Chaeyoung saat ini hanya mengurungkan dirinya didalam ruangannya. Dia bahkan mengunci pintu agar tidak ada siapa siapa yang mengganggunya. Lagian dia memang sudah seharusnya pulang sejak beberapa jam yang lalu si.
"Apa yang harus Mama lakukan?" Lirih Chaeyoung mengelus perutnya "Mama mencintai Papa kamu tapi Papa kamu masih mencintai mantannya. Mama harus mengalah untuk kebahagiaan Papa kamu bukan? Tidak apa apa, kamu punya Mama. Kita bisa hidup berdua tanpa Papa"
Sekarang Chaeyoung sudah bertekad. Jika Limario memang masih mencintai mantannya, Chaeyoung memutuskan untuk melepaskan Limario. Percuma saja dia masih berharap sama orang yang tidak akan pernah menghargainya bukan? Lagian dia yakin dia bisa membesarkan anaknya itu sendirian.
Dalam waktu yang sama, suasana dirumah sakit mula menjadi heboh ketika api mula membakar gedung utama. Alarm juga sudah berbunyi dengan nyaring.
"AAAAAAA!"
Para suster dan petugas dengan segera membawa para pasien keluar dari rumah sakit.
"Kesini!" Teriak petugas rumah sakit yang membantu pasien keluar dari rumah sakit.
"Apa yang terjadi!? Kenapa alarm berbunyi?" Panik Jennie.
"Ada kebakaran Dok. Ayo cepatan keluar!" Sahut seorang suster yang bergegas membantu para pasien keluar dengan cara mendorong pasien menggunakan kursi roda.
"Kita harus keluar Jennie-ah!" Ujar Jisoo yang sedari tadi mengikuti Jennie.
"Uhukkk. Dimana Limario!?" Jennie mula terbatuk ketika asap dan api semakin banyak.
"Disaat sekarang kamu lebih mementingkan dia hah!?!" Kesal Jisoo.
"Aku harus mencari Limario!" Ujar Jennie.
Baru saja dia ingin berganjak pergi dari sana, Jisoo mencengkram tangannya "Kita harus keluar!" Tegasnya. Tanpa menunggu jawaban dari Jennie, dia langsung menggendong cewek itu dan membawanya keluar dengan kesulitan gara gara asap yang sudah tebal.
Brakkk
Jihan terlonjak kaget ketika pintu ruang inapnya dibuka secara kasar "Oppa! Itu bunyi apa? Kenapa heboh?"
"Kita harus keluar! Ada kebakaran!" Dengan paniknya Limario melepaskan infus Jihan lalu dia menggendong Jihan dipunggungnya.
"Oppa, turunkan aku! Aku bisa berjalan sendiri! Oppa harus menyelamatkan Chaeyoung Eonnie!" Teriak Jihan.
"Dia pasti sudah keluar" balas Limario yang tetap saja berlari keluar dari gedung rumah sakit itu.
"Kalian!" Jennie bersama Jisoo langsung menghampiri mereka.
Uhukkk
Jihan langsung terbatuk dengan memegang dadanya. Ah, rasanya benar benar sesak.
"Kamu tidak apa apa!?" Panik Limario.
"Aku baik baik saja" sahut Jihan menghela nafasnya.
"Semua pasien berjaya diselamatkan!" Teriak petugas rumah sakit membuatkan para Dokter yang berada disana bisa bernafas lega.
Jihan melihat sekeliling namun dia tidak menemukan sosok Chaeyoung "Chaeyoung Eonnie! Dia tidak ada disini!" Teriaknya panik.
"Dia pasti sudah keluar" timpal Jennie.
"Oppa, selamatkan Chaeyoung Eonnie! Dia masih didalam. Aku yakin!" Teriak Jihan.
"Jangan Lim!" Halang Jennie "Bagaimana kalau kamu kenapa napa!? Mungkin saja Chaeyoung sudah keluar!" Lanjut Jennie memegang tangan Limario agar Limario tidak pergi.
"Cukup Eonnie!" Sentak Jihan "Lim Oppa harus menyelamatkan Chaeyoung Eonnie!" Lanjutnya.
Limario kelihatan bingung. Apa benar istrinya itu masih ada didalam?
"Dokter Park belum ada disini!!" Teriakan suster Yeri membuatkan yang lain langsung merasa panik.
Jihan langsung menarik kerah jas Limario dengan kasar "Oppa! Cepat selamatkan Chaeyoung Eonnie! Dia lagi hamil anak Oppa!"
Deg
Bukan hanya Limario, namun Jennie dan Jisoo juga tidak kalah kagetnya.
"Lim bodoh! Cepat selamatkan Chaeyoung!" Teriak Jisoo emosi "Kalau lo tidak mau, biar gue saja!" Lanjutnya yang bersiap untuk kembali masuk kedalam rumah sakit.
Limario akhirnya tersadar dari lamunannya "Jangan! Dia istri aku dan aku tidak mengizinkan Hyung mendekati dia" tegasnya lalu dia langsung berganjak ingin memasuki rumah sakit.
Brukkkk
Namun runtuhan terjadi secara tiba tiba membuatkan Limario sudah tidak punya jalan untuk memasuki rumah sakit "Andwae Chaeyoung-ah!" Teriaknya.
Para petugas langsung menghalang Limario yang berusaha untuk menerobos masuk itu.
"Lepaskan gue sialan! Istri gue didalam!" Teriak Limario meronta ronta.
"Chaeyoung-ah! Tolong bertahan. Saya akan menyelamatkan kamu!!" Teriak Limario lagi.
Dia bahkan sudah menangis bahkan dadanya terasa sesak gara gara asap yang semakin menebal.
Beberapa menit kemudian, dia akhirnya tidak sadarkan dirinya.
*
"Apa lo sudah menjalankan tugas lo?" Tanya Mark dengan ponsel yang menempel ditelinganya.
"Sudah Tuan. Saya sudah membakar gedung rumah sakit itu seperti yang Tuan ingin saya lakukan"
"Bagus! Tapi apa lo yakin kalau Chaeyoung tidak ada didalam sana?"
"Waktu kerja Chaeyoung sudah selesai dari jam 2. Jadi saya yakin dia sudah pulang"
"Baiklah. Nanti gue transfer uangnya"
Tut
Panggilan akhirnya dimatikan. Mark tersenyum ketika rencananya berhasil "Gue tidak akan membiarkan siapa siapa pun mengambil Chaeyoung dari gue termasuklah lo Limario. Jadi maaf, gue harus menggunakan cara ini untuk menghapuskan lo"
Dia beralih menatap photo Chaeyoung yang ditempel didinding ruangannya "Chaeyoung sayang. Nanti kita kembali bersama ya. Suami kamu sudah mati didalam kebakaran itu" seperti sosok psycho, dia berseringai.
Gila! Sosok ini benar benar gila! Hanya gara ingin menghapuskan seseorang, dia sanggup mengorbankan orang orang yang tidak bersalah.
*Ps: i love (sad) ending🤫
Gimana nih? Kayak rollers coaster bukan? 🎢🤣
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender ✅
FanfictionPernikahan yang terjadi secara tiba tiba membuatkan Limario membenci Chaeyoung namun akhirnya dia menyerah ketika cinta mula menghampiri namun dia 'terlambat' Chaelim📌 Fanfiction 📌 Fiksi📌