26. Ancaman Yang Menakutkan

32 4 0
                                    

26. Ancaman Yang Menakutkan

***

'Terkadang hidup itu menakutkan untuk orang-orang yang tak pernah mendapatkan cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Terkadang hidup itu menakutkan untuk orang-orang yang tak pernah mendapatkan cinta.'

- Adira Ariani-



Kamma menghentikan taxi yang dia tumpangi di depan rumah mewah di depannya. Cowok itu turun dengan cool, satpam dan beberapa pengawal yang menjaga rumah itu menunduk hormat dengan atas kedatangan Kamma. Bagi seseorang, mungkin itu terkesan wow, karena menjadi Tuan rumah. Tapi ... tidak untuk cowok itu.

Kamma memandang sengit rumah yang sudah 1 tahun dia tinggali. Rumah yang dulunya bahagia, sekarang berubah menjadi suram bersama dengan kehitaman hati pemilik rumah itu sendiri.

Kamma menghela nafas sejenak, sebelum langkah kembali terjun masuk ke dalam rumah. Kehadirannya kembali di sambut dengan beberapa pembantu di rumahnya, salah satunya Bi Sarti—pembantu yang cukup lama di rumah ini. Dia juga pembantu yang sering keluar masuk ke dalam Apartemen Kamma.

"Tuan muda, Papa anda sudah menunggu di dalam." Kamma mengangguk mengerti. Tangannya menggapai ganggang pintu, lalu menariknya hingga terbuka. Cowok itu melangkah santai masuk ke ruangan tanpa tau malu sedikit pun.

Tatapannya berhenti melihat Bunda nya tengah meletakkan satu buah bunga di tengah-tengah meja makan. Kamma benar-benar tak menyangka kehadirannya di sambut seperti ini. Bunda nya benar-benar wanita yang luar biasa, walaupun dirinya sejahat itu meninggalkan rumah.

"Bunda—" Kamma membuka suara, menyadarkan wanita itu bahwa dia sudah tiba.

Wanita yang dipanggil itu menoleh dan terkejut dengan kehadiran Kamma yang tiba-tiba menyambutnya. Wanita itu buru-buru mendekat dan memeluknya dengan kerinduan yang mendalam. Kamma membalas pelukan itu, lalu melonggarkan pelukan untuk mencium dahi wanita itu tulus.

"Bunda senang, akhirnya kamu kembali lagi. Ini Bunda sudah siapin makanan kesukaan kamu, buah juga ada."

Kamma menatap sendu Bundanya. "Harusnya, Bunda nggak perlu siapin semua ini. Aku pulang cuma lihat kalian saja. Nggak lebih dari itu."

Wanita itu menggeleng tidak masalah, dia menarik tangan Kamma untuk duduk di kursi kosong biasanya diisi olehnya sebelum pergi dari rumah.

Kamma memperhatikan tingkah Bundanya yang tampak semangat.

"Bunda panggil Reo dulu, ya." Tanpa persetujuan dirinya, wanita itu melangkah pergi meninggalkan Kamma sendiri di sana.

Dalam kesendirian, Kamma tersenyum dalam diam. Dia benar-benar senang  melihat Bundanya tersenyum. Senyum itu—membuat Kamma ingin memberikan rasa bahagia untuk wanita itu. Tapi ... apa?! Dia hanya bocah SMP yang masih belum bisa memberikan sesuatu yang mampu untuk Bundanya. Salah satunya uang, ya ... benda itu sangat mampu mengubah seseorang dari baik ke arah kekejaman.

2019 Crush Diary [ END√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang