Part 63

1.1K 155 3
                                    

"Dia hanya terluka di wajah?" Tanya Jenni pada orang yang datang melapor pada mereka.

"Ya, saya sudah mencari tahu dan mendengar suaminya menelepon seseorang untuk mencari dokter bedah plastic yang bisa menyembuhkan luka di wajah istrinya."

"Bagaimana dengan keluarganya? Anak-anaknya?" Tanya Eli.

"Tidak ke rumah sakit dan tetap bersekolah. Kata perawat yang berjaga di sana, pasien mengalami shock saat sadar dia tidak ingin anak-anak melihat wajahnya. Tuan Fred Conor dan istrinya datang untuk menjaga dan menemani anak-anaknya."

Jenni dan Eli saling berpandangan, sebelum Eli menyuruh orang suruhannya itu kembali bertugas.

"Kelihatannya dia memang menjadi korban tetapi berita itu ditutup dari media karena luka diwajahnya." Kata Jenni.

"Pantas tidak ada beritanya. Apa rencanamu? Jika kamu mengambil tindakan harus sebelum dia dioperasi."

"Ada kemungkinan dia tidak akan dioperasi di sini. Kamu benar jika aku harus bertindak maka sekarang adalah kesempatan terbaik."

"Kamu akan melakukannya sendiri?"

"Aku ingin memastikan dia benar-benar mati. Dia bisa lolos dari kecelakaan ini benar-benar tidak terduga. Begitu banyak korban dan dia hanya terluka di bagian wajah, kali ini aku akan turun tangan sendiri."

"Kamu yakin?"

"Rumah sakit tempat umum, kurasa lebih mudah menyelinap di sana daripada di rumahnya. Oh ya, apakah ada kabar dari supir itu? Apakah dia tertangkap?"

"Soal itu kamu jangan kuatir, dia tidak akan tertangkap. Kemarin supir itu sudah pergi ke luar kota, aku juga sudah mengirim pada mereka uang pelunasan jadi mereka tidak akan menghubungkan soal kecelakaan itu dengan kita."

Jenni tersenyum puas, sama sekali tidak menyangka jika Eli begitu bisa membantunya, padahal niat awalnya dia hanya ingin mengambil uang Eli untuk bisa melakukan balas dendam, ternyata Eli malah membantunya secara total.

"Aku akan pergi ke rumah sakit sekarang, untuk melihat situasi dan kondisi sambil menunggu kesempatan untuk bertindak."

"Bagaimana jika besok? Hari ini aku ada janji dengan supplier dan tidak bisa dibatalkan."

"Kamu urusan saja pekerjaanmu, aku bisa sendiri dan tenang saja, aku akan berhati-hati."

Eli memandang Jenni dengan perasaan bersalah karena tidak bisa menemaninya, bagaimanapun supplier yang akan dia temui memang penting untuk usahanya.

"Baiklah, kamu harus ingat untuk tetap berhati-hati. Jangan gegabah dan jika tidak mungkin kamu bertindak, kita cari orang yang bisa membantu kita."

Jenni mengangguk, "Tenang saja, aku pasti akan berhati-hati."

***

Yang tidak diketahui oleh Jenni dan Eli adalah, tadi malam supir yang melakukan tabrakan tertangkap di dalam pesawat. Disaat Jenni melihat situasi dan kondisi di rumah sakit, polisi sudah berhasil membekuk komplotan pelaku tabrakan tersebut dan sekarang sedang dilakukan interogasi.

Keberhasilan polisi dalam membekuk para pelaku tentu saja dengan bantuan Pras, Drew dan Rey. Dengan bantuan itu mereka juga mendapat bantuan untuk menjalankan rencana mereka di rumah sakit, polisi tentu awalnya tidak langsung mempercayai laporan mereka tetapi melihat beberapa bukti yang berhasil mereka kumpulkan, polisi akhirnya bersedia bekerjasama.

Jenni yang menggunakan masker berdiri di ujung lorong di mana Pras sedang menelepon di luar ruangan. Jenni tidak mendengar apa yang sedang Pras katakan, tetapi melihat pria itu kerinduannya kembali memenuhi hatinya. Kedatangan asistennya membuat Pras menutup telepon, melihat tidak ada yang mengawasinya Jenni bergerak maju, berdiri di dekat mereka supaya bisa ikut mendengarkan.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang