32. Pesona Gue Itu Nyata, Sayang!

31 5 0
                                    

32. Pesona Gue Itu Nyata, Sayang!

***

'Bagaimana cara agar gue jadi pemeran pertama di hati lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Bagaimana cara agar gue jadi pemeran pertama di hati lo.'

- Kamma Onfarta -


Tama masuk ke dalam rumahnya dengan wajah lelah. Tangannya yang memegang sebuah plastik berisi makanan, kini berpindah tangan dengan seorang wanita cukup berumur. Wanita itu menatap bubur itu dengan sumbringah. Tanpa berkata-kata, wanita itu berjalan menjauh dari hadapan Tama dan duduk di kursi. Dia mulai membuka makanan yang di beli anak semata wayangnya itu.

"Sampai kapan mama seperti ini?"

Wanita itu menghentikan acara menyuapnya dan menatap Tama datar. "Sampai kapan apa?! Mama akan setiap hari seperti ini. Lagi pula, dia perlu bertanggung jawab padamu Tama."

Tama menghela nafas. "Tapi ... apa yang kamu lakukan itu juga nggak baik, Ma."

Wanita itu berdiri dari duduknya. Pandangannya menajam melihat anaknya. "Kamu berharap apa?! Membiarkan kehidupan kita menderita, ah?! Di sini bukan mama juga yang salah, tapi yang memulai itu dia! Kalau kamu tak suka dengan kehidupan ini. Kenapa kamu mau dilahirkan?! Berhenti menyalahkan mama Tama!" Wanita itu melangkah pergi dengan tangan membawa plastik berisi bubur ayam ke dalam kamarnya.

Tama terdiam tak mampu berkata-kata. Benar, kata wanita itu. Kenapa dia meminta hidup kalau tidak mau kehidupan seperti ini? Senyuman yang awalnya ada, sekarang luntur secara sia-sia. Tama merogoh kantong celananya, lalu mengeluarkan ponselnya dari sana. Tangan nya mulai membuka salah satu sosial media dan mencari di kolom pencarian nama seseorang. Ternyata bertemu, akun itu berhasil dia dapatkan secara tepat.

"Ternyata benar, itu dia."

*

"Kamma, lo sudah makan bubur ayam yang aku bawa?" tanya Adira penasaran.

Kamma menggeleng. "Lo beliin gue bubur?"

Adira mengangguk membenarkan. Senyuman tersampir di bibir, menandakan bahwa dirinya memang sengaja membeli bubur itu. "Tadi ku simpan di magic com." Adira menunjuk sebuah tempat penanak nasi yang ada di ujung dapur.

Kamma mengangguk. "Nanti gue makan, lo sekarang mau makan apa?"

Adira terdiam sejenak dengan wajah bingung. "Apa aja deh, asal nggak pedes banget."

Kamma mengangguk mengerti. Dia mulai melakukan aktivitas di dapur, sementara Adira hanya menatap dengan wajah ingin tau. "Lo bisa masak, Kam?

Kamma berdehem singkat sebagai jawaban.

"Wah, keren banget sih lo Kam. Serba bisa semuanya, udah pintar, baik, bisa masak lagi. Nggak salah banyak yang kagum sama lo."

Kamma terkekeh mendengar itu. "Ya ... walaupun gitu ada dua yang nggak bisa gue gapai sampai sekarang."

2019 Crush Diary [ END√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang