:: Bab IX ::

1.1K 112 12
                                    

"B-bim, ini buat lo. Happy... valentine's day."

Tangan gemetar Flo mengulurkan satu batang mawar merah gelap yang terikat pita merah muda kepada laki-laki di hadapannya. Sama seperti bunga itu, wajah Flo turut bersemu. Tempo aliran darahnya melonjak hingga menciptakan sensasi panas, ditambah jantung yang ritme detakannya tak lagi seirama.

Ini akan menjadi hari paling bersejarah untuk Flo.

Begitu bunga pemberian-nya diterima, ada perasaan senang yang membuncah di dalam hati, seperti letupan kembang api. Namun, tak mungkin baginya untuk menunjukkan perasaan itu sehingga Flo hanya bisa meremas rok berpola kotak-kotak navy selutut yang ia pakai hari ini.

"Thanks, Flo."

Bima, atlet taekwondo muda kebanggaan SMP Bina Bangsa itu mengumbar senyum yang begitu manis. Barisan gigi yang rapi nan putih menyertai lengkungan mata yang membuatnya tampak menggemaskan. Belum lagi dengan pipi kemerahan karena hawa panas siang itu. Flo sampai harus menelan ludah saat tak sengaja melirik seragam Bima yang basah oleh keringat menjiplak tubuh atletisnya yang hampir terbentuk.

Dengan penampilan sempurna untuk ukuran anak 16 tahun sepertinya, tak salah bila Bima dinobatkan sebagai most wanted oleh hampir seluruh siswi di sekolah. Baik kakak kelas atau adik kelas pun akan langsung jatuh cinta padanya lewat pandangan pertama. Apalagi, dia friendly ke semua orang. Tak akan ada yang bisa menolak seluruh pesona yang Bima punya.

Dan Flo menjadi salah satu dari sekian ratus siswi yang terjerat pesona pemuda itu. Saking kencang jeratan pada hatinya, membuat Flo nekad memberikan bunga mawar merah gelap yang terkenal sakral dihari perayaan valentine di sekolah mereka.

Valentine menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua penduduk sekolah. Karena di hari khusus itu, jam pelajaran sengaja ditiadakan dan guru memperbolehkan siswa-siswi untuk merayakan hari kasih sayang itu bersama teman-teman, guru kesayangan, atau bahkan karyawan sekolah yang akrab dengan mereka.

Tradisi memberikan bunga adalah tradisi yang tak pernah absen dalam perayaan valentine. Bunga mawar adalah bunga yang digunakan dalam tradisi ini. Hanya saja, warna dari bunga mawar itu sendiri yang memberikan makna berbeda. Tergantung niat dan tujuan si pemberi bunga.

Warna putih sebagai simbol terima kasih, warna kuning sebagai simbol persahabatan, warna merah muda sebagai simbol kekaguman, dan yang paling bermakna adalah warna merah gelap yang menyiratkan cinta mendalam.

Bima masih tersenyum, menatap bunga pemberian Flo. Di antara berpuluh-puluh tangkai bunga yang Bima terima, hanya milik Flo yang berwarna merah gelap dan hal itu sukses menyita perhatian anak-anak yang tak sengaja melewati mereka.

Seketika, Flo dan Bima menjadi objek yang dikelilingi orang-orang yang takjub sekaligus penasaran. Mengacungi jempol untuk keberanian Flo memberikan bunga mawar merah gelap, mereka pun penasaran dengan bunga mawar warna apa Bima membalasnya.

Flo benar-benar gugup hingga perutnya terasa melilit. Seandainya ia punya mesin waktu, ia ingin mempercepatnya untuk tahu balasan apa yang akan Bima beri.

Namun, sesaat kemudian, Flo merubah keinginannya. Ia ingin punya mesin waktu, tapi untuk memutar kembali waktu agar ia tak perlu melakukan kegilaan yang hanya membuatnya malu.

Setangkai bunga mawar putih diambil oleh Bima di antara puluhan bunga mawar yang ia peluk saking banyaknya. Disertai senyum yang sama, diulurkannya bunga itu kepada Flo.

"Ini buat lo. Happy valentine's day, Flo."

Tarikan napas kaget mengelilingi Flo. Tatapan dari mata membelalak semua orang seakan memancarkan cahaya laser yang membuat Flo mengecil di antara mereka.

Angry Om is My Housemate [ C O M P L E T E ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang