drew yang mendapat pertanyaan begitu tiba-tiba hanya diam memandang wanita yang berdiri dihadapannya.

"Jangan katakan kamu tidak tahu, aku yakin dia memberitahukannya padamu."

"Maaf, pertanyaan itu adalah pertanyaan pribadi jadi meskipun aku tahu tetap saja aku tidak berhak untuk memberi jawaban." Jawab Drew sambil berdiri dan mengambil beberapa berkas untuk dibawa ke dalam ruangan atasannya.

Jenni hanya bisa menatap kesal pada Drew yang pergi meninggalkannya, meskipun yang dikatakan Drew memang benar. Jenni terpaksa berbalik menuju lift yang akan mengantarnya turun kembali ke ruangannya.

***

"Aku baru akan memanggilmu, bagaimana dokumennya? Apakah Rey sudah memberi kabar, kapan dia bisa menyelesaikan pekerjaannya?" Pras langsung berkata ketika Drew melangkah masuk ke dalam ruangannya.

"Tuan Rey mengatakan jika dokumennya sudah selesai tetapi dia sendiri yang nanti akan mengantarkannya pada anda."

"Kapan dia mengatakannya padamu?"

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang