-29-

1K 160 71
                                        

Seojoon menatap sang istri dengan khawatir. Sudah 1 hari berlalu setelah anak dan cucunya dimakamkan, Minyoung terus melamun dengan mata sembabnya. Sudah berkali kali juga Seojoon membujuk istrinya untuk makan namun istrinya terus saja menolaknya.

"Sayang, kamu perlu makan. Aku suapin ya" bujuk Seojoon.

"Aku mau anak aku" lirih Minyoung.

Seojoon menghela nafasnya dengan kasar "Ikhlaskan Chaeyoung. Dia sudah bahagia disana"

"Aku Mama yang buruk. Andai saja aku tidak setuju untuk melakukan perjodohan itu, Chaeyoung pasti tidak akan bertemu sama Lim. Disaat akhir hidupnya bahkan dia tidak bisa mendapatkan cinta dari orang yang dia cintai" ujar Minyoung dengan tatapan kosongnya.

Seojoon bungkam. Dia juga sudah pasti merasa bersalah. Andai saja dia tidak memaksa Chaeyoung untuk menerima perjodohan itu, anaknya itu pasti bisa menemukan sosok yang tulus mencintainya.

Hah~

Sekarang ingin menyesal juga sudah tidak berguna si. Semuanya sudah sia sia.

Ding dong~

Seojoon mengusap wajahnya dengan kasar lalu berjalan menuju kearah pintu utama.

Dibukanya pintu itu dengan pelan. Dia fikir Nickhun bersama Tiffany yang datang menemui dirinya namun ternyata dia salah.

Deg

"C-Chaeyoung?"

"Papa" Chaeyoung langsung memeluk sang Papa dengan erat.

Seojoon tidak mampu berkata kata. Dia membalas pelukan sang anak tidak kalah eratnya. Apa dia lagi berhalu? Tapi ini tidak mungkin. Pelukan itu terasa sangat nyata.

Minyoung yang mendengar Seojoon memanggil nama sang anak juga bergegas menghampiri "Chaeyoung!?" Dia juga tidak kalah kagetnya.

"Mama" Chaeyoung melepaskan pelukan itu lalu dia beralih memeluk sang Mama.

"Hiks sayang" isak Minyoung mengecup kepala Chaeyoung berkali kali.

"Jangan sedih Ma" Chaeyoung melepaskan pelukan itu lalu menghapus air mata sang Mama.

"Ayo kita masuk sayang" Minyoung membawa sang anak menuju keruang tamu diikuti oleh sang suami dibelakangnya.

"Chae, bagaimana kamu masih hidup? Apa yang terjadi sebenarnya?" Tanya Seojoon.

"Aku selamat dari kebakaran itu Pa" ujar Chaeyoung.

"Terus siapa yang dimakamkan itu?" Bingung Minyoung.

"Memangnya kalian memakamkan jasad seseorang?" Tanya Chaeyoung.

"Polisi bilang kalau kamu sudah menjadi abu. Mereka menduga kalau itu memang kamu gara gara nametag, cincin sama sidik jari kamu dijas kamu yang hampir terbakar" jelas Seojoon.

Chaeyoung tersenyum tipis "Aku masih diberi kesempatan untuk hidup"

Flashback on

Chaeyoung menatap cincin yang masih tersarung dijarinya itu. Perlahan lahan dia melepaskan cincin itu dengan tatapan sayu "Sepertinya aku sudah tidak ada hak keatas cincin ini" lirihnya.

Dia meletakkan cincin itu diatas meja kerjanya dan berjanji untuk segera memulangkan cincin itu kepada Limario setelah mereka resmi bercerai.

Secara tiba tiba, alarm rumah sakit berbunyi dengan nyaring membuatkan Chaeyoung mengernyit bingung "Apa yang terjadi?" Gumamnya.

Tok tok tok!!

Secara kasar pintu ruangannya diketuk oleh seseorang membuatkan dia bergegas membukanya.

Surrender ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang