Apakah aku boleh menyesal?
Mungkin keputusanku kemarin akan berdampak baik bagi diriku kedepannya, namun sekarang justru aku makin makin makin tersiksa.
Tak terhitung berapa lembar tisu kuhabiskan untuk mengelap air mata. Seingatku kemarin masih sisa setengah, sekarang mungkin tinggal tersisa lima lembar.
Tari mengatakan bahwa keputusanku sudah benar, tak perlu ada penyesalan. Namun tetap saja, aku terus berpikir apakah aku salah? Apakah aku harusnya bisa mengerti keadaannya? Apakah aku harusnya bersabar saja?
Kavi sempat tak terima dengan keputusanku, namun ia juga tak memaksa apabila aku keberatan. Ia hanya diam setelah aku mengatakan ingin putus sampai aku akhirnya pergi dari sana, meninggalkan ia sendirian supaya setidaknya ia bisa berpikir.
Ia mengirimiku banyak pesan setelah itu dan belum ada yang kubalas.
Padahal aku yang minta putus, namun justru aku agak kecewa ketika ia akhirnya menerima keputusanku. Apa ia memang menunggu momen ini? Kenapa ia tidak menentang keputusanku setidaknya selama beberapa hari?
Ting!
Notifikasi pesan dari grup kelas muncul di layar ponselku. Ketua kelas mengabari bahwa deadline tugas praktik kesekian sudah hampir dekat.
Aku hanya bisa menghela nafas panjang. Kupikir tak ada waktu untuk merayakan momen patah hatiku. Banyak tugas yang memanggil minta diselesaikan yang mana rata-rata pengerjaannya bisa memakan waktu sampai berhari-hari.
Ting!
Satu notifikasi muncul lagi di layar, namun dari grup yang berbeda
Surprise Nindya ✨✨✨
Itu nama grup yang dibuat oleh Kaivan yang membuatku agak kebingungan ketika aku dimasukkan secara tiba-tiba barusan.
Tari: grup apa, nih?
Sempat aku cek siapa saja anggotanya. Ternyata hanya berempat. Aku, Tari, Kaivan, dan Radipta.
Kaivan: Nindya hari ini ultah hehe, jadi gue kepikiran mau surprisein bareng kalian. boleh, kan?
Renjana: oh pantesan snapgramnya pada ngucapin tadi gue liat.
Renjana: mau surprise gimana, Van? lo ada ide?
Kaivan: gue agak malu sih ngomongnya wkwk.
Kaivan: tapi tadi udah kong kalikong sama Radipta buat booking salah satu saung paling belakang buat ngerayain nanti malem.
Kaivan: terus rencananya gue mau nembak dia.
Kaivan: makanya mau minta tolong banget, nih, sama kalian.
Tari: WOI SERIUS??
Tari: gue udah curiga sih dari kemarin-kemarin kalo lo ada apa-apa sama Nindya...
Renjana: LUCU BGTTT
Renjana: lo kasih tau aja, Van, kita harus ngapain nanti. gue gak mau ngelewatin sesi lo nembak Nindya 😋
Tari: janji gak iri, Jan?
Kaivan: iri gimana wkwkw kan Jana jg punya pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang Habis Kelana
Teen Fiction[Bagian kedua dari kisah Satu Cerita Untuk Kamu] Semuanya mereda dan berjalan semestinya, hingga Renjana bertemu Kavi Yogaswara. Lelaki dengan segala kebaikannya. Kavi punya semua, apapun yang Renjana butuhkan. Menjadikan keduanya saling mengagumi d...