Part 64

1.2K 169 3
                                    

Hampir satu minggu Pras tidak meluangkan waktu bermain dengan anak-anaknya, bahkan dia melewatkan langkah pertama little twins, untung saja Diana selalu merekam, mengambil foto untuk dikirimkan padanya. Kesibukan Pras tentu saja tidak hanya soal pekerjaannya tapi juga masalah kasus Jenni.

"Setelah masalah ini selesai, aku akan mengajak mami dan anak-anak pergi liburan." Kata Pras sambil membuka pintu kamar mereka. Pras baru berkeliling mengucapkan selamat malam pada anak-anaknya dan di kamar little twins dia menemukan istrinya baru selesai menidurkan Ken, siputra bungsu.

"Jangan katakan itu pada mereka, aku tidak ingin mereka terus bertanya padaku kapan dan apa yang harus mereka siapkan, padahal pekerjaanmu tidak tahu kapan bisa selesai."

Pras tertawa, "Aku sudah meminta Drew mengosongkan jadwalku saat libur sekolah mereka, janji membawa kalian ke Jepang harus ditepati."

"Aku juga menantikan hari itu."

"Bukankah kita pernah ke sana? Mengapa mami masih menantikannya?"

"Sewaktu ke sana dengan mas Pras aku tidak bisa bermain dengan puas, apalagi saat itu sedang mengandung Ara, semua mainan dianggap berbahaya sama mas Pras."

"Jadi kali ini mau melakukan aksi balas dendam?"

"Tentu saja. Kali ini papi tidak boleh melarang mami naik roller coaster dan sekarang mami juga punya banyak teman bermain."

"Astaga mami.... Teman yang kamu katakan itu adalah anak-anakmu, ingat usiamu."

"Tentu saja aku ingat, aku juga ingat berapa usia mas Pras." Diana menjawab sambil masuk ke kamar mandi membuat Pras mengikutinya.

"Apa maksud kalimat terakhir tadi?"

Diana memandang Pras dari pantulan cermin sambil tersenyum, "Tidak ada maksud apa-apa. Sensitif sekali."

Pras maju dan merangkul Diana dari belakang, "Mengapa suka sekali mengingatkanku soal usia?"

"Siapa yang lebih dulu mulai?" Balas Diana.

Pras mencium leher Diana, membuat Diana yang sedang membersihkan wajahnya langsung berbalik dan mendorong dada suaminya.

"Mau menghukumku? Boleh tunggu sampai aku selesai?" Pertanyaan Diana membuat Pras tertawa.

"Kelihatannya kamu sengaja mengatakannya karena ingin aku menghukummu?"

Diana mengangkat kedua bahunya dan kembali berbalik untuk melanjutkan membersihkan wajahnya. Pras kembali merangkul Diana, kali ini dia meletakkan dagunya di atas kepala istrinya, "Jenni minta bertemu denganmu sebelum dia mau membuat pengakuan."

Gerakan tangan Diana terhenti, perubahan topik suaminya membuat dia masih harus mencerna perkataan suaminya sebelum memberi jawaban.

"Bertemu denganku? Apa hubungan pengakuannya dengan diriku?"

"Sebenarnya aku juga menolak, tapi Rey mengatakan Jenni penasaran dan kita tidak perlu takut karena Jenni tidak akan bisa melakukan apapun dengan kedua tangan terborgol dan ada polisi juga dia yang menemanimu."

Diana membasuh wajahnya, mengambil handuk wajah sebelum menjawab, "Aku tidak takut hanya heran, tapi mungkin dengan bertemu langsung denganku dia bisa menyadari kesalahannya."

"Tidak akan dan semua meragukan hal itu."

"Apakah mungkin dia bisa bebas dengan mengaku mengalami gangguan jiwa?"

"Tidak semudah itu, akan ada banyak pemeriksaan untuk membuktikan dia benar-benar sakit jiwa dan tidak bisa dihukum." Pras sudah melepas pelukannya dan bersandar di meja wastafel.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang