12. Keputusan paling baik

2.8K 383 56
                                    

POV Radipta part 3 udah aku up di karyakarsa yaa, jangan lupa akses di sana dengan klik link di bio Instagram aku, atau cari username ku langsung di aplikasinya @baeforlyfee

Happy reading!

•••

"Sejauh ini gimana?"

"Ya, masih gitu-gitu aja."

"Belum dapet sama sekali jejaknya?"

"Katanya kemungkinan besar dia ke luar pulau. Keluarganya juga kelimpungan. Semua gak ada yang bisa hubungin."

"Cepet banget lagi ini kabarnya nyebar," Kavi menunjukkan layar ponselnya. "Udah masuk twitter aja."

Disitu tertulis sebuah utasan yang berisi kronologi kasus penipuan Abi. Kulihat beberapa balasannya pun banyak yang mengenalnya. Ternyata bukan hanya dalam kampus, tapi ia juga popular di organisasi-organisasi luar.

"Kamu masih sedih?"

Aku menggeleng. Entahlah. Kupikir sudah tak ada guna untuk menangisi dan meratapi hal itu. Aku hanya berharap Abi cepat ditemukan dan masalah selesai. Kalaupun uangnya tak dikembalikan, tak apa, aku sudah ikhlas.

"Aku free rabu. Mau jalan?"

"Temen-temen aku ngajakin ke dufan. Katanya juga mau sekalian ngehibur aku biar gak kepikiran terus."

Sayang sekali. Padahal Kavi jarang ada hari kosong.

"Oke. Gak apa. Kita masih bisa jalan nanti-nanti." ucap Kavi tanpa rasa sesal.

Setelah kupikir, akhir-akhir ini rasanya aku jarang sekali mempunyai waktu untuk bertemu Kavi. Aku terlalu sibuk dengan kegiatan sendiri dan tanpa sadar tak memedulikan apa kegiatannya beberapa minggu kemarin.

Kulirik ia dari samping. Raut wajahnya tampak biasa saja, sikapnya pun masih sama saja sedari pertama kali kami memutuskan untuk berhubungan.

Sepertinya Kavi bukan termasuk laki-laki yang gampang bosan-aku juga meyakini demikian-ia hanya diam, diam, dan diam disaat aku sibuk sendiri dan tak menghubunginya. Padahal, kan, tak apa untuk menegurku sesekali. Kalau begini aku jadi merasa bersalah walaupun mungkin ia mewajarkan.

"Lusa kamu libur, kan? Kita sorean piknik ke taman kota aja abis aku kelas."

Kavi menyunggingkan senyum seraya mengangguk.

"Oke, makasih udah mau luangin waktu."

Kalimat singkat yang mungkin bagi orang sepele, namun sangat berkesan bagiku karena tak semua orang mengerti seberapa berharganya waktu.

•••

"Ini naik ojol, kan?"

"Pesen mobil yang XL, Nay," seru Nisha.

"Oke," Nayya mengutak-atik ponselnya sementara aku masih membantu Puspa mengenakan hijab. "Udah deket, nih. Yuk siap-siapnya dipercepat,"

Kami semua kelabakan. Tak lagi saling membantu, kini kami sibuk dengan barang masing-masing. Aku mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru isi kos untuk memastikan tak ada barangku atau barang teman-temanku yang tertinggal.

"Udah semua, kan?" tanyaku setelah mengunci pintu kosan.

"Udah, udah," ucap Nayya seraya tergesa-gesa turun ke lantai satu.

Kami pun mengikuti langkahnya sampai tiba di depan gang dan masuk ke dalam mobil yang tadi sudah dipesan.

"Heru udah berangkat belum, ya?"

Pulang Habis KelanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang