Baru saja masuk kedalam rumahnya, Limario mencium aroma wangian masakan yang berasal dari dapur. Dengan penasarannya dia berganjak kedapur dan terlihatlah sosok wanita berambut blonde yang fokus memasak.
"Ehem!" Dehem Limario.
Sosok itu membalikkan badannya "Oh kamu sudah pulang"
Akhirnya Limario sadar kalau itu adalah sosok istrinya. Sepertinya tadi dia lupa kalau dia sudah menikah.
"Kamu mandi ya. Air hangatnya sudah aku siapkan. Nanti kita makan bersama" ujar Chaeyoung.
"Hm" sahut Limario singkat lalu dia berganjak kekamarnya dengan wajah datarnya.
Chaeyoung pula hanya tersenyum tipis. Dia harus terbiasa dengan sikap cuek suami kulkasnya itu.
Dengan wajah datarnya Limario terus memakan makanan yang sudah dimasak oleh istrinya itu.
"Kamu akrab banget ya sama Jennie" Chaeyoung memecahkan keheningan.
Dahi Limario mengernyit. Kenapa Chaeyoung tiba tiba membahas soal Jennie?
"Siapa cewek itu? Kamu selingkuh?" Tanya Chaeyoung menatap Limario dengan serius. Walaupun dia sudah tahu semuanya, tetap saja dia ingin Limario sendiri yang jujur kepadanya.
"Kalau iya kenapa? Itu bukan urusan kamu" sahut Limario seakan tidak bersalah.
"Tapi aku istri kamu Lim!" Kesal Chaeyoung.
Limario menatap Chaeyoung dengan tajam "Tapi saya tidak pernah menganggap kamu sebagai istri saya" setelah itu, dia bangkit dan berlalu pergi dari sana tanpa mempedulikan Chaeyoung yang hampir menangis itu.
"Lo tidak boleh menangis Chae" gumam Chaeyoung menenangkan dirinya sendiri. Andai bisa, dia ingin sekali menangis setelah mendengarkan kalimat kejam yang dilontarkan oleh Limario namun dia tidak ingin di cap cengeng oleh suaminya itu.
Sejak pembahasan yang terjadi dimeja makan tadi, Chaeyoung terus mendiami Limario. Dia melakukan apa pun yang ingin dia lakukan tanpa mempedulikan Limario bahkan dia menganggap Limario seakan tidak wujud.
Hal itu sudah pasti membuatkan Limario merasa sedikit bersalah namun gara gara sikap cueknya, dia memilih untuk tidak peduli.
Drtt drtt
Chaeyoung melirik Limario yang mengangkat panggilan dari seseorang itu. Dia berusaha bersikap acuh namun rasa penasarannya lebih tinggi "Mau kemana?" Tanya Chaeyoung pada akhirnya.
Limario yang memakai jaketnya itu sontak menatap Chaeyoung "Keluar" singkatnya.
"Sama Jennie?" Tebak Chaeyoung.
"Iya" setelah itu, Limario langsung berlalu pergi dari sana tanpa mempedulikan Chaeyoung.
"Dasar! Gue bersikap acuh agar dia sadar tapi sepertinya hatinya sudah beku deh!" Gerutu Chaeyoung menatap kepergian Limario.
Sebuah ide muncul difikirannya. Dengan buru buru dia menyambar jaket serta kunci mobilnya. Dia akan mengikuti Limario secara diam diam agar dia tahu apa kegiatan yang dilakukan oleh Limario sama Jennie.
*
"J" panggil Limario menghampiri Jennie yang duduk dibangku taman "Kamu kenapa sendirian disini malam malam hurm? Cuaca lagi dingin loh" dengan perhatiannya Limario melepaskan jaket yang dipakainya lalu memakaikannya dibadan Jennie.
"Terima kasih Lim. Kamu masih saja perhatian seperti dulu" ujar Jennie tersenyum tipis.
"Kamu lagi ada masalah hurm?" Tanya Limario.
Jennie menyandarkan kepalanya dipundak Limario "Aku hanya rindu sama kamu. Dulu kita selalu menghabiskan waktu bersama seperti ini"
Limario tersenyum hangat "Aku berharap kita bisa menghabiskan waktu bersama setiap hari tapi aku sadar kamu sudah menjadi milik orang lain"
"Aniyo Lim. Aku tidak mau menjadi milik orang lain. Aku hanya mau menjadi milik kamu. Kita kabur dari sini ya. Kita bisa menikah dan hidup bahagia berdua" ujar Jennie dengan serius.
"Jen, itu keputusan yang gila. Tidak mungkin kita meninggalkan orang tua kita bukan?" Sahut Limario membuatkan Jennie bungkam.
Limario menghela nafasnya dengan kasar. Dia menangkup kedua pipi Jennie "Jen, aku akan selalu ada untuk kamu. Kamu bisa menjadikan aku sebagai sandaran kamu. Kamu bisa datang kepada aku kapan pun kamu mau. Aku tidak akan pergi dari kamu. Kita akan selalu menjadi sahabat untuk selama lamanya"
Setetes air mata mengalir keluar dari mata Jennie. Ditatapnya sosok yang masih menjadi pemilik hatinya itu dengan tatapan sendu "Maafkan aku karena sudah mengecewakan kamu Lim"
"Tidak Jen. Kamu tidak mengecewakan aku" sambar Limario dengan cepat "Aku tahu kalau kamu menerima perjodohan itu gara gara orang tua kamu. Jangan merasa bersalah Jen. Aku akan berusaha mengikhlaskan kamu bersama Jisoo Hyung"
"Tapi aku tidak mencintai dia Lim. Aku cintanya hanya sama kamu"
Limario bungkam. Sejujurnya, dia juga tidak ingin Jennie mencintai cowok lain selain dirinya tapi dia harus sadar kalau Jennie tidak akan bisa menjadi miliknya.
Disisi lain, terlihatlah Chaeyoung yang berada tidak jauh dari mereka. Dia bisa mendengarkan semua perbicaraan itu karena suasana ditaman itu juga sepi.
"Ck sialan!"
Chaeyoung sontak menatap sosok yang tiba tiba mengumpat disampingnya itu "Jisoo?"
Sosok itu ikutan kaget "Loh Chaeyoung!?"
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender ✅
FanfictionPernikahan yang terjadi secara tiba tiba membuatkan Limario membenci Chaeyoung namun akhirnya dia menyerah ketika cinta mula menghampiri namun dia 'terlambat' Chaelim📌 Fanfiction 📌 Fiksi📌