:: Bab XL ::

1.6K 80 4
                                    

Kei of Lovelyz — Love Like That

from

KBS2 TV Oh My Venus OST

as

10th BST of 'Angry Om is My Housemate'

Gips memang sudah dilepas. Tapi, bukan berarti Ranggi bisa langsung bergerak bebas, seperti sedia kala. Langkahnya masih tertatih-tatih. Apalagi setelah dibuat naik tangga untuk mencapai lantai 4 yang tinggi.

Sekuat tenaga ia menahan nyeri walau kakinya terasa gemetar. Namun pada akhirnya berakhir kehilangan keseimbangan, yang untungnya dengan sigap ditahan oleh Flo. 

Flo langsung menuntunnya duduk di bangku terdekat. Taman kampus menjadi latar mereka untuk bisa bicara empat mata. 

Gadis itu sempat pergi beberapa saat, sebelum akhirnya kembali dengan dua botol minuman isotonik di tangan. Salah satunya diberikan kepada Ranggi dan setelah ia menerima, Flo pun duduk di sampingnya. Ada jarak yang terbentang lumayan luas di antara mereka.

"Kaki Mas Ranggi kenapa? Mas Ranggi baik-baik aja, kan?"

Pertanyaan beruntun itu menjadi pembuka percakapan. Ranggi yang mulanya berpikir kalau Flo akan menodongnya dengan emosi atau bahkan mengusirnya untuk pergi, dibuat takjub dengan cara gadis itu mengkhawatirkannya. 

Tangan Ranggi bergerak mengusap lututnya yang mengalami retak parah akibat pukulan membabi buta dari Bima waktu itu. Ia pun mengulas senyum simpul, "Bekas kecelakaan kecil. Sekarang udah baik-baik aja, kok."

"Bohong," celetuk Flo, melirik Ranggi dengan bola mata berputar malas. Atas reaksinya itu, Ranggi justru mendengus geli. Sejurus kemudian memilih untuk membeberkan fakta, "Ini... hukuman buat nebus kesalahan saya ke Bima dan teman kamu 7 tahun yang lalu."

Mengubah cara pandangnya, Flo diliputi rasa penasaran yang besar. "Maksudnya?"

"Ah, bocil mana bisa ngerti," ledek Ranggi, mencoba mencairkan suasana yang terasa canggung di antara mereka. Sementara yang jadi sasaran hanya bisa mencebik pasrah. 

Ranggi mengurut satu persatu jari jemarinya sendiri sebagai pengalih dari kegugupan yang menggulung hatinya. Ia benar-benar tak tahu harus mulai dari mana. Seandainya tatapan penuh rindu yang ia tujukan kepada Flo mampu membantunya mengatasi masalah, ia tak perlu repot-repot menjelaskan.

"Mas Ranggi apa kabar?"

"Kamu apa kabar?"

Karena tak ada aba-aba, suara mereka pun bertabrakan. Pertanyaan yang sama tertuju pada diri satu sama lain. Ranggi dan Flo merasakan suasana menjadi jauh lebih canggung dari pada sebelumnya dan hanya mampu meringis dalam diam.

Flo menelan liur, berharap kegelisahan itu ikut tertelan. Jantung yang berdegup kencang ditambah perut yang serasa diremas membuat dirinya tak tenang. Sehingga wajar jika ia tidak bisa duduk nyaman dan berulang kali menghela napas panjang. 

"Kamu apa kabar, Flo? Kenapa... gak bilang ke saya kalau mau balik ke Jakarta?"

Pertanyaan yang Ranggi lontarkan tentu tak bisa Flo abaikan. Tanpa membalas tatapan pria itu, ia memaku pandang pada sekawanan burung yang sedang beristirahat di ranting pohon besar di hadapan mereka. 

Angry Om is My Housemate [ C O M P L E T E ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang