-6-

778 128 19
                                    

Aku numpang dikapal ini dulu ya soalnya kapal utama aku lagi tenggelam🥲

*

"Loh Chaeyoung!?"

"Kamu kok bisa ada disini?" Tanya Chaeyoung.

"Awalnya aku kerumah Jennie tapi Daddy Jennie bilang kalau Jennie sudah keluar makanya aku mencari Jennie kesini" jelas Jisoo "Kamu juga ngapain disini?"

"Aku lagi memantau Limario" sahut Chaeyoung.

"Kamu suka sama Limario?" Tanya Jisoo.

Chaeyoung menunjukkan cincin dijarinya "Aku istri Limario"

"MWOYA!?!"

Dengan buru buru Chaeyoung membekap mulut Jisoo. Bisa dipastikan mereka akan ketahuan gara gara teriakan Jisoo itu.

"Mereka kesini!" Panik Chaeyoung lalu menarik Jisoo pergi dari sana.

Limario sama Jennie menghampiri tempat persembunyian Jisoo sama Chaeyoung "Loh, tidak ada siapa siapa" ujar Limario.

"Terus tadi teriakan siapa? Masa hantu?" Jennie bergidik ngeri.

Limario terkekeh kecil dan memeluk Jennie dari samping "Tidak ada hantu yang akan mengganggu kamu selagi kamu bersama aku"

Jennie tersenyum "Kita cari makan yuk. Aku belum makan malam loh"

"Belum makan? Ya sudah, ayo kita ke restaurant" Limario menggandeng Jennie menuju kemobilnya.


Disisi lain, Chaeyoung bersama Jisoo sudah berada di mini market dengan dua cup ramen didepan mereka.

"Gimana Limario bisa menikah sama kamu?" Tanya Jisoo memakan ramen miliknya.

"Perjodohan keluarga. Aku kaget si awalnya tapi aku tidak bisa membantah keputusan orang tua aku. Lagian Limario juga sudah setuju"

"Limario setuju? Tapi kenapa? Bukannya dia masih mencintai Jennie?"

"Tapi dia sudah putus dari Jennie bukan? Itu juga gara gara kamu yang dijodohkan sama Jennie. Limario mungkin ingin menjadikan aku pelarian saja si"

"Tidak mungkin seperti itu Chae. Limario itu baik kok"

"Baik? Ck, dia memang baik tapi dia cuek banget sama aku. Dia hanya bersikap hangat sama Jennie. Sebagai istri Limario, aku tidak suka melihat keakraban mereka" jujur Chaeyoung.

"Bukannya kamu bekerja ditempat yang sama dengan mereka? Apa Jennie tidak tahu kalau kamu istri Limario?"

Chaeyoung menggeleng "Limario tidak mau ada siapa siapa tahu status aku sama dia. Jadi aku yakin Jennie tidak tahu kalau Limario sudah punya istri"

Jisoo mengangguk faham "Kisah kalian sulit ya. Semuanya pasti gara gara aku yang menerima perjodohan aku sama Jennie ini"

"Kalau bisa aku tahu, kenapa kamu menerima perjodohan itu?"

"Aku sama Jennie sudah temanan sejak TK. Kemana mana saja pasti akan selalu bersama. Tapi pas kuliah, Jennie ketemuan sama Lim karena mereka berada dijurusan yang sama. Akhirnya mereka pacaran dan sejak itu Jennie sudah tidak punya banyak waktu sama aku. Sejujurnya aku memang sudah mencintai Jennie sejak lama tapi dia keburu ketemu sama Limario. Dan sejak putus sama Limario, Jennie seakan benci sama aku karena aku yang menjadi alasan dia sama Limario tidak dapat bersama" jelas Jisoo.

Chaeyoung tersenyum tipis "Gimana kalau kita kerjasama?"

"Kerjasama? Artinya?"

"Kita bikin mereka cemburu. Aku yakin Jennie pasti akan cemburu kalau kamu dekatin aku walaupun dia terus menyangkal perasaannya itu"

"Memangnya kamu yakin Jennie suka sama aku?"

"Jennie sama kamu sudah temanan pas dari TK bukan? Aku yakin dia akan cemburu melihat temannya ini dekat sama yang lain"

"Terus gimana sama Lim?"

"Aku istri Lim. Aku akan berusaha mendapatkan hati suami aku itu"

"Baiklah, mulai sekarang kita kerjasama!"


*

"Oh kamu sudah pulang" ujar Chaeyoung ketika Limario memasuki kamar mereka.

"Hm" sahut Limario singkat.

"Kamu sudah makan?" Tanya Chaeyoung yang bersandar diheadboard kasur.

"Sudah"

"Kamu tidak bisa ngomong sesuatu yang panjang gitu? Singkat banget si omongannya!" Gerutu Chaeyoung.

Limario membaringkan dirinya diatas kasur lalu memainkan ponselnya.

"Lim, kita butuh bicara" Chaeyoung sudah mula serius.

"Ngomong saja" cuek Limario yang masih fokus memainkan ponselnya.

Chaeyoung mendengus "Menurut kamu, pernikahan kita ini apa?"

"Beban"

"Huh?" Bingung Chaeyoung.

"Pernikahan kita ini beban untuk aku" jelas Limario.

Chaeyoung menggigit bibir bawahnya. Hatinya sedikit sakit si "J-jadi kamu menganggap aku sebagai beban?"

"Iya" singkat Limario.

"Kejam ya kamu"

"Memang"

Chaeyoung tersenyum miris "Lim, kapan kamu akan menerima aku?"

"Jangan pernah berhalu. Saya tidak akan pernah menerima kehadiran kamu"

"Tapi tetap saja kita sudah menikah Lim! Aku sudah menjadi tanggungjawab kamu! Bisa tidak si kamu memperlakukan aku seperti aku istri kamu!?"

Limario menyimpan ponselnya dinakas lalu beralih menatap Chaeyoung dengan tajam "Kamu itu hanya pengganggu! Kamu mau saya bertanggungjawab? Fine, kamu bisa menggunakan kartu atm saya. Anggap saja itu nafkah dari saya"

"Gimana sama nafkah batin?"

Limario memajukan wajahnya sehingga berada tepat didepan wajah Chaeyoung "Saya tidak akan pernah menyentuh kamu. Saya tidak sudi" bisiknya.

Air mata Chaeyoung tidak mampu ditahan lagi. Apa dia begitu hina dimata suaminya itu? "Kamu kejam Limario!" Chaeyoung berganjak turun dari kasur dan berlalu keluar dari sana.

Dia duduk disofa diruang tamu untuk menenangkan dirinya itu. Sejujurnya dia berharap Limario menyusul dan membujuknya namun itu tidak akan mungkin terjadi bukan?

Akhirnya gara gara capek menangis, Chaeyoung tertidur disofa diruang tamu tanpa menggunakan selimut.

Limario? Cowok cuek itu bahkan sudah masuk kealam mimpi dengan selimut yang membaluti tubuhnya.










Tekan
   👇


Surrender ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang