Setelah hampir seharian menghabiskan waktu bersama sang anak, Limario akhirnya menghantar Chaeyoung sama Liam kembali ke taman karena mobil Chaeyoung masih berada disana.
"Chaeng" panggil Limario setelah mobilnya terparkir di parkiran taman.
"Apa?" Cuek Chaeyoung.
"Apa tidak ada peluang kedua untuk aku? Aku benar benar menyesal. Aku ingin hidup bersama kamu, sama anak kita juga. Tolong aku Chaeng" pinta Limario.
"Aku butuh waktu Lim. Tolong mengerti posisi aku. Aku masih takut untuk kembali bersama kamu. Bagaimana jika kedepannya aku kembali mendapatkan fitnah? Mungkin saat itu kamu juga akan mempercayai fitnah itu dan kembali membuang aku"
"Aku janji akan percaya sama kamu Chaeng"
"Aku tidak butuh janji kamu. Aku hanya butuh bukti. Tolong beri aku waktu. Aku akan memikirkan semuanya"
Chaeyoung akhirnya berganjak keluar dari mobil Limario dengan menggendong Liam yang sudah tertidur. Dia meletakkan sang anak kedalam mobil lalu menjalankan mobilnya pergi dari sana meninggalkan Limario yang masih setia menatap kepergiannya.
"Aku akan berusaha membuktikan cinta aku untuk kalian" gumam Limario penuh semangat.
Chaeyoung memasuki mansion dengan menggendong Liam dan terlihatlah kedua orang tuanya yang berada diruang tamu.
"Chaeyoung, kesini Nak" panggil Seojoon.
Chaeyoung menghampiri kedua orang tuanya lalu dia membaringkan sang anak diatas sofa. Tidak lupa juga dia meletakkan bantal dikepala Liam agar anaknya itu merasa nyaman.
"Ada apa Pa?" Tanya Chaeyoung berganjak duduk dikarpet disamping sofa Liam.
"Papa sama Mama harus keluar kota selama beberapa hari" ujar Seojoon.
"Loh, tapi aku sama Liam baru saja kembali kesini"
"Maafkan Mama sama Papa ya tapi pekerjaan Mama sama Papa banyak banget" ujar Minyoung merasa bersalah.
"Ya sudah lah, tidak apa apa. Lagian aku juga sudah memutuskan untuk kembali tinggal di Seoul" ujar Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar.
"Kamu yakin? Tapi kenapa?" Tanya Seojoon.
"Tadi aku sama Liam ketemu sama Limario. Limario mau aku kembali bersama dia tapi aku butuh waktu. Dan sekarang aku yakin Liam tidak ingin kembali ke Jeju karena dia mau terus bersama Lim" jelas Chaeyoung mengelus kepala sang anak dengan penuh cinta.
"Kamu tidak ada niatan untuk kembali bersama Limario?" Tanya Seojoon serius.
Chaeyoung menggigit bibir bawahnya "Aku ragu Pa. Aku takut dia masih tidak bisa melupakan masa lalunya"
"Chaeyoung-ah, dengarkan Papa. Asal kamu tahu, selama 3 tahun ini Limario menjalani perawatan psikitiaris"
"Perawatan!? Dia kenapa Pa?!" Kaget Chaeyoung.
"Setelah kebakaran yang terjadi dirumah sakit itu, Limario menyesal. Dia sebenarnya mencintai kamu tapi gara gara fitnah itu, dia kehilangan kamu. Dia menyesal Chae. Setelah dia ingin kembali bersama kamu, kamu malah dinyatakan meninggal. Sejak itu juga Limario jatuh sakit. Dia sering berhalusinasi dengan menganggap kamu masih hidup. Dia bahkan hampir gila karena kehilangan kamu. Papa awalnya cukup marah sama Limario tapi sekarang Papa dapat melihat kalau Limario memang menyesal dan dia benar benar mencintai kamu"
"Fikirkan lah dengan baik Chae. Mama sama Papa hanya menginginkan yang terbaik untuk kamu sama Liam" lanjut Minyoung.
Chaeyoung menunduk. Dia masih memproses semua cerita dari sang Papa. Apa benar Limario hampir gila gara gara kehilangannya? Apa benar Limario memang sudah mencintainya?
"Aku akan memikirkannya" ujar Chaeyoung pada akhirnya.
Seojoon dan Minyoung mengangguk faham "Nanti malam Papa sama Mama bakalan berangkat keluar kota. Kamu jaga diri ya. Kalau ada apa apa, kamu bisa meminta bantuan daripada keluarga mertua kamu. Mereka siap membantu kamu" ujar Seojoon.
"Baiklah Pa. Chae kekamar duluan" pamit Chaeyoung lalu menggendong sang anak menujukkan kekamar.
Setibanya dikamar, dia membaringkan Liam diatas kasur lalu menyelimuti anaknya itu. Setelah itu, dia memutuskan untuk memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya.
Malam harinya, Limario datang berkunjung kemansion dengan membawa kue untung sang anak. Kedatangannya sudah pasti disambut dengan baik oleh Seojoon sama Minyoung karena mertuanya itu memang sudah lama memaafkan dirinya.
Sejujurnya Limario juga cukup marah karena orang tuanya bersama mertuanya menyembunyikan fakta soal Chaeyoung namun sekarang dia tidak ingin mempermasalahkannya.
"Papa!" Pekik Liam menyambut kedatangan Limario.
Hap
Limario beralih menggendong sang anak "Anak Papa ini sudah makan malam?"
"Belum Pa. Mama lagi masak" sahut Liam.
"Kebetulan sekali Papa membawakan kue. Nanti pas makan malam, kita makan kue ya" ujar Limario.
"Okay Papa" sahut Liam.
"Lim, ayo kita makan malam bersama" ajak Seojoon.
"Iya Pa" sahut Limario mengikuti Seojoon menuju kemeja makan bersama Liam yang masih berada digendongannya.
"Kebetulan sekali kamu sudah disini, bagaimana jika malam ini kamu menginap disini saja?" Usul Seojoon membuatkan Chaeyoung sontak menatap kearahnya dengan kesal "Lagian malam ini juga Papa sama Mama harus berangkat keluar kota" lanjutnya.
"Apa tidak apa apa?" Tanya Limario dengan ragu.
"Ya tidak apa apa lah. Lagian kamu sama Chaeyoung masih belum cerai" sahut Seojoon.
"Tapi aku sudah berpisah sama Limario selama 3 tahun" sambar Chaeyoung.
"Kalian masih bisa rujuk" sahut Seojoon seakan tidak ada beban.
Chaeyoung hanya mendengus lalu beralih menatap sang anak "Liam mau Mama suapkan?"
Liam menggeleng "Liam mau sama Papa"
"Baiklah, Papa suapkan ya" ujar Limario.
Bocah itu dengan antuasisnya memakan makan malamnya gara gara sang Papa menyuapinya.
Chaeyoung pula mendumel. Dasar, sudah ketemu sama Papanya malah lupa sama Mamanya. Huftt.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender ✅
FanfictionPernikahan yang terjadi secara tiba tiba membuatkan Limario membenci Chaeyoung namun akhirnya dia menyerah ketika cinta mula menghampiri namun dia 'terlambat' Chaelim📌 Fanfiction 📌 Fiksi📌