4. Aku Manusia Bukan Monyet

122 16 178
                                    

4. Aku Manusia Bukan Monyet

***

'Aku ingin jatuh cinta, tapi nggak mau sakit hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Aku ingin jatuh cinta, tapi nggak mau sakit hati.'

♡♡♡

"Pfft, lo berdua ada-ada saja," tawa Adira tak bisa disembunyikan.

"Kok lo ketawa?" Bingung Ressa dan Nadya. Sejenak mereka berdua saling pandang tak mengerti.

"Itu saudara aku, woi!" Balas Adira mencoba untuk menghentikan tawanya.

"Ha?!" Ressa dan Nadya tercengang beberapa saat.

"Serius lo, Ra?" Ressa berucap dengan wajah berbinar. "Kenalin dong!" Bisiknya kembali.

Adira menatap gadis itu horor. Namun, yang ditatap tak takut sedikitpun. Yang ada, Ressa mesem mesem sendiri.

"Lo aman, Res?" Nadya menyenggol lengan Ressa. Seakan mencoba menyadarkan.

Bukannya menjawab, Ressa malah semakin menjadi. "Ternyata, pengeran jatuh dari langit itu nyata. Abang lo ganteng banget sih, Ra."

Adira menggeleng heran melihat tingkah Ressa. Apakah kelamaan jomblo, membuat otak Ressa bermasalah?

"Kak Bima ngapain ke sini?" tanya Adira mendekat ke arah Bima berdiri.

"Jemput lo," jawab Bima singkat.

"Gak biasanya baik ke aku. Pasti ada apanya ini." Adira menunjuk tepat di depan mata Bima. Namun, dengan cepat disingkirkan oleh Sang pemilik wajah.

"Curigaan mulu lo sama gue. Gue cuma gabut doang jemput lo. Jangan kepedean jadi cewek."

Adira merengut, lagian mana ada gabut seperti itu. Ada-ada saja kakaknya satu ini. Adira beralih melirik ke belakang. Di mana ada Nadya dan Ressa yang sejak tadi memperhatikan perdebatan antara dirinya dan Bima. "Oh, iya, kenalin kak. Ini Ressa dan ini Nadya."

Mendengar itu, Ressa tersenyum lebar ke arah Bima. Sedangkan Nadya hanya tersenyum kikuk.

"HALLO KAK! AKU TEMAN DIRA. MULAI SEKARANG KAKAK JADI CRUSH AKU, YA!" Dengan wajah bahagia Ressa berucap.

Adira, Nadya terkaget. Sementara Bima hanya tersenyum menanggapi. Yang disenyumin malah meloncat kegirangan.

'Stress kayaknya ini bocah. Ngapain ngomong kayak gitu.' Batin Adira tak paham lagi.

Ressa maju selangkah. Dia mengulurkan tangan ke arah Bima. "Kak, boleh salaman?"

"Oh, boleh." Bima membalas uluran tangan Ressa.

"Kakak tenang saja. Demi kakak, aku rela membuang semua crush aku," ucap Ressa semakin menggila. "Dan kakak jadi satu-satunya crush aku."

Bima mengulum senyum. Entah mau ketawa atau gimana? Adira tak paham dengan ekspresi Bima kali ini.

2019 Crush Diary [ END√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang