13. F1 - F2
***
'Sesulit apapun memecahkan soal fisika. Lebih sulit, memecahkan hatimu yang tak pernah memandangku.'
♡♡♡
"Jadi, bagian mana yang enggak lo ngerti?" tanya Kamma memulai pembelajaran. Ekspresinya mulai serius dengan tangan kanan menumpu dagu, tatapannya enggan menjauh dari mimik wajah Adira.
"Semuanya, deh."
Kamma menggeleng heran. "Ternyata Dirdir gue, lumayan bego."
"Ih, Kamma. Lo nyebelin banget sih!" Gerutu Adira sembari melayangkan pukulan ke arah Kamma. "Fisika tuh yang sulit. Makanya aku nggak paham."
"Iya deh, gue percaya. Tapi ... selagi lo bisa berjuang, pasti bisa. Enggak ada hasil yang membuat kecewa."
Adira tertegun mendengar itu. Tidak ada hasil yang membuat kecewa? Hmm ... sepertinya kata itu benar. "Wihh, kok Kamma bisa puitis? Semakin keren lo Kam. Keren, keren."
Kamma mengulum senyum. Rasanya, ucapan Adira tadi membuat dirinya malu setengah hati. "Sudah, sudah. Ayo fokus!"
"Oke, gue mau tanya, lo hafal rumus hukum newton 'kan?"
"Lumayan," jawab Adira ragu. Ingatannya yang sulit menangkap, membuatnya sering lupa. Itu semua bukan tidak ada penyebabnya. Tapi … ada hal yang belum Adira ungkap di sini. Sebuah rahasia yang membuatnya tak pernah pintar dari segi akademik. Mungkin, lain kali Adira akan mencoba bercerita.
"Coba." Tantang Kamma dengan wajah ingin tau.
"Hukum newton 1, £F = 0. Hukum newton 2, £F = m. a. Hukum newton 3, F aksi = -F reaksi. Gimana benar, nggak?"
Kamma tersenyum, tangannya menepuk puncak kepala Adira lembut. "Bagus, Dirdir gue memang pintar."
"Ish, nggak perlu ngeledek. Aku tau, aku bodoh." Dengan wajah kesal, Adira mengambil satu buku tulis lalu menulis rumus yang diingat tadi. Sayang sekali, ilmu yang di dapat akan lupa jika tidak dicatat.
"Karena lo sudah tau rumus. Kita lanjut ke soal. Humm ... gimana kalau ini?" Kamma menunjuk satu soal yang tertera di antara kumpulan soal yang ada. "Dua orang anak, A dan B saling mendorong pintu. A membuka dengan gaya 400 N dan B menutup dengan gaya 350 N. Berapa besar resultan gaya yang dialami pintu dan ke mana arahnya?"
Adira mendesah gusar. Kepalanya menjadi kusut seketika, membaca soal yang ada. "Aku nggak bisa. Aku nyerah."
Tuk
Suara pukulan penggaris plastik mengenai kepala Adira. "Hei, bangun! Ini baru soal pertama Dirdir. Lo harus serius belajarnya!"
"Tapi … kepala aku pusing lihat soalnya," sungut Adira.
KAMU SEDANG MEMBACA
2019 Crush Diary [ END√ ]
Romance[Juara 8 Glorious Writing Contest] Tidak semua jatuh cinta bermula dari fisik. Contohnya Kamma, cowok populer dengan kepintarannya malah menyukai gadis bodoh dan tidak peka seperti Adira. Namun, siapa sangka? Adira justru jatuh cinta pada cowok baru...