Pernikahan yang terjadi secara tiba tiba membuatkan Limario membenci Chaeyoung namun akhirnya dia menyerah ketika cinta mula menghampiri namun dia 'terlambat'
Chaelim📌
Fanfiction 📌
Fiksi📌
Limario memasuki kamar dan menghampiri Chaeyoung dengan membawa bubur yang dibelinya itu. Terlihatlah Chaeyoung yang kelihatan sibuk memainkan ponselnya.
"Ngapain kamu?" Tanya Limario.
"Aku lagi membalas pesan Jisoo Oppa. Dia khawatir sama aku loh" sahut Chaeyoung tanpa menatap Limario.
Limario menghela nafasnya dengan kasar. Dia mengambil ponsel Chaeyoung dan meletakkannya diatas nakas "Makan!"
Chaeyoung tersenyum "Suapin~" manjanya.
Dengan wajah yang datar, Limario menyuapi Chaeyoung.
"Disuapin sama kamu rasanya lebih enak" ujar Chaeyoung.
"Kamu lagi sakit. Memangnya kamu ada selera huh?" Balas Limario.
"Apa pun yang kita makan dengan suasana hati yang gembira, pasti ianya akan terasa enak"
"Hati kamu gembira karena kamu sakit?"
"Tidak seperti itu ishhh!" Chaeyoung memukul pundak Limario dengan pelan "Aku tuh gembira karena disuapin sama kamu" lanjutnya.
Limario berusaha terlihat datar walaupun jantungnya sudah berdetak dengan cepat "Habiskan makanan kamu"
"Lim, aku mencintai kamu" jujur Chaeyoung.
"Terima kasih tapi saya tidak mencintai kamu" balas Limario tanpa merubah raut wajahnya.
"Aku yakin suatu hari nanti kamu akan mencintai aku bahkan kamu akan menangis setelah kepergian aku" ujar Chaeyoung percaya diri.
Takk
Limario menyentil dahi Chaeyoung "Jangan halu kamu"
"Ciee baper hurm" goda Chaeyoung.
"Tidak!" Sangkal Limario.
"Yakin hurm?" Chaeyoung tetap saja menggoda Limario.
"Chaeyoung" panggil Limario dengan datar.
Chaeyoung tertawa "Arreosso arreosso, mianhe"
"Sudah, habiskan bubur kamu ini" dia kembali menyuapi Chaeyoung dan dengan senang hati istrinya itu menerima suapan darinya.
*
Hari seterusnya, Chaeyoung sudah sembuh bahkan sekarang dia lagi menyiapkan sarapan sebelum berangkat kerumah sakit.
Mobilnya yang mogok juga sudah diuruskan oleh Limario dan kali ini Chaeyoung akan berangkat bersama Limario kerumah sakit.
Ding dong~
Dahi Chaeyoung mengerti. Dengan buru buru dia melepaskan apron dan bergegas kearah pintu dan membukanya.
Ceklekk
"Cari siapa?" Tanya Chaeyoung.
"Apa benar ini rumah Limario Oppa?"
Chaeyoung mengangguk "Iya dan kamu siapa?"
"Aku Jihan. Bisa aku masuk?"
Walaupun penasaran sama sosok itu, Chaeyoung tetap membiarkan sosok itu masuk.
"Jihan!?" Limario kelihatan kaget.
"Oppa!" Jihan berlari kearah Limario dan memeluk sosok itu dengan erat "I miss you"
"I miss you more" sahut Limario mengusap kepala Jihan.
Chaeyoung menatap adegan itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Cemburu? Itu sudah pasti. Memangnya siapa cewek itu?
"Lim?" Panggil Chaeyoung.
"Ah Chae. Perkenalkan, ini Jihan, adek aku"
"Mwo!? Sejak kapan kamu punya adek?"
"Dulu Mommy sama Daddy mengadopsi Jihan waktu aku berumur 15 tahun. Pas Jihan lulus sekolah, dia pindah ke America dan melanjutkan kuliah disana" jelas Limario.
"Oppa, apa ini istri Oppa?" Tanya Jihan menatap Chaeyoung dari atas sehingga bawah.
"Ermm i-iya" sahut Limario kaku.
"Lebih cantik Jennie Eonnie" sambar Jihan.
"Jihan" tegur Limario.
"Wae? Aku benar bukan?" Ujar Jihan.
Chaeyoung membasahi bibir bawahnya "Lim, mendingan kita sarapan sekarang. Sudah telat" dia berganjak kedapur untuk menghidangkan makanan.
"Ayo kita sarapan" Limario merangkul Jihan dan membawa adeknya itu kemeja makan.
Setelah makanan terhidang, mereka mula menikmati makanan mereka bersama.
"Jadi, atas alasan apa kamu kembali?" Tanya Limario.
"Aku lagi libur makanya aku kembali kesini. Daddy bilang kalau Oppa sudah menikah dan aku fikir Oppa menikah sama Jennie Eonnie" ujar Jihan tanpa memikirkan perasaan Chaeyoung.
Limario melirik Chaeyoung sekilas "Mungkin jodoh Oppa bukan Jennie"
"Ngomong ngomong, aku bakalan tinggal disini selama sebulan ya" ujar Jihan lalu beralih menatap Chaeyoung "Apa bisa kakak ipar?"
Chaeyoung menelan ludahnya dengan kasar "E-Eoh, b-bisa kok"
Jihan mencebik "Kalau kamu tidak mengizinkan juga aku tidak peduli si. Aku akan tetap tinggal disini karena ini mansion Oppa aku"
"Jihan, panggil dia Eonnie. Dia lebih tua dari kamu" tegur Limario.
"Aku tidak sudi. Hanya Jennie Eonnie yang pantas menjadi Kakak ipar aku" balas Jihan.
Chaeyoung menunduk; menahan air matanya daripada keluar. Dia tidak ingin kelihatan cengeng.
"Chae, ayo berangkat" Limario yang memahami akhirnya mengajak Chaeyoung untuk pergi.
"B-baiklah" sahut Chaeyoung lalu bangkit dan mengambil tasnya.
"Oppa sama Eonnie berangkat duluan. Kamu sendirian saja ya disini. Kamar kamu ada dilantai atas disamping kanan" ujar Limario.
"Arreosso Oppa" sahut Jihan.
*
Disepanjang perjalanan, hanya suasana hening yang menyelimuti mereka. Chaeyoung masih saja memikirkan kata kata Jihan yang cukup melukai hatinya itu.
"Maafkan Jihan ya" akhirnya Limario memecahkan keheningan.
Chaeyoung tersenyum miris "Sepertinya Jennie Eonnie mempunyai posisi yang penting ya didalam keluarga kamu"
"Jihan dulu memang akrab sama Jennie. Kalau dia kembali kesini untuk liburan, Jennie pasti akan mengosongkan jadualnya untuk menemani Jihan jalan jalan. Gara gara itu juga Jihan akrab banget sama Jennie" jelas Limario.
Chaeyoung mengangguk faham. Sepertinya dia akan semakin sulit untuk menggantikan posisi Jennie didalam hidup Limario.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.