3. Cowok Itu Pacar Lo?

165 19 152
                                    

3. Cowok Itu Pacar Lo?

***

'Seperti apa serunya berteman?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Seperti apa serunya berteman?'

♡♡♡

"Ra!" panggil Nadya dengan wajah seolah-olah menggoda Adira. "Gue sudah tanya ke kelas sebelah."

Adira mengerut kening bingung. "Tanya apa?"

"Nama cowok baru itu. Gue sudah tanya anak kelas dia. Ternyata, nama dia-" Dengan sengaja Nadya menjeda ucapannya barusan, pandangannya tak lepas dari berbagai ekspresi yang dikeluarkan Adira.

"Siapa memang?" tanya Adira dengan wajah ingin tau.

"Cie, cie, ada yang pengen tau rupanya," sindir Nadya masih dengan ekspresi menggodanya. "Nama dia Tama, Ra."

Adira memalingkan wajah kesal. Padahal dia hanya ingin tau saja, tak lebih dari itu. Menurutnya cowok baru yang bernama Tama ini tidak terlalu ganteng. Masih banyak jauh di atasnya. Tidak mungkin bagi Adira menyukai Tama yang masih baru dilihatnya.

"Aku cuma ingin tau saja. Nggak lebih dari itu," balas Adira sekenanya.

"Yang bener, Ra?" ucap Ressa sembari memajukan wajahnya mendekat ke wajah Adira.

'Mau ngapain sih, ini bocah.' batin Adira sembari menjauhkan wajahnya dari hadapan Ressa. Takut-takut Ressa ini lesbi, dan melakukan hal aneh nanti. "Lo ngapain?"

"Gue yakin lo suka sama Tama. Sebagai tim Tamadira, gue menanti lo buat jujur sama perasaan lo ke kita." Ressa menjauhkan wajahnya lalu tersenyum lebar ke arah Adira.

'Gila mereka. Aku kan sudah jujur, apalagi yang dijujurin coba?' kesal Adira dalam hati. "Dahlah, terserah kalian berdua. Aku balik ke kelas saja."

Adira bangun dari posisi duduknya, lalu beralih melenggang pergi. Sementara Ressa dan Nadya hanya cekikikan berdua, tak lupa ber-tos senang. "Rencana berhasil!"

Adira menghela nafas lelah melihat Ressa mengoceh sedari tadi. Bahkan, ocehannya hampir setara dengan Ibu Dud yang mengajar matematika sekarang. Tipe Ibu Dud ini sedikit lain, bukan garang, lebih tepatnya pilih kasih. Di mana guru itu hanya mendengarkan murid pintar bertanya. Lalu, bagaimana dengan murid bodoh seperti Adira? Ibarat kata, yang bodoh tambah bodoh. Yang pintar tambah pintar. Belajar macam apa ini?

"Nadya sialan! bilangnya bentar ke toilet. Lah, ini malah nyasar ke kantin," gerutu Ressa dengan wajah masam. Tangannya ikut handil memperlihatkan ponselnya yang menampilkan chat-an dari Nadya. "Gak ngajak-ngajak lagi."

"Makanya, tadi ikutan ku bilang. Lo sih, pake acara mager tadi," balas Adira tak tahan. Dia benar-benar muak dengan gerutuan Ressa terus-terusan merusak nutrisi gendang telinganya.

2019 Crush Diary [ END√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang