Mark menatap Chaeyoung dan Limario secara bergantian. Melihat foto yang ditunjukkan oleh Limario itu membuatkan dia yakin kalau Chaeyoung memang sudah menikah.
"Ceraikan Chaeyoung" ujar Mark menatap Limario dengan serius.
"Tidak" sahut Limario datar.
Mark mendengus. Dia mendekati Limario "Gue bahkan lebih mengenali Chaeyoung berbanding lo. Lihat saja, gue pasti bisa mendapatkan hati Chaeyoung" bisiknya lalu berganjak pergi dari sana.
Tangan Limario terkepal emosi. Dia merasa cemburu ketika mendengarkan penuturan Mark.
"Chaeyoung" panggil Limario menatap Chaeyoung.
"Hurm?" Sahut Chaeyoung.
"Saya cemburu" jujur Limario.
Secara tiba tiba, dia membawa Chaeyoung kedalam dakapannya dan menikmati aroma wangian Chaeyoung yang memabukkan. Jantung mereka? Jangan ditanya lagi. Sudah pasti ianya terus berdegup dengan kencang seakan ingin meledak.
"Omo!?!" Pekikan itu membuatkan mereka dengan buru buru melepaskan pelukan.
"Y-Yeri" kaget Chaeyoung.
"K-kalian?" Yeri tidak mampu melanjutkan kata katanya. Dia hanya mampu menatap keduanya secara bergantian.
Limario menarik tangan Chaeyoung dan menunjukkan cincin yang ada dijarinya dan juga jari Chaeyoung "Kita sudah menikah"
"Jadi suami Dokter Park itu Dokter Manoban?" Tanya Yeri.
"Iya Yer" sahut Chaeyoung.
"Ada apa kamu kesini Yeri-ssi?" Datar Limario.
"Oh itu, saya mencari Dokter Manoban. Pak Yanto mengalami masalah" jelas Yeri.
"Saya duluan" Limario bergegas pergi dari sana.
"Erm sepertinya saya juga harus pergi" dengan canggungnya Chaeyoung berganjak pergi dari sana.
Yeri menatap kepergian mereka dengan senyuman diwajahnya "Yesss! Kapal gue akhirnya belayar!" Teriaknya senang.
Duh, ada ada saja nih orang>_<
*
Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore dan saat ini Chaeyoung lagi bersantai di taman rumah sakit untuk mengistirahatkan dirinya yang sudah capek itu. Dia juga harus menunggu Limario untuk pulang bersama. Kebetulan sekali suaminya itu masih harus menguruskan satu pasien yang mengalami kejang.
"Erm Dokter Park?" Chaeyoung mendongak menatap seorang cowok berjas Dokter yang menghampirinya.
"Erm iya" sahut Chaeyoung.
"Bisa saya duduk disini?"
"Silakan Dok"
Sosok itu duduk disamping Chaeyoung "Saya juga Dokter Park loh"
"Jjinja? Ngomong ngomong, ini bukan jam kerja jadi jangan formal ya"
"Eoh, baiklah. Perkenalkan nama aku Park Chanyeol. Aku specialist Dokter jantung. Sejak hari pertama kamu, kita belum sempat kenalan ya"
"Aku Chaeyoung Park, specialist ahli bedah"
"Aku tahu kok. Kamu Dokter yang terbaik di Australia makanya kamu dipindahkan kesini karena rumah sakit ini kekurangan ahli bedah"
Chaeyoung hanya tersenyum malu malu.
"Ngomong ngomong, kenapa kamu belum pulang?"
"Aku menunggu Dokter Manoban"
Dahi Chanyeol mengernyit "Kalian pulang bersama?"
"Iya. Mobil aku rusak jadi aku datang dan pulang sama dia deh" sahut Chaeyoung tidak sepenuhnya berbohong.
"Baiklah, kebetulan ini lagi waktu istirahat aku jadi aku akan menemani kamu menunggu Dokter Manoban"
"Tidak perlu repot repot. Aku bisa menunggu sendiri kok"
"Tidak merepotkan kok. Lagian ada banyak yang aku ingin bicarakan sama kamu"
"Bicara soal?"
"Ya tidak ada apa apa si. Aku hanya kagum saja sama kamu. Diusia kamu yang masih muda, kamu sudah berjaya menjadi Dokter yang hebat"
"Aku biasa biasa saja kok"
Tidak terasa, mereka mula merasa nyaman dan Chanyeol yang baru dikenali oleh Chaeyoung itu mampu membuatkan Chaeyoung tertawa.
Bersamaan dengan itu, Limario menghampiri mereka dengan wajah datarnya seperti biasa "Chaeng, ayo pulang"
"Oh Dokter Manoban" seru Chanyeol.
"Maaf Dokter Park, saya akan membawa Chaeyoung pulang" ujar Limario beralih menggenggam tangan Chaeyoung.
"Silakan" ujar Chanyeol.
"Erm Chan, aku duluan ya. Terima kasih karena menemani aku" pamit Chaeyoung.
"Aku senang bisa berteman sama kamu. Semoga kita ketemu lagi Chae" ujar Chanyeol menampilkan senyuman manisnya yang mampu membuatkan author pingsan:v
Limario memutar bola matanya dengan malas lalu berganjak membawa Chaeyoung pergi dari sana. Tidak bisa dipungkiri kalau hatinya panas ketika melihat sang istri tertawa gara gara cowok yang lain.
"Masuk" dia membukakan pintu mobilnya untuk Chaeyoung dan mempersilakan wanita itu untuk masuk.
"Terima kasih" dengan senang hati Chaeyoung berganjak memasuki mobil.
Setelah ikut masuk, Limario langsung menjalankan mobilnya untuk pergi dari sana.
"Siapa cowok tadi?" Tanya Limario yang fokus menatap jalanan.
"Huh? Kamu tidak kenal sama Dokter Park?" Bingung Chaeyoung.
"Bukan dia, tapi cowok tadi pagi"
"Ah, Mark? Dia Dokter juga si di Australia. Sudah dari dulu dia melamar aku dan aku menolak lamarannya. Tapi dia tidak putus asa si. Dia terus mengejar aku dan itu bikin aku risih. Pas aku dipindahkan kerumah sakit ini, aku senang deh karena bisa menjauh dari dia. Aku menerima perjodohan kita ini juga karena aku mau kabur dari dia tapi sekarang aku malah kecantol benaran sama kamu" Chaeyoung mendumel diakhir kata.
Limario tersenyum tipis "Jangan dekatin cowok itu. Sepertinya dia psycho"
"Arreosso"
Tekan
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender ✅
Fiksi PenggemarPernikahan yang terjadi secara tiba tiba membuatkan Limario membenci Chaeyoung namun akhirnya dia menyerah ketika cinta mula menghampiri namun dia 'terlambat' Chaelim📌 Fanfiction 📌 Fiksi📌