"Sekarang, mari kita dengar sepatah dua patah kata dari bintang utama kita hari ini. Kepada Mas Bima, dipersilahkan."
Tepuk tangan yang ramai mengantar setiap langkah Bima ke depan ruangan. Netranya menyebar pandangan ke setiap orang yang sudah menjadi rekan kerjanya selama setahun belakangan.
Ada banyak kenangan yang tercipta di antara mereka. Susah senang mereka lalui bersama. Kendati demikian, Bima tak punya banyak pilihan. Lagipula, setiap perjumpaan pasti ada perpisahan, kan?
"Yang pertama, saya mau minta maaf sebesar-besarnya untuk semua kesalahan saya selama memimpin kalian. Saya sadar saya cuma manusia biasa yang gak luput dari kesalahan, baik yang disengaja ataupun gak. Saya juga masih dalam proses belajar dan ini adalah kali pertama saya memimpin orang sebanyak kalian, jadi tolong maklumin, ya. Terutama untuk team leader dan manager yang lebih senior dari saya, saya mohon maaf sekaligus berterima kasih atas kerja sama-nya."
Bima terkekeh di akhir kalimat. Ia melambaikan tangan pada orang-orang yang ia maksud dan langsung disambut dengan tepuk tangan yang lebih meriah.
Setelah membersihkan tenggorokan, ia melanjutkan kata-katanya, "Mohon maaf kalau saya sering galak sama kalian, sering bikin kalian jengkel dengan beban kerja yang mungkin terasa gak adil, dan sering merepotkan kalian. Maaf juga kalau bercandaan saya di grup Whatsapp itu garing. Soalnya, saya gak begitu jago bercanda sebenarnya."
Semua orang tergelak oleh kepolosan Bima. Pria itu ikut mentertawakan dirinya sendiri, sebelum akhirnya menarik napas yang terasa berat.
"Yang kedua, saya mau berterima kasih banyak untuk kesempatan besar ini. Di saat banyak orang meremehkan kemampuan saya, bahkan termasuk saya sendiri, kalian mau membantu saya untuk yakin kalau saya bisa sampai akhirnya kita berdiri di titik ini sekarang. Tembus 10.000 pendaftar untuk semester depan itu adalah pencapain besar yang gak pernah saya sangka sebelumnya. Dan ini berkat kerja keras kalian juga."
Gerak tangan Bima turut membantunya dalam menyampaikan rasa terima kasih yang besar untuk semua orang di sana. "Terima kasih banyak untuk anak-anak lama yang mau menerima kehadiran saya, dan juga untuk anak-anak baru yang bersedia untuk bekerjasama dengan saya. Bagi saya, kalian udah kayak keluarga dan saya harap kita akan selamanya seperti itu, ya. Tolong, jangan kick saya dari grup soalnya selain kita bisa tetap terhubung, saya juga belum sempat save sticker-sticker lucu yang sering dikirim anak PR."
Dengan gurauannya, Bima berhasil mencairkan suasana yang sempat terasa suram dan haru karena kepergiannya. Ia meyakinkan semua orang yang hadir di hari terakhirnya bekerja ini bahwa dirinya tak akan benar-benar pergi. Ia hanya pindah ke Singapura untuk fokus pada program magisternya di sana.
Sejujurnya, berat untuk Bima. Purwokerto baginya bukan hanya tentang kerja kerasnya selama di Lembaga Tutor Gemilang. Namun juga tentang pertemuannya kembali dengan Flo setelah bertahun-tahun hanya bisa menanti keajaiban.
Sejurus kemudian, Bima sadar bahwa mengenang Flo tak akan ada faedahnya. Gadis itu sudah bahagia bersama Ranggi, dan ia sudah berikrar bahwa ia akan berbahagia juga atas hubungan mereka.
Tak mau tenggelam dalam kesedihan berkelanjutan, Bima buru-buru mengakhiri sesi-nya. Sementara agenda itu berlanjut ke sesi ucapan-ucapan dari team leader, manager, serta perwakilan staff dan tutor yang lain, Bima menaruh bokong di kursi kosong tepat di samping Mawar.
Gadis itu menyenggolnya, "Bisa kali, ya, gue samperin lo pas udah di Singapura nanti."
Bima pun memperbolehkan, "Asal biaya pesawat dan akomodasi ditanggung sendiri."
"Gak asik, deh, lo, Bim. Lo, kan tinggal di apartemen. Masa gue masih harus nginep di hotel?"
Ditemani tangan yang bersilang, Bima menggeleng, "Bukan mahram, ukhti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Angry Om is My Housemate [ C O M P L E T E ]
RomanceGagal lulus tepat waktu karena harus mengulang sidang skripsi adalah cobaan yang tidak pernah sekalipun ingin dicoba oleh Floretta. Kepalang stress karena harus tambah semester sementara Bapak-nya pensiun di saat bersamaan, membuat Flo sangat terpur...