Malam harinya setelah menikmati makan malam, keduanya hanya berdiam diri diatas kasur. Rasa canggung menyelimuti mereka makanya mereka saling mendiami.
"Kamu tidak nyaman?" Tanya Limario secara tiba tiba.
"A-aku hanya merasa canggung" jujur Chaeyoung.
"Kalau kamu tidak nyaman, saya bisa tidur disofa" ujar Limario.
"Aniyo! Aku merasa tidak enak kalau kamu tidur disofa. Kamu tidur disini saja"
"Baiklah, saya tidur duluan. Besok pagi saya harus bekerja" setelah itu, Limario membelakangi Chaeyoung dan mula memejamkan matanya.
Chaeyoung menghembuskan nafasnya dengan kasar bagi menghilang rasa tidak nyamannya itu. Dia lalu ikut membelakangi Limario dan mula memejamkan matanya untuk tidur.
*
Pagi harinya, mereka sudah bersiap siap bahkan sekarang mereka lagi menikmati sarapan yang sudah dimasak oleh Chaeyoung.
"Apa enak?" Tanya Chaeyoung ketika melihat Limario yang hanya menikmati sarapannya dengan wajah datarnya.
"Enak" jujur Limario "Ternyata kamu pintar masak"
"Aku tinggal di Australia sendirian jadi aku belajar mandiri si" sahut Chaeyoung.
"Sepertinya malam ini saya lembur. Pekerjaan saya terlalu banyak"
"Kalau bisa aku tahu, apa pekerjaan kamu?"
"Saya seorang Dokter"
"Mwo!? Jjinja!? Aku jug-"
"Saya duluan" Limario memotong kata kata Chaeyoung. Dia meletakkan satu kunci mobil disamping Chaeyoung "Kamu bisa menggunakan mobil itu" lalu dia bergegas pergi dari sana.
Chaeyoung melotot "Heol! Dasar cowok kulkas!"
Dengan kesalnya Chaeyoung menghabiskan makanannya lalu dia membersihkan piring yang kotor. Setelah itu, dia akhirnya berlalu pergi meninggalkan mansion dengan menggunakan mobil Limario.
*
"Kondisi kamu semakin membaik. Besok pagi kamu sudah bisa pulang" ujar Limario yang baru saja menguruskan pasiennya.
"Terima kasih Dok"
Limario mengangguk singkat dan berjalan keluar dari ruangan pasien itu.
"Dokter Manoban" langkah Limario yang ingin berganjak keruangannya itu terhenti ketika seorang yeoja menghampirinya.
"Ada apa Dokter Kim?" Tanya Limario.
Dokter Kim atau bisa dikenali sebagai Jennie itu memutar bola matanya dengan malas "Bisa kita bicara?"
Limario mengangguk singkat dan berganjak ketaman belakang rumah sakit diikuti oleh Jennie dibelakangnya.
"Jadi ada apa?" Tanya Limario setelah mendudukkan dirinya disebuah bangku.
Jennie ikut mendudukkan dirinya disamping Limario "Lim, apa kamu masih marah sama aku?" Tanyanya.
"Tidak" singkat Limario.
"Terus kenapa kamu cuek sama aku? Selama beberapa hari ini juga kamu libur. Kamu sakit?"
"Aku punya urusan"
Jennie menunduk sedih "Aku minta maaf Lim"
"Sudah lah Jen, lupakan saja soal itu. Kamu sudah bahagia sama kehidupan kamu begitu juga dengan aku yang sudah bahagia sama kehidupan aku" ujar Limario.
Penasaran sama sosok Jennie? Nah, Jennie itu adalah mantan pacar Limario. Limario memang sosok yang cuek kok namun dia akan bersikap hangat ketika bersama Jennie. Mereka berdua saling mencintai namun Daddy Jennie menjodohkan Jennie sama seseorang membuatkan hubungan mereka terpaksa berakhir bahkan sekarang Jennie sudah bertunang sama sosok yang dijodohkan dengannya itu. Namun begitu, Jennie tetap saja masih mencintai Limario begitu juga sebaliknya.
"Apa kita tidak bisa melanjutkan hubungan kita seperti dulu? Kita bisa merahsiakan semuanya dari orang orang bukan?" Ujar Jennie.
"Sulit Jen. Aku tidak ingin menjadi pho diantara kamu sama tunangan kamu itu. Walaupun aku masih mencintai kamu, aku akan melepaskan kamu agar kamu bahagia sama dia. Kita masih bisa menjadi teman kok"
"Benaran? Kita masih bisa menjadi teman?"
"Iya Jen. Kita akan menjadi teman untuk selama lamanya"
"Tapi kamu harus janji sama aku kalau kamu tidak akan bersikap cuek sama aku. Aku mau kamu tetap bersikap hangat sama aku seperti dulu"
Limario tersenyum tipis "Baiklah. Apa si yang tidak untuk kamu" ujarnya membuatkan Jennie ikut tersenyum.
"Ah, ternyata kalian disini" seorang suster menghampiri mereka "Dokter Manoban, Dokter Kim, kalian diminta untuk berkumpul diruangan rapat sekarang" lanjut suster Yeri.
"Ada rapat dadakan?" Tanya Jennie bingung.
"Presiden akan memperkenalkan Dokter baru pindahan dari Australia. Dia Dokter yang cukup hebat di Australia" jelas Yeri.
"Ah, majja! Aku pernah dengar soal dia" ujar Jennie antuasis "Ayo pergi Lim!"
"Baiklah" sahut Limario lalu mereka langsung berganjak keruang rapat.
Setibanya disana, raut wajah Limario langsung berubah.
"Akhirnya kalian datang" ujar Presiden "Dokter Park, ini adalah Dokter Manoban sama Dokter Kim yang juga hebat dirumah sakit ini. Dan kalian berdua, ini Dokter Park, pindahan dari Australia" lanjutnya.
"Hai, aku Jennie" ujar Jennie ramah.
"Hai Jennie-ssi, aku Chaeyoung"
"Dan ini Limario" lanjut Jennie memperkenalkan Limario yang hanya diam itu.
Chaeyoung hanya mengangguk. Dia menatap Limario dan tersenyum nakal. Ternyata mereka berada ditempat kerja yang sama ya.
"Aww sakit Lim" ringis Chaeyoung ketika Limario membawanya ketaman belakang rumah sakit setelah rapat bubar.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Limario.
"Aku Dokter yang akan bekerja disini lah" sahut Chaeyoung.
"Kenapa kamu tidak bilang dari awal kalau kamu juga Dokter?"
"Tadi pagi aku akan bilang sama kamu kok tapi kamu yang langsung pergi"
Limario menghembuskan nafasnya dengan kasar "Ingat, tidak ada siapa siapa yang boleh tahu kalau kamu istri saya. Anggap saja kalau kita tidak saling mengenali" tegasnya lalu dia berganjak pergi meninggalkan Chaeyoung.
"Mwoya? Apa apaan itu? Ck, dasar!" Gerutu Chaeyoung menatap kepergian Limario dengan kesal.
Terinsipirasi dari drakor Dr Cha tapi aku ganti menjadi versi aku sendiri 😆
Tapi
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender ✅
Fiksi PenggemarPernikahan yang terjadi secara tiba tiba membuatkan Limario membenci Chaeyoung namun akhirnya dia menyerah ketika cinta mula menghampiri namun dia 'terlambat' Chaelim📌 Fanfiction 📌 Fiksi📌