-13-

853 147 39
                                        

Mobil yang dikendarai oleh Limario terparkir di parkiran rumah sakit. Dia terus berdoa semoga Jennie tidak melihat dirinya yang datang bersama Chaeyoung.

"Kenapa?" Tanya Chaeyoung ketika menyadari raut wajah Limario.

"Pastikan Jennie tidak tahu kalau kita datang bersama!" Ujar Limario penuh penekanan.

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar "Jennie Jennie Jennie. Apa tidak ada hal lain yang kamu fikirkan selain dia?"

"Bukan urusan kamu" cuek Limario.

"Sampai kapan kamu mau cuek sama aku seperti ini?"

Limario menatap Chaeyoung dengan tajam "Sampai kamu sadar kalau kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama!"

Chaeyoung tersenyum miris "Terima kasih karena sudah mengizinkan aku untuk datang bersama kamu" dia lalu berganjak turun dengan menahan air matanya.

Limario pula menatap kepergian Chaeyoung dengan tatapan bersalah. Apa kata katanya sudah keterlaluan? "Bodoh Lim!" Gumamnya memukul stir mobil.

Bersamaan dengan itu, pandangannya tertuju kearah mobil Jisoo yang baru saja memasuki rumah sakit. Melihat Jennie yang baru keluar dari mobil Jisoo itu membuatkan Limario bernafas lega. Itu artinya Jennie tidak melihat Chaeyoung yang datang bersama dengannya.

Dengan buru buru Limario keluar dari mobil lalu menghampiri Jennie yang sudah berganjak keluar dari mobil Jisoo "Selamat pagi Jen"

"Pagi Lim!" Sahut Jennie penuh semangat.

"Drama pagi huh?" Sambar Jisoo.

"Diam deh!" Ketus Jennie.

Jisoo tidak peduli. Dia menatap Limario "Dimana Chaeyoung?"

"Kenapa kamu memberi pertanyaan itu kepada Limario? Apa kamu fikir Limario tinggal bersama Chaeyoung huh?" Sambar Jennie.

"Ya mungkin saja mereka tinggal bersama" sahut Jisoo pura pura polos.

Limario menatap Jisoo dengan tajam seakan memberi peringatan kepada Jisoo agar tidak membocorkan rahsianya.

"Mendingan Hyung pergi ke perusahan. Aku sama Jennie harus bekerja" ujar Limario yang langsung menggandeng Jennie pergi dari sana.

"Makin berani tuh anak! Lihat saja nanti!" Gumam Jisoo kesal.

*

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar ketika melihat Jennie yang berada didalam ruangan kerja Limario. Melihat senyuman yang Limario berikan kepada Jennie itu membuatkan sedikit hati Chaeyoung terluka. Apa salah kalau dia ingin mendapatkan haknya sebagai seorang istri? Kenapa suaminya sendiri malah bersikap cuek kepadanya namun malah bersikap hangat sama cewek yang lain?

"Gimana kondisi kamu?" Jisoo tiba tiba muncul disamping Chaeyoung.

"Aku sudah sembuh. Ngomong ngomong, kenapa Oppa bisa disini?"

"Kerja aku di perusahan tidak terlalu banyak makanya aku kesini untuk menjalankan misi kita"

Chaeyoung menunduk "Apa Oppa fikir misi kita akan berhasil? Semuanya seakan sulit. Mereka saling mencintai dan aku seperti seorang pelakor"

"Hey, jangan ngomong seperti itu Chae. Kamu bukan pelakor. Kamu itu istri sahnya Limario. Waktu kamu menikah sama Limario, Limario memang sudah putus sama Jennie" Jisoo mengangkat dagu Chaeyoung agar Chaeyoung menatapnya.

Bersamaan dengan itu, Limario sama Jennie menatap kearah mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ekhem!" Dehem Limario menghampiri mereka diikuti oleh Jennie dibelakangnya.

"Ada yang bisa aku bantu Dokter Manoban?" Tanya Jisoo.

"Apa Hyung fikir kelakuan Hyung itu tidak salah?" Datar Limario.

"Apa yang salah?" Tanya Jisoo.

"Hyung malah bermesraan sama cewek lain sementara Hyung sudah mempunyai tunangan. Apa itu tidak salah?"

Jisoo terkekeh sinis. Dia mendekati Limario dan sedikit berjinjit gara gara Limario lebih tinggi darinya "Terus kamu fikir kamu bermesraan sama tunangan orang juga tidak salah? Kamu lupa kalau kamu sendiri juga sudah punya istri? Ngaca Lim" bisiknya.

Limario menghembuskan nafasnya dengan kasar "Ini urusan rumah tangga aku, Hyung jangan ikut campur!" Balas Limario ikutan berbisik.

"Aku pasti akan ikut campur karena kamu bukan hanya menyakiti hati 1 cewek tapi dua" ujar Jisoo menepuk pundak Limario.

"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Jennie penasaran.

"Ini bukan urusan kamu Sayang" sahut Jisoo.

"Stop memanggil aku Sayang. Aku jijik Ji!" Marah Jennie.

"Aku tidak peduli" dengan santainya Jisoo menarik Jennie pergi dari sana walaupun ceweknya itu sudah memberontak meminta untuk dilepaskan.

"Ikut saya!" Limario menarik Chaeyoung memasuki ruangannya.

Dia mengunci pintu ruangannya agar tidak ada siapa siapa yang masuk dan mendengarkan perbicaraan mereka.

"Jangan dekatin dia Chaeyoung!" Sentak Limario secara tiba tiba.

Sudah pasti hal itu membuatkan Chaeyoung kaget "Wae? Aku sama dia hanya temanan!" Balas Chaeyoung berusaha terlihat kuat walaupun saat ini dia ingin sekali menangis.

"Teman? Teman apa yang bisa menyentuh kamu? Aku ini suami kamu Chaeyoung! Hormatin aku!"

Nafas Chaeyoung memburu "Kamu mau aku menganggap kamu sebagai suami aku sementara kamu tidak pernah menganggap aku sebagai istri kamu. Apa itu adil Lim!?"

Limario memijit pelipisnya "Mendingan kita cerai saja"

"Maaf, aku tidak bisa. Aku ingin mempertahankan rumah tangga kita ini" balas Chaeyoung penuh penekanan.

"Tidak ada yang perlu dipertahankan lagi. Saya tidak mencintai kamu!"

"Pokoknya aku tidak mau Lim! Kamu milik aku, selamanya akan menjadi milik aku!" Dengan tangan yang terkepal, Chaeyoung membuka pintu ruangan Limario lalu dia berganjak pergi dari sana.

Chaeyoung sadar kalau dirinya sudah menjadi egois namun dia hanya ingin mempertahankan orang yang dia cintai. Untuk sekarang tolong biarkan dia berjuang untuk mendapatkan cinta Limario. Dan jika dia gagal, dia sendiri yang akan pergi meninggalkan Limario.













Tekan
   👇

Surrender ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang