:: Bab XXIII ::

1K 107 6
                                    

Choi Nakta — One Step Closer

from

tvN My Roommate is Gumiho OST

as

6th BST of 'Angry Om is My Housemate'

Selesai dengan agenda sarapan, Flo menumpuk piring-piring kotor dan juga gelas menjadi satu agar mudah dibawa ke wastafel. Tugas ini bukanlah sesuatu yang sulit. Ia terbiasa melakukannya sendiri.

Namun, entah ada angin apa, Ranggi tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya lantas mengambil alih tumpukan piring dan gelas kotor itu. Padahal, Flo tak pernah minta untuk dibantu.

Ranggi bilang, Flo bisa mengerjakan tugas yang lain, seperti menyimpan lauk yang tersisa untuk makan siang lalu mengelap meja makan. Setelahnya, dia nyelonong pergi bahkan tanpa memberi Flo kesempatan untuk menolak bantuannya.

Terpaku pada punggung Ranggi yang menghilang di balik tikungan dapur, Flo kesulitan menahan kedua sudut bibirnya agar tak membentuk senyum. Selalu begini, terhitung sejak ia melihat Ranggi yang akhirnya kembali ke rumah. Flo sampai harus mengulum bibirnya sendiri agar tidak kelepasan melempar senyum kepada pria itu sembarangan.

Dan berhubung pria itu tidak ada, Flo bisa bebas menguntai senyum. Perutnya seperti taman bunga yang dikerubungi kawanan kupu-kupu. Sensasi menggelikan terasa menyenangkan di saat bersamaan.

"Ana apa, Nduk, senyam-senyum?"

— (Ada apa, Nduk, senyam-senyum?)

Flo menghapus senyumnya secepat kilat tatkala si Mbah kembali ke meja makan tanpa pemberitahuan. Tertangkap basah membuatnya menoleh canggung.

"G-gak ada apa-apa, kok, Mbah."

"Yakin? Apa karena Ranggi wis bali? Seneng, kan, kamu?"

— (Yakin? Apa karena Ranggi sudah pulang? Senang, kan, kamu?)

"M-mana ada!" Flo mengelak dengan payah. Meski meragu Mbah percaya, setidaknya Flo sudah berusaha. Ia tak ingin wanita tersebut mengetahui isi hatinya sekarang.

Untungnya, situasi yang menyudutkan Flo secara sepihak itu bisa berakhir berkat ketukan pintu. Begitu ia hampiri, ternyata Pak RT yang bertamu.

"Jam 8 malam nanti ada bazaar dan pasar malam di lapangan desa. Flo sama Mbah Karsih datang, ya. Oh, ya. Ajak Mas Ranggi jangan lupa."

Undangan tersebut langsung Flo sampaikan pada si Mbah. Ia pun jadi mengerti, mengapa beberapa hari belakangan ini ada banyak mobil bak yang hilir mudik ke arah lapangan desa.

Si Mbah kelihatan antusias, "Mayuh, mengko bengi kita maring lapangan, ya."

— (Ayo, nanti malam kita ke lapangan, ya.)

"Emang ada apa Mbah?"

Tiba-tiba Ranggi bergabung. Flo pun memantau kehadiran pria itu. Dia sedang mengeringkan tangannya yang basah dengan tisu.

Angry Om is My Housemate [ C O M P L E T E ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang