Part 4

1.4K 206 18
                                    

Diana paham kekuatiran kedua kakak dan papi kesayangannya dengan kesehatannya, tapi kejadian sewaktu dia SMP dua tahun lalu adalah kejadian tidak terduga.

Hari itu ada ulangan matematika mendadak di kelasnya, seperti biasa ulangan mendadak membuat seisi kelas panik dan kelas yang sepi menjadi ramai, sampai guru matematika menegur mereka kalas baru menjadi tenang. Diana merasa hari itu hari yang buruk untuknya, tadi pagi dia terlambat bangun karena semalam mengerjakan tugas minggu itu supaya dia memiliki waktu untuk membuat pesanan kue kering. Mami yang melihat dia terlambat, menyiapkan sarapannya untuk dibawa sebagai bekal. Dia tidak sempat makan di mobil karena sibuk mengikat rambutnya yang tidak sempat dia lakukan di rumah, berpikir tiba di sekolah dia akan langsung memakannya, tapi pikiran itu tidak terwujud karena setiba di sekolah, dia sudah dipanggil menghadap guru Bahasa Inggris untuk diminta menjadi wakil sekolah dalam pertandingan antar sekolah SMP Surabaya kota. Saat kembali ke kelas, bel sudah berbunyi dan setelah itu diadakan ulangan matematika mendadak.

Dimulai oleh satu orang yang berhasil menyontek karena tidak siap ulangan, disusul yang lainnya. Kelas Diana bukan kelas elit yang berisi anak-anak pintar atau juara sekolah, kelasnya adalah kelas menengah, tidak semua pandai, menyontek tentu saja hal yang bagi mereka adalah rahasia tahu sama tahu dan mereka tidak akan mengganggu anak-anak yang tidak suka menyontek, tapi kelihatannya kali ini kasusnya berbeda karena memang soal yang diberikan cukup sulit, ketua kelas yang alim saja ikut menyontek dan sebelum contekkan sampai pada Diana, guru matematika menyadari kecurangan mereka. Alhasil mereka satu kelas tidak peduli mencontek atau tidak mendapat sanksi dijemur di lapangan, bahkan saat waktu istirahat hukuman mereka belum dicabut. Berjemur satu kelas disaksikan anak-anak kelas lain tentu saja membuat mereka malu, tapi setidaknya malu tidak mereka tanggung sendiri.

Diana yang hari itu belum sarapan tentu saja dijemur di bawah terik matahari merasa kepalanya mulai pening, tapi dia mencoba bertahan sampai terjadi perdebatan antara teman-teman yang menyontek dan tidak atau belum menyontek. Mereka merasa tidak adil karena tidak terlibat tetapi harus dihukum, keributan yang dimulai dari balas kata, menjadi semakin panas ketika ada yang mengungkit tentang masalah pribadi. Dua orang mulai bertengkar, saling mendorong dan mereka berusaha melerai, termasuk Diana karena dia berada di samping salah satu dari yang bertengkar. Saat dia berusaha menahan teman di sampingnya, temannya itu menghempaskan tangannya membuat Diana terdorong ke belakang. Kondisi pusing dan lemas membuat Diana tidak bisa menahan keseimbangannya, dia jatuh dan parahnya kepalanya terbentur tiang, membuat dia langsung kehilangan kesadarannya.

Saat Diana tersadar, dia sudah berada di rumah sakit dengan papi-mami juga kedua kakaknya berada disekeliling tempat tidurnya. Kejadian tidak sengaja itu membuat kedua kakaknya, juga papinya semakin protektif padanya, sejak saat itu terlambat bangun tidak menjadi alasan Diana untuk tidak sarapan, jika harus sarapan di mobil dipastikan atau dijaga oleh Rian tentunya.

Empat hari di rumah sakit, ditambah 2 hari di rumah, genap satu minggu Diana tidak ke sekolah. Teman-temannya datang bergantian untuk menjenguknya, termasuk Yulia sahabatnya sejak SD yang memang berada di SMP yang sama hanya saja mereka beda kelas.

Menurut Diana kejadian itu benar-benar kejadian tidak terduga, tapi keluarganya semua menganggap itu bukan hanya kecelakaan tapi juga kesehatan atau kondisi tubuh Diana yang sejak lahir selalu sehat. Di rumah sakit dia melalui begitu banyak pemeriksaan, membuat dia hampir setiap hari merengek untuk pulang yang pada akhirnya diijinkan tetapi tetap dengan syarat baru boleh kembali sekolah setelah istirahat di rumah, tentu saja yang dimaksud istirahat adalah tidak menerima kunjungan, mengingat selama di rumah sakit begitu banyak yang datang mengunjunginya, itulah alasan mengapa dia diijinkan pulang, tentu saja supaya bisa istirahat total.

***

Hari ini kedua kakak baik hatinya secara khusus ingin mengantarkannya, dengan tegas dia menolaknya dan tetap minta supir yang mengantarnya, dia tahu niat kedua kakak tercintanya karena itu tadi pagi dia merajuk dan tidak mau berangkat jika kedua kakaknya yang mengantarnya, sampai akhirnya mami mereka mengeluarkan perintah supaya supir yang mengantarkannya ke sekolah.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang