Part 19

1.3K 187 13
                                    

Yulia akhirnya bertemu dengan calon suami sahabatnya, saat bertemu pertama kali Diana tertawa puas karena melihat Yulia salah tingkah dan Pras hanya bisa menggeleng melihat ulah calon istrinya. Diana kembali mengerjai Yulia, dia sengaja mengajak Yulia ke pusat perbelanjaan di mana hotel Pras berada. Setelah puas berkeliling dan waktunya makan malam, dengan santai Diana mengajak Yulia makan di salah satu resto Korea di sana, hal itu membuat Yulia terkagum-kagum karena Diana jarang sekali mau mentraktirnya di resto seperti itu kecuali mereka bayar sendiri-sendiri.

Yulia harusnya sudah merasa aneh ketika Diana tanpa merasa perlu melakukan pemesanan di petugas depan resto, langsung masuk dan sepertinya dia juga tahu harus ke mana. Tapi belum juga dia bertanya, mereka sudah tiba di meja, di mana seorang pria asing duduk dan sibuk dengan tablet di tangannya.

Pertanyaan tertahan di ujung lidah Yulia, raut wajahnya yang lucu membuat Diana tertawa sambil duduk di kursi samping Pras, membiarkan Yulia tetap berdiri di depannya.

Pras dengan sopan berdiri, mengulurkan tangan pada Yulia yang masih tercengang sampai Diana menepuk lengannya, dia baru sadar dan membalas uluran tangan Pras.

"Mas Pras sudah memesan?" Tanya Diana sambil meraih buku menu.

"Belum, menunggu kalian." Jawab Pras.

Diana mengulurkan buku menu pada Yulia, "Silahkan memesan sesukamu, jangan ragu untuk memilih yang paling mahal mengingat yang bayar adalah bukan orang biasa dan mumpung aku belum menjadi istrinya jadi belum bisa melarangnya menghamburkan uangnya."

Pras tersenyum, senyum yang membuat Yulia tidak berkedip. Jika tadi awal melihatnya Yulia sudah merasa berhadapan dengan seorang keturunan dewa yunani, sekarang saat tersenyum Yulia merasa dunianya berputar.

"Jangan menatapnya terus menerus, nanti kamu bisa patah hati." Kata Diana lagi, perkataan yang membuat Yulia sadar dan menoleh pada Diana.

"Suka sekali kamu mengerjaiku."

"Bukankah sejak kecil sudah begitu, kamu saja yang tidak peka dan selalu terjebak. Jadi sekarang mau milih menu atau tidak?"

"Pilihlah yang kalian suka dan jangan malu untuk makan banyak di hadapanku." Kata Pras.

"Bahasa Indonesia mas, lancar juga." Kata Yulia. Jujur dia terkejut dengan fasihnya pria bertampang asing tersebut menggunakan bahasa.

"Kamu mau memesan atau tidak?" Tanya Diana lagi.

"Tidak sabar amat, tenang saja aku tidak akan mengambil calon suamimu."

"Dia juga tidak mau dengan dirimu." Balas Diana.

Pras melihat interaksi Diana dan Yulia hanya tersenyum, membiarkan kedua wanita  memilih makanan yang mereka inginkan dan mendengarkan mereka mengobrol sambil dia membalas email.

***

Hari ini Putri, Elang dan Diana harus menghadiri penandatanganan surat perjanjian pernikahan, tentu saja mereka sudah tahu tentang hal ini karena Putra juga Pras sudah menyampaikan pada mereka.

Di ruangan itu selain mereka juga hadir Putra, Hartono, Pras, Fred, Kamila dan tiga pengacara, tentu saja satu dari pengacara keluarga Nahendra, satu lagi pengacara Pras dan yang ketiga pengacara keluarga Conor.

Elang dan Putri memang tahu jika Nahendra meninggalkan warisan untuk Diana dan Pras yang akan diberikan ketika mereka menikah, tetapi yang mereka tidak menyangka adalah hadiah pernikahan dari keluarga Conor untuk Diana, apalagi hadiah pernikahan Pras untuk calon istrinya.

Diana yang duduk diantara kedua orangtuanya memandang Pras yang tersenyum padanya. Pras memang sudah menjelaskan jika semua hadiah pernikahan yang dia berikan juga untuk memberi jaminan jika terjadi hal-hal yang di luar dugaan pada perusahaannya, maka hidup Diana dan anak-anak mereka akan tetap terjamin. Tetapi Diana yang berpikir, Pras hanya memberinya uang tentu saja terkejut dengan semua yang dibacakan oleh Rey yang dia tahu selain sahabat Pras juga pengacaranya.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang