02. Kucing Terlantar

12 5 1
                                    

Tik..tik.. jam terus berputar. Keheningan masih tak kunjung hilang. Maniknya menatap seseorang yang sedari tadi tak memperhatikan keberadaannya.

"Hei, lo beneran tidur?" tanya Gevan yang disambut decakan orang di sampingnya.

Cewek itu cemberut dan menatap lawan bicaranya. "Lo bisa diem nggak sih?"

Gevan terdiam. Dia tidak tau sifat cewek di sampingnya. Marah terus yang ada. Apakah dia sedang PMS? Entahlah namanya saja dia tidak tau.

Rambut panjang nan hitam membuat wajahnya hampir tenggelam. Gevan menatap cewek disampingnya lebih dekat.

Entah mengapa mukanya sesuram itu. Lingkaran hitam di bawah matanya terlihat jelas. Raut wajahnya tak pernah berubah sejak pertama kali bertemu, dan satu lagi, ada luka disudut bibir pink itu.

"Apa? nggak usah lihat-lihat." sewotnya kepada Gevan.

Gevan agak kaget, karena tiba-tiba cewek itu membuka mata.

Tanpa sadar kini tangan Gevan memegang dagu Zyra dan menunjukkan luka tepat di samping bibir. "Ini kenapa?" lirih Gevan.

"Bukan urusan lo!" sambil menepis tangan lancang yang sudah memegang dagunya.

"Kenapa bukan urusan gue?" tanya Gevan agak jahil.

Zyra menghela nafas kasar. "Lo nggak tau? Pertama gue nggak kenal lo. Kedua lo orang asing dan nggak seharusnya lancang nyetuh gue. Ketiga lo itu freak."

Setelah Zyra berkata panjang, Gevan tertawa kecil.

'kayak orang gila, cekikikan sendiri.' batin Zyra yang kesal melihat orang di sampingnya.

Gevan terdiam sebentar. Ia berdiri dan berkata, "Nama gue Gevano Alvarendra, gue baru aja pindah sekolah dan gue masuk diruangan ini. Satu lagi, gue sekarang jadi temen bangku elo~"

Zyra mendengar dan menyimak penjelasan cowok didepannya itu. Oke tenang.

"Sebenarnya sih gue udah tau ini sekolah, tapi pas liat lo di halte bus—" Gevan menggantungkan kalimatnya.

"—lo kayak kucing terlantar, nah jadi gue samperin." lanjutnya kemudian Gevan terduduk lagi setelah mengenalkan dirinya.

"Oh." jawab Zyra amat padat.

"Hanya oh gitu doang?" Gevan melongo, ketika mendapati respons dari cewek disampingnya ini.

"Terus gue harus apa? Nyambut lo sambil kayang?" ketus Zyra.

Gevan terkekeh. "Lucu, nama lo siapa?" ucapnya sambil tersenyum.

"Fersylia Azyra." jawabnya tanpa menoleh.

"Zyra... nama yang cantik, secantik orangnya."

Selanjutnya, Zyra tak membalas perkataan Gevan lagi. Zyra sudah menebak, orang ini pasti akan merepotkan. Semoga dia bisa menjauh secepatnya.

"Semoga kita semakin akrab Zyra." kata Gevan yang menatap matanya sambil menopang dagu dengan kedua tangannya.

Deg! Baru saja Zyra memikirkan bagaimana cara menghindar dari cowok aneh itu.

Tapi... lihatlah cowok itu berbicara seolah-olah ingin semakin dekat dengan dengannya. Bukannya geer, hanya saja pasti MEREPOTKAN dan MENYEBALKAN!

"Ya semoga," balas Zyra sambil tersenyum masam. '—semoga lo ditimpa meteor!'  lanjutnya di hati.

***

Pelajaran pertama telah usai, waktu istirahat telah tiba. Tanpa berpikir panjang Zyra segera keluar kelas. Bukan pergi ke kantin melainkan ke perpustakaan, karena rutinitas yang seharusnya dilakukan tadi pagi (tidur dikelas) diganggu oleh seseorang, yang lagi-lagi sedang menahannya.

Not Alone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang