-14-

762 141 30
                                    

Waktu makan siang, Jennie masih sibuk melakukan operasi kepada salah satu pasiennya dan itu memberikan peluang untuk Chaeyoung makan siang bersama Limario.

Sekarang, Chaeyoung sudah berada didalam ruangan Limario dengan beberapa porsi makanan yang sudah dibeli dikantin rumah sakit.

"Lim, ayo makan" ujar Chaeyoung.

"Kamu makan saja. Saya menunggu Jennie" ujar Limario.

Chaeyoung menelan ludahnya dengan kasar "Bisa kamu menghargai aku untuk kali ini?"

Mendengar suara sedih Chaeyoung membuatkan Limario merasa tidak tega. Akhirnya cowok itu memutuskan untuk duduk disofa dan memakan makanan yang dibeli oleh Chaeyoung.

"Terima kasih" ujar Chaeyoung karena Limario akhirnya sudi makan bersama dengannya.

"Hurm" cuek Limario.

Ceklekk

Pandangan mereka tertuju kearah pintu yang dibuka "Oh, sepertinya aku mengganggu"

"Jisoo Oppa?" Ujar Rose.

"Tolong mengetuk pintu duluan sebelum masuk" tegur Limario.

"Maaf" cuek Jisoo lalu beralih menatap Chaeyoung "Dimana Jennie?"

"Jennie Eonnie lagi diruangan operasi" sahut Chaeyoung.

Jisoo mengangguk faham "Baiklah, aku akan menunggu Jennie diruangannya saja"

"Hyung tidak punya pekerjaan?" Sambar Limario "Kenapa Hyung selalu saja kesini?" Lanjutnya yang memang risih.

Dahi Jisoo mengernyit "Memangnya itu urusan kamu? Aku kesini juga untuk bertemu tunangan aku"

"Tapi Jennie tidak suka diikutin oleh Hyung mulu!" Balas Limario. Dia bangkit lalu menghampiri Jisoo. Secara tiba tiba dia menarik kerah baju Jisoo "Selama ini aku berusaha memberi kenyamanan buat Jennie tapi Hyung malah mengganggu dia!"

Jisoo tersulit emosi. Tangannya yang terkepal itu langsung menonjok pipi Limario membuatkan sang Dokter tersungkur jatuh.

"Sudah Oppa!" Halang Chaeyoung.

"Ingat Lim, Jennie itu milik gue. Lo sudah punya Chaeyoung jadi uruskan saja istri lo itu! Jangan maruk Lim. Lo bisa saja kehilangan kedua duanya!" Ujar Jisoo dengan marah lalu dia berganjak pergi dari sana.

"Lim" Chaeyoung membantu Limario bangkit dan mendudukkan suaminya itu disofa.

Dengan segera dia mengambil kotak p3k dan mengobati sudut bibir Limario "Kamu tidak apa apa?" Tanya Chaeyoung khawatir.

Limario terpaku sama tatapan Chaeyoung yang kelihatan khawatir sama kondisinya itu. Setelah itu, pandangannya tertuju kearah bibir Chaeyoung yang cukup menggoda itu. Dia menelan ludahnya dengan kasar.

Chaeyoung menyadari tatapan Limario. Dia menutup matanya ketika Limario perlahan lahan mendekatkan muka mereka.

"Apa yang terjadi!?"

Dengan buru buru Limario menjauh dari Chaeyoung ketika Jennie memasuki ruangannya.

"Apa yang terjadi Lim? Kenapa sudut bibir kamu terluka?" Tanya Jennie menangkup kedua pipi Limario.

Chaeyoung mendengus. Sial! Dia hampir saja mendapatkan ciuman dari suaminya namun cewek itu malah mengganggu.

"Tadi Dokter Manoban dipukul sama salah satu keluarga pasien" sambar Chaeyoung.

Limario sontak menatap Chaeyoung dan istrinya itu memberi tatapan seakan tidak membiarkan dirinya menceritakan yang sebenar. Bisa bisanya nanti Jennie bakalan semakin membenci Jisoo dan Chaeyoung tidak ingin hal itu terjadi.

"Kenapa bisa?" Tanya Jennie.

"Sudah lah, aku tidak apa apa kok" sahut Limario mengusap tangan Jennie yang ada dipipinya.

"Ya sudah. Mendingan kita makan siang sekarang ya" ujar Jennie.

Limario mengangguk "Ayo" tanpa mempedulikan Chaeyoung, dia langsung menggandeng Jennie menuju kekantin rumah sakit.

Chaeyoung memukul dadanya. Ya Tuhan, kenapa rasanya sakit sekali? Apa sekarang sudah saatnya untuk dia menyerah?

*

Pukul 8 malam, Chaeyoung akhirnya tiba dimansion.

Suaminya itu langsung saja keluar bersama Jennie setelah pekerjaan mereka selesai makanya Chaeyoung pulang dengan menaiki taksi yang dipesan oleh Limario.

"Jihan?" Chaeyoung menghampiri Jihan yang bersantai diruang tamu.

"Dimana Oppa?" Tanya Jihan.

"Oppa kamu masih punya urusan" sahut Chaeyoung berganjak duduk disofa "Kamu sudah makan malam? Kalau belum, biar Eonnie siapkan"

Jihan memutar bola matanya dengan malas "Tidak perlu sok perhatian. Sampai kapan pun, aku tidak akan menerima kamu sebagai istrinya Lim Oppa"

Chaeyoung tidak marah. Dia hanya menampilkan senyuman tulusnya itu. Toh untuk apa juga dia marah? Dia tidak bisa memaksa orang orang untuk menyukainya bukan?

"Baiklah, Eonnie kekamar duluan" dia bangkit lalu berjalan kekamar meninggalkan Jihan yang terus mendumel.

"Dasar sok baik!" Teriak Jihan sebelum Chaeyoung memasuki kamarnya.

Chaeyoung melepaskan pakaian lalu dia langsung merendamkan badannya didalam bathtub yang sudah diisi oleh air hangat. Hah~ nyaman sekali. Sekarang semua masalahnya seakan menghilang.



*

Disisi lain, terlihatlah Limario bersama Jennie yang duduk dibangku disebuah cafe. Mereka memilih untuk menghabiskan waktu mereka disana.

"Sudah lama ya kita tidak kesini" ujar Jennie.

Limario tersenyum "Dulu aku membawa kamu kesini sebagai pacar aku tapi sekarang aku membawa kamu kesini hanya sebagai sahabat aku. Waktu berjalan dengan begitu pantas ya"

"Maafkan aku Lim" ujar Jennie merasa bersalah.

"Tidak apa apa Jen. Sepertinya Jisoo Hyung memang mencintai kamu dengan tulus. Aku akan mendoakan kebahagiaan kalian" ujar Limario menahan perih dihatinya.

"Lim?"

Limario menelan ludahnya dengan kasar ketika sang Daddy menghampirinya.

"Eh Daddy. Daddy ngapain disini?" Tanya Limario.

"Tadi Daddy makan malam sama teman Daddy disekitar sini terus Daddy melihat mobil kamu makanya Daddy kesini" jelas Nickhun lalu beralih menatap Jennie.

"Selamat malam Om" sapa Jennie.

Nickhun mengangguk "Kenapa kalian bisa berdua disini?"

"A-aku keluar sama Jennie untuk makan malam" sahut Limario.

"Bukannya Jennie sudah punya tunangan?" Tanya Nickhun membuatkan Jennie menunduk begitu juga dengan Limario yang hanya bungkam.

Nickhun menghela nafasnya dengan kasar. Dia tahu ada yang tidak beres saat ini "Selesaikan makan malam kalian dengan segera terus langsung pulang. Tidak seharusnya kalian keluar berdua!" Tegas Nickhun "Dan kamu Lim, hubungi Daddy nanti malam!"

"Baiklah Dad" sahut Limario pasrah. Dia yakin bakalan mendapatkan omelan dari sang Daddy.














  Tekan
    👇

Surrender ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang