Hari demi hari terus berlalu dan kini sudah sebulan sejak Limario seakan menerima Chaeyoung sebagai istrinya. Namun begitu, dia tetap saja belum mengungkapkan rasa cintanya karena dia sendiri masih ragu sama perasaannya sendiri.
"Kenapa kamu belum kembali ke America? Bukannya liburan kamu sudah selesai?" Bingung Limario.
"Aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah disini. Aku sudah ngomong sama Daddy kok dan Daddy juga sudah mendaftarkan aku dikampus yang dekat sama rumah sakit tempat Oppa bekerja" jelas Jihan.
Chaeyoung yang mendengar penuturan Jihan itu hanya mampu tersenyum palsu. Dia tahu alasan Jihan tidak ingin kembali ke America. Itu sudah pasti gara gara dia masih ingin menjadikan Jennie sebagai istri Limario.
"Chae, aku berangkat duluan ya" pamit Limario.
"Iya. Hati hati" ujar Chaeyoung.
Limario mengangguk lalu berganjak pergi kerumah sakit. Chaeyoung tidak ikut bersama karena hari ini adalah hari liburnya dan dia memutuskan untuk bersantai dimansion.
"Jihan, kamu mau makan? Tadi kamu belum sarapan bukan?"
Jihan memutar bola matanya dengan malas "Aku tidak ingin memakan masakan kamu. Bisa bisanya aku keracunan!"
"Ya sudah, terserah kamu saja. Kalau kamu mau makan, panaskan saja makanannya. Aku kebelakang duluan" ujar Chaeyoung berganjak ketaman belakang tanpa mempedulikan Jihan yang sudah mengumpatinya.
"Dasar cewek tidak ada rasa malu! Lihat saja, Limario Oppa pasti akan membenci lo!" Gumam Jihan kesal.
Ding dong~
Dengan segera Jihan berganjak kearah pintu dan membukanya "Cari siapa?"
"Aku mencari Chaeyoung. Kamu siapa?"
"Bukan siapa siapa" sahut Jihan "Kalau kamu mencari cewek itu, sila ketaman belakang sekarang. Dia ada disana"
"Apa tidak apa apa aku masuk?"
"Pergi saja. Didapur ada taman belakang"
Sosok itu mengangguk dan berlalu menuju ketaman belakang.
Jihan pula berseringai. Sepertinya ini akan menjadi hal yang seru untuknya.
"Chaeyoung"
Chaeyoung melotot ketika melihat sosok yang menghampirinya itu "Mark?! Kenapa kamu bisa ada disini?"
Memang selama hampir sebulan ini, Mark sudah tidak mengganggu Chaeyoung setelah pertemuannya dengan Limario di rooftop rumah sakit namun hari ini dia malah kembali muncul.
"Tadi ada cewek yang langsung meminta aku untuk menghampiri kamu disini" jelas Mark.
"Jihan!" Gumam Chaeyoung kesal. Bisa bisanya adek iparnya itu seenaknya saja membiarkan orang lain memasuki mansionnya. Huft, menyebalkan!
"Bagaimana kamu bisa tahu aku tinggal disini?" Tanya Chaeyoung kesal.
Mark terkekeh kecil "Apa si yang aku tidak tahu soal kamu. Asal kamu tahu, beberapa hari yang lalu aku kembali ke Australia untuk mengambil libur selama sebulan. Aku akan menetap di Korea untuk menemani kamu"
"Untuk apa kamu menemani aku? Aku tidak butuh kamu. Aku sudah punya suami!" Balas Chaeyoung.
"Aku tidak yakin kamu bahagia sama suami kamu itu. Dan aku akan memastikan kamu bahagia bersama aku" seringai Mark seperti sosok psycho.
Secara tiba tiba, dia menarik Chaeyoung dengan kasar dan berusaha untuk mencium wanita itu.
Chaeyoung sontak meronta ronta dan berusaha mendorong Mark walaupun tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan sosok itu.
Tanpa mereka sedari, ada Jihan yang mengintip mereka. Dia sudah memotretnya dari posisi berbeda yang menunjukkan Chaeyoung sama Mark seakan berciuman walaupun nyatanya tidak.
Plakkk
Chaeyoung menampar Mark dan mendorong cowok itu menjauh "Kurang ajar!" Marahnya.
"Kenapa aku tidak bisa mencium kamu!? Kamu milik aku!" Sentak sang cowok.
"Aku bukan milik kamu! Aku milik suami aku!" Teriak Chaeyoung dengan nafas yang memburu "Mendingan sekarang kamu pergi! Aku tidak ingin melihat kamu lagi. Anggap saja kita tidak pernah bertemu! Aku benci kamu!"
Tangan Mark terkepal emosi. Ditatapnya Chaeyoung dengan tajam "Kamu tidak akan bisa pergi dari aku!" Ujarnya sebelum berlalu pergi dari sana.
Chaeyoung mengusap wajahnya dengan kasar bagi menenangkan dirinya yang masih emosi itu.
"Wawww, seru ya ciuman sama cowok lain" Jihan tiba tiba muncul.
"Jihan, itu bukan seperti yang kamu lihat! Jangan salah faham!" Ujar Chaeyoung.
Jihan terkekeh sinis "Aku tidak peduli. Selamat, kamu akhirnya akan dikeluarkan daripada keluarga Manoban" dengan santainya dia berganjak pergi dari sana.
"Arghh sial!" Chaeyoung mengumpat marah! Kenapa disaat dia sudah hampir berjaya mendapatkan hati Limario, masalah terus muncul?
*
Hubungan Jennie sama Limario juga sudah kembali seperti biasa. Jennie sudah tidak bersikap cuek sama Limario dan mereka terus menjadi sahabat.
Tanpa Limario tahu, Jennie ternyata masih belum bisa move on darinya. Jennie tetap saja memperlakukan Limario seperti pacarnya bahkan dia bersikap posesif namun Limario tidak mempermasalahkannya karena Limario menganggap sikap posesif Jennie itu hanyalah sebagai sahabat.
"Dimana Jisoo Hyung?" Tanya Limario soalnya sudah beberapa hari dia tidak melihat Jisoo dirumah sakit.
"Kenapa si kamu nanyain dia mulu? Kamu tidak suka berdua sama aku!?" Ketus Jennie.
"Bukan seperti itu maksud aku Jen. Aku hanya penasaran saja. Biasanya dia terus mengikuti kamu"
Jennie mendengus "Dia keluar kota selama beberapa hari. Katanya ada project disana"
"Ah, kamu pasti kesepian tanpa dia bukan?"
"Aku kesepian banget. Jadi kamu harus menemani aku ya" pinta Jennie dengan sedih.
"Tapi Jen-"
"Iya aku tahu kok kamu sudah menikah tapi apa kamu sudah tidak punya waktu sama sahabat kamu ini? Kamu tega melihat aku kesepian?"
Melihat wajah sedih Jennie membuatkan Limario merasa bersalah "Arreosso arreosso, maafkan aku. Aku akan menemani kamu agar kamu tidak kesepian"
"Yeayyy terima kasih Lim! Kamu memang the best!" Pekik Jennie dan Limario hanya mampu tersenyum.
Jangan salahkan aku ya untuk konflik ini soalnya kalian sendiri yang memilih konflik yang berat. Belajar lah untuk tidak menyalahkan orang lain atas keputusan yang menjadi pilihan kalian sendiri😌
Tekan
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender ✅
Fiksi PenggemarPernikahan yang terjadi secara tiba tiba membuatkan Limario membenci Chaeyoung namun akhirnya dia menyerah ketika cinta mula menghampiri namun dia 'terlambat' Chaelim📌 Fanfiction 📌 Fiksi📌