2. Grup chat event pameran

4.5K 582 227
                                    

Info untuk kalian yang mau tau tentang kehidupan Radipta setelah SMA sampai ketemu Renjana sekarang, aku udah upload ceritanya di karyakarsa dengan judul bab 'after ending versi Radipta', linknya bisa cek di bio instagram-ku yaa. (bab itu lumayan penting karena beberapa hal disana ada sangkut pautnya sama cerita Pulang Habis Kelana ini).

Sekian info dari aku, happy reading!

•••

"Terima kasih untuk semua yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk mengurus acara pameran tahun ini. Semoga kita tetap kompak dan lebih baik lagi di event-event selanjutnya. Sekian, selamat istirahat dan selamat siang."

Tepuk tangan riuh memenuhi ruangan terbuka di belakang gedung kampus yang biasa kami pakai untuk rapat ini. Kumasukkan buku notes kecil yang isinya kosong karena untungnya tak ada hal-hal besar yang perlu jadi evaluasi. Yang mengartikan bahwa pameran tahun ini benar-benar berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan.

"Ketua lagi seneng banget, tuh, gue liat-liat."

Kini aku dan Tari sedang jalan beriringan menuju kantin fakultas berada. Sejam lagi ada kelas, jadi kami memutuskan untuk makan siang dulu sebelum digempur mata kuliah 3 jam itu.

"Kenapa?"

"Gara-gara banyak yang daftar UKM."

"Oh, iya?"

Tari mengangguk. "Ketua kita tahun ini mantep, ya, Jan. Tahun-tahun kemarin, mah, ngomong proker doang tinggi-tinggi, dilaksanain juga niat gak niat."

Aku hanya mengangguk-angguk tanpa menanggapi lebih lanjut. Tari gemar nyerocos tanpa tau tempat, takut jika kulanjutkan nanti akan ada orang yang mendengar, mengingat katanya tembok kampus sangat tipis.

Jadi lebih baik hati-hati dalam berucap kalau tak mau tiba-tiba dilabrak. Meski kami sudah bukan maba lagi, aku tetap dalam prinsip tak ingin terlihat menonjol di sebuah lingkungan, apalagi menonjol karena rumor jelek. Mimpi buruk.

"Bentar lagi UAS," Tari meneguk es teh manisnya lalu kembali berucap, "Lo liburan kemana?"

"Balik ke rumah doang paling."

"Bandung?"

Aku mengangguk.

"Lumayan lama, kan, liburnya sebulanan."

"Hm, pengen istirahat aja. Udah lama, kan, gak tidur seharian." ujarku sarkas.

Tugas kuliah bukan main banyaknya. Pun kami lebih banyak tugas praktek yang mana sangat menguras tenaga dan waktu tidur. Seringkali aku dan Tari tertawa bersama ketika berkaca di toilet kampus karena melihat kantung mata menggunung habis mengerjakan tugas yang deadline-nya tidak masuk akal.

"Ya masa sebulan lo mau tidur terus, Jan. Istirahat boleh, tapi produktivitas harus tetep jalan."

Aku melengkungkan sudut bibir ke bawah seraya mengangguk-angguk dengan maksud meledek. Tari yang melihat itu sontak menepuk lenganku dengan ekspresi kesal.

"Serius, nih!"

"Mau ngajakin event apalagi?" tanyaku to the point.

Semenjak kami dua tahun berteman, sudah tak terhitung berapa kali Tari mengajakku untuk ikut menjadi volunteer di event milik teman-temannya. Aku kadang mau saja ikut karena beberapa event diselenggarakan untuk galang dana, tapi bertemu orang-orang yang tak kukenal dan harus berusaha berinteraksi dengan mereka itu sangat berat bagiku. Tari tak begitu kesulitan karena ia memang berjiwa ekstrovert, ia gemar mencari teman sana-sini. Lain halnya denganku yang jiwa sosialisasinya cepat terkuras, yang lebih tertarik pulang ke kos sehabis selesai kelas dibanding ikut nongkrong sampai larut malam dengan anak-anak yang super aktif di kelas.

Pulang Habis KelanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang