Hanya suasana hening yang menyelimuti mereka. Isak tangis Limario juga tidak lagi kedengaran. Sekarang mereka sibuk sama fikiran masing masing.
"Chaeng" panggil Limario mendongak menatap Chaeyoung.
Astaga, ternyata istrinya itu sudah tertidur "Menggemaskan" gumam Limario terkekeh kecil.
Dia bangkit lalu menggendong Chaeyoung ala bridal style. Dibawanya Chaeyoung kembali kekamar lalu dia membaringkan sosok itu disamping Liam yang tidur disamping dinding.
"Selamat malam cantik" bisik Limario.
Baru saja dia ingin berganjak pergi, tangannya dipegang oleh seseorang "Jangan pergi"
"C-Chaeng" kaget Limario.
Chaeyoung membuka matanya dan menatap Limario dengan lirih "Don't go, don't leave me again. Stay with me"
Limario tersenyum haru lalu bergegas membaringkan dirinya disamping Chaeyoung "I'm here. I will never leave you"
Chaeyoung masuk kedalam dakapan Limario lalu dia menenggelamkan mukanya diceruk leher Limario. Hah~ aroma sang suami benar benar memabukkan. Sekarang dia memutuskan untuk memberikan peluang kedua kepada Limario.
"Peluk aku. Aku kedinginan" bisik Chaeyoung.
Limario menelan ludahnya dengan kasar. Ya Tuhan, ingin sekali dia berteriak saat ini. Dia bersyukur karena sang istri memberinya peluang dan dia akan berusaha untuk tidak menyia nyiakan peluang itu.
Pagi harinya, Liam mengerjabkan matanya berkali kali ketika merasakan ciuman dipipinya.
"Selamat pagi pangeran Papa" sapa Limario ketika sang anak membuka matanya.
"Papa~" rengek Liam merentangkan kedua tangannya.
Limario mengangkat Liam dari rebahan lalu meletakkan anaknya itu diatas pangkuannya "Masih mengantuk?" Tanya Limario menghapus kotoran dimata sang anak.
"Eung" sahut Liam meletakkan kepalanya didada sang Papa.
"Ayo kita mandi bareng" ujar Limario.
Liam hanya mengangguk karena masih mengantuk. Dia hanya membiarkan Limario membawanya kekamar mandi.
Chaeyoung memasuki kamar lalu membereskan kasur. Dia tersenyum tipis ketika mendengar suara tawa Liam yang berasal dari kamar mandi.
Semoga saja kali ini Limario tidak akan menyia nyiakan peluang keduanya itu.
Ceklek
"Mama" panggil Liam yang berada digendongan Limario.
"Liam, ayo pakai baju" Chaeyoung akhirnya mengambil Liam dari gendongan sang suami.
"Lim, itu baju kamu. Tadi dihantar sama Pak Juno" ujar Chaeyoung.
Limario menatap sang anak "Liam, coba ngomong sama Mama" pintanya.
Liam mendongak menatap Chaeyoung "Mama" panggilnya.
"Hurm? Liam mau ngomong apa?" Tanya Chaeyoung.
"Kata Papa, Mama halus memanggil sayang buat Papa kalena Mama sayang Papa bukan?"
Chaeyoung sontak melotot lalu beralih menatap sang suami yang tersenyum tengil "Limario!"
"Apa yang dikatakan oleh Liam itu benar loh. Kamu bahkan memanggil Oppa kepada June" ujar Limario mempoutkan bibirnya.
Chaeyoung mendengus "Cemburu?"
"Iya, aku cemburu" jujur Limario.
"Ya sudah, aku akan memanggil kamu Oppa juga"
"No, aku tidak mau. Panggilannya harus berbeda dong" protes Limario.
Chaeyoung mendengus lalu fokus menyisir rambut sang anak "Sekarang Liam tunggu dimeja makan ya. Mama mau menghukum Papa kamu yang nakal ini"
"Siap Mama!" Dengan patuhnya Liam berganjak keluar dari kamar dan menuju kedapur.
Chaeyoung menghampiri Limario lalu membantu sang suami memakai dasi "Jadi, hukuman apa yang bakalan kamu berikan?" Tanya Limario.
Dia berseringai lalu merangkul pinggang Chaeyoung "Atau aku saja yang menghukum kamu hurm?" Bisiknya menggoda.
Chaeyoung memukul pundak Limario "Jangan aneh aneh kamu"
Sang suami terkekeh "Sama istri sendiri tidak apa apa lah"
Chaeyoung tidak peduli. Dia mengambil sisir lalu menyisir rambut sang suami "Ingat, jangan dekatin mana mana wanita!" Tegasnya.
"Iya Sayang" sahut Limario mencuri ciuman dipipi gembul sang istri.
"Nanti siang aku bakalan keluar sama Liam untuk membeli bahan makanan" ujar Chaeyoung.
"Nanti uangnya aku transfer"
"Tidak perlu"
"Kamu sama Liam itu tanggungjawab aku. Aku akan memenuhi semua kebutuhan kalian"
"Ya sudah deh, terserah kamu saja" pasrah Chaeyoung "Ayo turun" lanjutnya.
Bukannya menggandeng Chaeyoung, Limario malah menggendong istrinya itu ala bridal style.
"Yakkk! Turunkan aku!" Teriak Chaeyoung namun dia tetap saja melingkarkan tangannya dileher sang suami.
Setibanya dilantai bawah, Limario mendudukkan Chaeyoung dibangku lalu dia ikut berganjak duduk.
"Mama sama Papa lama" dumel Liam.
"Maaf sayang" ujar Limario mengusap kepala sang anak "Sekarang Liam mau makan apa?"
"Mau yang itu"
Limario mengambil pancakes yang diinginkan oleh sang anak "Silakan dimakan boy"
Dengan antuasisnya Liam memakan makanannya. Pipinya yang menggembung lucu membuatkan Limario terkekeh kecil.
"Kenapa terkekeh?" Tanya Chaeyoung bingung.
"Pipinya Liam persis seperti kamu" ujar Limario.
"Liam memang suka makan seperti aku tapi mukanya malah seperti kamu" ujar Chaeyoung sedikit kesal.
Limario tersenyum "Terima kasih ya. Walaupun aku tidak ada disaat kamu melahirkan Liam, kamu tetap saja memberikan marga aku kepada anak kita ini"
"Itu karena Liam mengingatkan aku kepada kamu" sahut Chaeyoung.
Limario beralih menggenggam tangan Chaeyoung "Kalau aku bikin kesalahan, kamu ngomong saja sama aku. Jangan dipendam ya. Aku akan berusaha berubah menjadi suami dan Papa yang baik buat kamu sama Liam. Aku ingin menebus kesalahan aku yang dulu"
Chaeyoung tersenyum tipis "Aku percaya sama kamu"
Mungkin Chaeyoung kelihatan bodoh karena gampang memberi peluang kepada Limario namun dia sudah memikirkan semuanya dengan matang. Dia harus berdamai dengan keadaan. Dia tidak boleh egois. Ada sosok Liam yang membutuhkan Limario. Lagian cinta Chaeyoung untuk Limario juga tidak pernah hilang makanya dia memutuskan untuk memberikan peluang kedua kepada sang suami.
Tekan
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender ✅
FanficPernikahan yang terjadi secara tiba tiba membuatkan Limario membenci Chaeyoung namun akhirnya dia menyerah ketika cinta mula menghampiri namun dia 'terlambat' Chaelim📌 Fanfiction 📌 Fiksi📌