Part 12

1.4K 186 7
                                    

Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga, acara dilakukan di hotel tempat keluarga besar menginap, tentu saja Diana dan keluarga ikut menginap di sana. Tidak ada pertemuan pendahuluan, Pras juga sudah dua hari sejak keluarganya tiba tidak diijinkan bertemu dengan Diana, untung saja dia masih diijinkan menelepon atau mengirim pesan. Dia mengajukan keberatan tetapi oleh mami dan om Hartono mengatakan jika dia mau menemui Diana dipersilahkan tetapi acara peresmian pertunangan juga pembahasan pernikahan mereka di tunda satu tahun lagi.

Keluarga Diana makan malam di ruang khusus yang memang sudah diatur dari awal karena akan dilanjut dengan pertemuan keluarga besar Sulistyo, tentu saja pertemuan yang dimaksud berhubungan dengan rencana pertemuan dua keluarga esok hari.

Putra Sulistyo kakak dari Putri, mami Diana adalah yang dituakan atau lebih tepatnya yang akan mewakili keluarga Sulistyo untuk membahas masalah hubungan dua keluarga dengan keluarga Nahendra, meminta semua yang ada di ruangan itu tenang, setelah itu dia memandang Diana.

"Diana, om ingin tanya bagaimana penilaian kamu tentang Pras? Memang kamu baru bertemu dengannya selama seminggu, tapi om yakin kamu sudah bisa menilainnya."

"Mas Pras baik."

"Hanya baik?" Tanya Lila, istri Putra.

"Tampan."

"Hanya tampan?" Tanya Erlangga, putra pertama Putra dan Lila, sepupunya.

Diana menatap para sepupunya yang semua laki-laki yang memandangnya dengan menahan senyum, sebelum Diana menjawab, Putra lebih dulu mengambil alih.

"Kalian semua lebih baik tidak menggoda adik kalian. Diana, pertanyaan om serius, om ingin tahu penilaian kamu pada Pras, tentu saja selain dia baik, tampan, mapan dan juga usianya lebih tua 11 tahun dari kamu."

"Maksud om, bagaimana perasaan Diana pada mas Pras?"

Putra tersenyum dan mengangguk, dia tahu keponakan terkecilnya dan satu-satunya perempuan dalam keluarganya ini masih polos.

"Aku tidak ada rasa tidak suka, tapi karena aku tidak pernah tahu bagaimana namanya suka dengan lawan jenis atau jatuh cinta maka, mungkin aku sulit menjawab pertanyaan om."

"Kamu tidak memiliki rasa tidak suka tapi juga belum menyukainya?"

"Mungkin ada sedikit rasa suka."

"Jadi apakah kamu mengijinkan om mewakili dirimu untuk membahas kelanjutan wasiat eyang Tyo dan eyang Nahendra?"

"Jika yang dimaksud dengan kelanjutan itu adalah soal pernikahan, apakah aku boleh mengajukan persyaratan."

"Katakan apa yang kamu ingin jadikan persyaratan."

"Aku ingin tetap melanjutkan sekolahku sampai selesai. Sayang sekali, aku sudah susah-susah mendapatkan beasiswa harus dilepaskan."

Putra-Lila, Elang-Putri tersenyum, "Tentu saja itu akan kami masukan sebagai syarat, bahkan tanpa kamu memintanya. Tetapi tadi sore sewaktu om bertemu dengan mas Hartono, dia mengatakan jika mbak Kamila berencana menikahkan kalian dalam waktu dekat, apakah kamu bersedia?"

"Mas Pras juga mengatakan hal yang sama, dia juga mengatakan untuk aku tidak perlu memikirkan terlalu jauh karena dia tidak akan melarangku untuk melanjutkan sekolahku, entah di sini atau di sana, semua keputusan dikembalikan padaku."

"Jadi om bisa simpulkan jika kamu tidak keberatan?"

Diana menggeleng, selama satu minggu setiap kali dia ada waktu luang Pras pasti mengajaknya bertemu atau jika dia sibuk mengerjakan pesanan, Pras menemaninya sambil bekerja atau bahkan membantunya. Diana selalu nyaman bersama Pras, entah saat mengobrol atau hanya ditemani.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang