-28-

1.1K 149 61
                                    

"Apa yang bisa membuatkan kamu bahagia?"

"Kepergian kamu"

"Lim, aku pamit ya"

"Chaeyoung!" Limario terbangun dari pingsannya dengan nafas yang memburu.

"Lim" panggil Nickhun mengelus punggung sang anak.

Limario menatap sekeliling. Terlihatlah sosok kedua orang tuanya bersama Jihan, Jennie dan juga Jisoo yang ada disana.

"Kamu dirumah sakit" ujar Nickhun.

"Chaeyoung, dimana Chaeyoung!?" Tanya Limario menatap orang tuanya secara bergantian.

"Chaeyoung sudah meninggal Lim. Pihak polisi menemukan jas serta nametag Chaeyoung didalam ruangannya. Sekarang mertua kamu lagi menguruskan pemakamam Chaeyoung" jelas Nickhun menahan sesak didadanya.

"T-Tidak mungkin!" Sangkal Limario "Kalian bohong!"

"Oppa" lirih Jihan. Jennie mendorong kursi roda Jihan menghampiri Limario. Dengan segera Jihan menggenggam tangan Limario "Maafkan aku. S-semuanya salah aku"

Dia menggigit bibir bawahnya bagi menahan isakannya "S-Sebenarnya Chaeyoung Eonnie tidak bersalah. Waktu itu ada cowok yang mencari Chaeyoung Eonnie terus aku yang meminta cowok itu untuk langsung menghampiri Chaeyoung Eonnie. Cowok itu memaksa untuk mencium Chaeyoung Eonnie dan waktu itu juga aku memotret mereka. Semuannya salah aku Oppa. A-aku yang memfitnah Chaeyoung Eonnie. Dia tidak pernah selingkuh dari Oppa karena dia mencintai Oppa" 

Nafas Limario seakan tercekat. Matanya memerah menandakan dia lagi emosi "Kenapa? KENAPA KAMU MELAKUKAN SEMUA ITU JIHAN!!" teriaknya dengan nafas yang memburu.

Jihan tidak mampu menahan isakannya lagi "Hiks aku melakukan semua itu karena ingin membantu Jennie Eonnie mendapatkan Oppa kembali" isaknya.

Limario menatap Jennie "Jen, jangan bilang kalau semuanya rencana kamu sama Jihan?"

Jennie menunduk. Dia tidak mampu menjawab pertanyaan dari Limario.

Melihat Jennie yang terus diam itu membuatkan badan Limario lemes "K-kenapa Jennie-ah? Apa salah aku sama kamu? Bukannya kamu sendiri yang memutuskan hubungan kita tapi kenapa kamu malah menghancurkan kebahagiaan aku?" Lirihnya dengan air mata yang sudah mengalir dipipinya.

"Maafkan aku Lim" lirih Jennie menunduk.

"Pergi"

"Lim-"

"Pergi!" Sentak Limario "Tolong pergi jauh dari kehidupan aku! Aku tidak ingin melihat kamu lagi! Bawa juga adek kesayangan kamu ini! Mulai sekarang aku tidak punya adek lagi!"

"Oppa" lirih Jihan.

"Jangan memanggil saya Oppa lagi karena saya bukan Oppa kamu!" Teriak Limario.

Dia beralih menatap kedua orang tuanya "Aku ingin menguruskan pemakamam istri aku"

"Kita kesana sekarang" ujar Nickhun merangkul sang istri yang masih menangis.

*

Brukkk

Limario terduduk disamping makam sang istri. Istrinya itu baru saja selamat dimakamkan dan disamping makam istrinya itu pula makam sang anak yang baru saja berusia 2 bulan.

Ya Tuhan, begitu berat hidup yang harus dijalani oleh Limario saat ini. Kenapa kebenaran baru saja terbongkar setelah dia kehilangan istri dan anaknya itu?

"Limario" panggil Seojoon.

"Iya Pa?" Sahut Limario.

"Chaeyoung pernah bilang sama Papa kalau dia mengizinkan kamu menikah sama mantan kamu itu. Sekarang lakukanlah apa yang kamu ingin lakukan. Chaeyoung tidak akan mengganggu kamu lagi. Terima kasih karena sudah menjaga anak Papa selama ini" Seojoon berujar dengan serius lalu dia berlalu pergi dengan menggandeng sang istri.

"Lihatlah Lim, kamu sudah mensia siakan cinta tulus Chaeyoung. Mommy kecewa sama kamu" ujar Tiffany lalu dia berganjak pergi dari sana diikuti oleh Nickhun.

Limario mengelus makam sang istri "Maafin saya karena saya belum bisa menjadi suami yang baik untuk kamu"

Dia beralih menatap makam sang anak "Anak Papa, maafkan Papa. Papa bersalah sama kamu dan Mama kamu. Papa menyesal sayang" lirihnya.

Drttt drttt

Limario mengambil ponselnya dan menerima panggilan dari pihak atasannya.

"Dokter Manoban, gimana sama kondisi kamu?"

"Saya baik baik saja Pak" bohong Limario. Baik baik saja? Ck, dia bahkan jauh dari kata baik baik saja. Untuk saat ini kondisinya benar benar hancur. Dia dikhianati oleh adek dan juga mantannya sendiri. Dan dengan bodohnya dia malah membuang sang istri gara gara lebih mempercayai pengkhianat.

"Kasus ini sudah diselidiki oleh pihak polisi dan sepertinya ia disengajakan"

"Disengajakan? Maksud Bapak?"

"Melalui CCTV, polisi dapat melihat ada seorang pria yang memulakan kebakaran itu. Ah, saya mendapatkan info yang baru. Pelaku sudah ditahan oleh polisi dan dia bilang dia melakukkan semua itu gara gara dibayar oleh seseorang"

"Siapa orangnya Pak!?"

"Kalau tidak salah, namanya Mark Hamilton. Sekarang polisi lagi mencari keberadaan dia. Sepertinya dia sudah kabur"

"Baiklah Pak, terima kasih infonya" ujar Limario lalu mematikan panggilan itu.

"Mark? Apa dia sosok yang mengejar Chaeyoung? Bukannya dia mencintai Chaeyoung tapi kenapa dia sanggup melakukan hal seperti itu?" Gumam Limario dengan bingung.







Dengan langkah capeknya Limario berjalan memasuki mansionnya. Raut wajahnya sontak berubah ketika melihat sosok Jennie bersama Jihan dan Jisoo yang berada diruang tamu mansion.

"Lim" panggil Jennie.

"Untuk apa lagi kalian kesini!?" Sentak Limario.

"Hiks Oppa. Maafkan aku. Aku tahu aku salah" isak Jihan memohon.

"Apa kamu fikir maaf kamu itu bisa mengembalikan istri sama anak saya!? Tidak bukan!?" Dingin Limario.

Dia beralih menatap Jennie "Cinta saya untuk kamu sudah hilang! Hati saya hanya milik istri saya. Menjauhlah dari hidup saya!"

"Lim, ak-"

"Cukup Jen!" Potong Limario "Hyung, tolong bawa mereka pergi dari sini sekarang! Aku tidak ingin melihat mereka lagi!"

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Gue akan pastikan Jennie tidak akan mengganggu lo lagi" ujarnya beralih menatap Jennie "Ayo pergi"

Limario tidak peduli, dia langsung berganjak menuju kekamarnya untuk mengistirahatkan dirinya.

"Hehh tuyul, ayo pergi" ajak Jisoo.

"Tidak. Aku mau disini bersama Lim Oppa!" Tolak Jihan.

"Limario butuh waktu. Apa lo fikir dia sanggup melihat wajah pengkhianat seperti lo sama Jennie?" Ujar Jisoo sinis "Sekarang ayo pergi, tidak ada bantahan!" Tegasnya menggandeng Jennie.

"Bantuin dong!" Kesal Jihan yang kesulitan untuk menggunakan kursi rodanya.

"Lo seharusnya bersyukur karena tangan lo tidak ikutan patah. Kalau patah, lo pasti bakalan menjadi tuyul ngesot. 11 12 deh sama suster ngesot" ledek Jisoo tertawa jahat.

Ah, dia merasa puas sekali karena bisa bikin cewek itu merasa kesal wkwkwk.









  Tekan
    👇

Surrender ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang