Part 35

1.3K 176 10
                                    

"Wow..... menjadi nyonya Conor memang berbeda." Kata Yulia, begitu masuk ke mobil.

"Jika yang kamu maksud adalah mobil ini, maka kamu keliru ini ulah mas Dyan dan Rian." Satu minggu setelah pembicaran soal mobil dengan Pras, saat Diana pulang siang itu, sebuah mobil dengan warna pilihan Diana sudah terparkir cantik, bahkan plat nomor sudah terpasang. Diana tidak perlu bertanya, mobil siapa karena dia tahu itu adalah mobil miliknya, sebenarnya salah satu alasan Diana menyetujui membeli mobil karena memang dia merasa dia memerlukannya, perlengkapan dan barang-barang yang harus dia bawa ke sekolah mulai bertambah, selain itu dia juga harus menghemat waktu untuk pergi membeli bahan setelah pulang sekolah karena itu dia tidak lagi menolak dibelikan mobil oleh suaminya.

"Mereka yang memilihnya tapi suamimu yang membayarnya. Jadi hari ini untuk merayakan selamatan mobil barumu, kamu mau mentraktirku makan di mana?"

"Aku mengajakmu pergi untuk menemaniku membeli kado bukan karena merayakan mobil ini." Jawab Diana.

"Sama saja, kamu mau membeli kado buat suamimu dan aku tidak ada keperluan berbelanja jadi makan dan minum hari ini menjadi tanggunganmu, anggap saja untuk membayar jasa konsultasi kado."

"Dasar pemeras." Diana memang meminta Yulia untuk menemaninya pergi mencari dan membeli kado, suaminya minggu depan akan merayakan ulangtahunnya yang ketigapuluh.

"Eh, kamu membelikan suamimu kado tapi bagaimana kamu memberikan kadomu? Kamu kirimkan?"

"Kuberikan secara langsung, untuk apa membuang uang untuk ongkos kirim?"

"Kamu mau ke Vancouver?"

Diana menggeleng, "Mahal tiketnya."

"Lalu bagaimana kamu bisa memberikan secara langsung?"

"Kelihatannya keputusanku tidak mengambil jurusan akutansi memang benar, otakmu terlalu lelah melihat angka sampai tidak terpikir jika aku tidak ke sana bukankah suamiku bisa kemari?"

"Benar juga, mengapa aku bisa tidak terpikir begitu? Dia kemari karena pekerjaan?"

"Tentu saja karena merindukanku, berkali-kali mengatakan dia merindukanku, karena aku tidak bisa ke sana, aku minta dia yang kemari."

"Tunggu....tadi kamu bilang tiket mahal, tapi mengapa kamu bisa memintanya kemari?"

"Tiket memang mahal kalau aku harus membelinya sendiri, tapi kalau dia yang beli jadi tidak mahal."

"Karena pakai uangnya? Memangnya uangnya bukan uangmu?"

"Tentu saja uangnya uangku tapi uangnya terlalu banyak, rekeningku tidak cukup untuk menampungnya." Jawaban Diana membuat Yulia diam memandang sahabat errornya.

"Mengapa memandangku begitu? Aku sudah bersuami, hati-hati dia cemburu dan aku dilarang bersahabat denganmu."

"Aku sedang berpikir jika otakku error karena angka, apakah otakmu error karena terlalu sering bergaul dengan kompor atau oven? "

Diana tertawa, "Otakku tidak error hanya terlalu malas dibuat berpikir masalah yang terlalu berat, salah satunya mengenai kekayaan suamiku."

"Bilang saja kamu sedang menyombongkan diri. Ingat sombong itu dosa."

"Tapi aku tidak menyombongkan diri, aku hanya mengatakan hal sebenarnya."

"Aku jadi penasaran kado apa yang akan kamu belikan buat suami kayamu itu, mengingat kamu begitu pelit. Atau jangan-jangan kamu membeli kado dengan uangnya juga?"

"Tentu saja tidak, suamiku memang kaya dan bisa dengan mudah memiliki apa yang dia inginkan tapi baru kali ini dia menerima kado ulangtahun dariku jadi apapun hadiahnya maupun harganya tidak akan dia pikir atau masalahkan."

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang