10. Makasih Kamma!
***
Sebelum membaca lebih jauh ....
Selamat hari raya Idul Adha, guyss!! Bagi umat muslim! 🙏
'Bahkan, aku sudah jatuh cinta duluan, sebelum mengenalmu lebih dalam.'
***
Adira berbaring terlentang di atas kasur. Menengadah dengan tangan terangkat ke atas, seolah menghalau cahaya lampu yang ada. Perhatian lekatnya tak terusik sama sekali. Baginya, jari-jari tangan adalah sesuatu penting tak bisa dilewatkan sama sekali.
Adira menghela nafas gusar, tangan satunya terangkat dan menetap di dada. Keningnya sekali-kali mengernyit bingung di tengah perasaan yang melanda.
Entah jorok atau apa? Sejak pulang sekolah, hingga malam tiba. Gadis itu belum mengganti pakaiannya sama sekali. Awalan hanya ingin melepas lelah sejenak, sekarang berakhir dengan rasa malas menggoyak diri— untuk bangkit saja rasanya enggan.
"Nggak bisa gini!"
Gadis itu beranjak bangun dari posisi, lalu berlari ke kamar Bima. Rautnya yang cerah semula, berubah menjadi sedih. Rasa sedih yang diakibatkan oleh apa? Belum jelas pasti.
Tanpa salam dan sopan santun, Adira menendang pintu kamar Bima—hingga menimbulkan bunyi yang begitu keras. Sedangkan Sang pemilik kamar tampak biasa saja, tetap fokus bermain play station.
"Kakak—" rengek Adira dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa lo? Jangan mulai, deh!" Tanpa mengalihkan pandangan dari permainan Bima berucap heran.
"Kakak, jangan main terus." Adira yang melihat sikap Bima seketika terisak. Entah bagaimana? malam ini hatinya terasa sungguh cengeng.
Bima menghela nafas, dengan raut penuh keterpaksaan cowok itu menghentikan acara bermainnya. "Kenapa lagi, Ra? Kenapa lo tiba-tiba cengeng gitu? Ayo sini, gue peluk!"
Adira yang masih berdiri di ambang pintu, mendekat sesuai perintah Bima. "Kak Bima ...."
"Kenapa, hmm?" tanya Bima setelah mendapat pelukan, tangannya dengan lembut mengelus rambut Adira.
"Jantung aku kenapa ya, kak?"
"Kenapa apanya? Lo baik-baik saja 'kan?" Bima merenggangkan pelukan, menatap Adira dengan wajah khawatir. Takut-takut gadis di depannya ini mendapat penyakit serius.
"Jantung aku berdebar terus, kak. Tadi juga gitu, gara-gara satu cowok. Aku nggak sakit jantung 'kan kak? Aku nggak bakal mati, 'kan kak?" jelas Adira dengan isakkan yang mulai berhenti.
Bima melongo. Jadi, gadis ini menangis cuma gara-gara ini?
"Polos sama bego ternyata beda tipis." Bima menggeleng heran. Perasaannya cukup lega saat tau ini bukan masalah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
2019 Crush Diary [ END√ ]
Romance[Juara 8 Glorious Writing Contest] Tidak semua jatuh cinta bermula dari fisik. Contohnya Kamma, cowok populer dengan kepintarannya malah menyukai gadis bodoh dan tidak peka seperti Adira. Namun, siapa sangka? Adira justru jatuh cinta pada cowok baru...