Pernikahan yang terjadi secara tiba tiba membuatkan Limario membenci Chaeyoung namun akhirnya dia menyerah ketika cinta mula menghampiri namun dia 'terlambat'
Chaelim📌
Fanfiction 📌
Fiksi📌
Setelah Limario mengatakan yang sejujurnya, suasana seketika menjadi hening.
Jennie melirik tangan Chaeyoung dan Limario secara bergantian. Astaga, kenapa selama ini dia tidak menyadari ada cincin yang sama ditangan keduanya? Jadi ternyata Limario benar, mereka sudah menikah.
"Kenapa? Kenapa kamu berbohong Lim. Kamu bilang hanya aku yang akan kamu cintai tapi ternyata kamu bohong sama aku" lirih Jennie.
"Maafin aku Jen. Tapi hidup harus diteruskan bukan? Kamu sudah bersama Jisoo Hyung dan aku juga butuh pendamping hidup. Suatu hari nanti kamu akan menjadi istrinya Jisoo Hyung. Aku tidak ingin menjadi pebinor Jen" ujar Limario.
"Alasan! Kamu berbohong Lim! Aku kecewa sama kamu!" Sentak Jennie. Dengan air mata yang sudah membasahi pipinya, dia berlari pergi dari sana.
"Terima kasih karena sudah jujur. Sekarang Jennie sudah menjadi tanggungjawab gue sepenuhnya. Gue mengizinkan lo temanan sama Jennie tapi tolong jaga batasan kalian" ujar Jisoo menepuk pundak Limario lalu bergegas menyusul Jennie.
Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar "Aku merasa bersalah"
"Jangan merasa bersalah. Semuanya salah aku. Seharusnya aku jujur saja dari awal sama Jennie" ujar Limario mengelus kepala Chaeyoung "Mendingan kita masuk sekarang" lanjutnya.
Chaeyoung mengangguk lalu berpamitan untuk pergi dari sana.
*
"Jangan seperti ini Jennie-ah" bujuk Jisoo.
"Diam! Mendingan kamu pergi!" Usir Jennie.
"Memangnya kamu sanggup menangis sendirian tanpa ditemani sahabat kamu ini? Jichu tahu Jendeuki butuh pelukan Jichu bukan?"
Tangisan Jennie semakin keras. Disatu sisi, dia menangis gara gara pengakuan Limario dan disatu sisi yang lain, dia menangis gara gara sosok Jisoo yang dulunya merupakan sahabat terbaiknya.
"Ikhlaskan Limario bahagia bersama Chaeyoung. Dia juga butuh pendamping hidup" bujuk Jisoo lagi.
"Limario tetap milik aku!" Sahut Jennie. Dia bangkit lalu pergi meninggalkan Jisoo.
"Masih saja keras kepala" gumam Jisoo.
Waktu makan siang, Limario memutuskan untuk menghampiri Jennie. Dia hanya tidak ingin pertemanannya dengan Jennie hancur gara gara masalah itu.
"J" panggilnya memasuki ruangan Jennie.
"Ada apa Dokter Manoban?"
"Ayo lah Jen. Jangan seperti ini"
"Kamu yang ingin aku seperti ini bukan?"
"Kata siapa? Aku masih ingin menjadi teman kamu Jen. Walaupun aku sudah menikah, kita masih bisa menjadi teman"
"Memangnya istri kamu tidak akan marah kalau kita masih menjadi teman?" Sinis Jennie.
"Jen, Chaeyoung bukan seperti itu. Dia tidak akan marah kok"
"Lihat, kamu bahkan membela dia"
"Dia istri aku, sudah seharusnya aku membela dia bukan?"
Jennie mendengus "Terserah!"
Limario menghela nafasnya dengan kasar "Ngomong ngomong, Jisoo Hyung sudah menunggu kamu dikantin. Mendingan kamu susul dia. Aku duluan" dia langsung berganjak pergi meninggalkan Jennie.
*
Rumah sakit hari ini tidak terlalu sibuk jadi Chaeyoung bisa bersantai bahkan sekarang dia lagi mengobrol bersama beberapa orang suster dimeja resepsionis.
"Tuan Jisoo ganteng banget ya" ujar suster Kyo.
"Benar tuh. Dokter Kim beruntung karena bisa mendapatkan Tuan Jisoo" ujar Yeri.
"Mereka memang pasangan yang cocok si" timpal Chaeyoung.
"Dokter Park sama Dokter Manoban juga cocok loh" sambar Dokter Kyo.
Chaeyoung terkekeh kecil "Memangnya kelihatan cocok banget?"
"Cocok banget dong. Anak kalian nanti pasti menggemaskan!" Sahut Yeri.
"Permisi" seseorang menghampiri mereka.
Deg
Chaeyoung terbeku. Astaga, kenapa sosok itu bisa ada disana?
"Hai Chaeyoung"
"Apa ini suami Dokter Park?" Bisik Yeri.
"Aniyo" bantah Chaeyoung lalu beralih menatap sosok itu "Mark, kenapa kamu bisa ada disini?"
"Aku libur dan memutuskan untuk kesini" sahut Mark.
Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar "Ikut aku" dia menarik cowok itu menuju ke rooftop rumah sakit.
"Untuk apa kamu mencari aku?" Tanya Chaeyoung menahan emosinya.
"Apa salah aku ingin mencari pacar aku?" Sahut Mark.
"Pacar? Sejak kapan kita pacaran? Ingat Mark, kita tidak ada hubungan apa apa pun!"
"Aku tidak peduli Chae. Aku sanggup melakukan segalanya untuk mendapatkan kamu. Kalau aku harus berpindah kesini, aku sanggup. Nanti aku ngomong sama atasan aku untuk memindahkan aku kerumah sakit ini agar kita bisa terus bersama"
"Jangan gila! Rumah sakit ini tidak memerlukan kamu! Mendingan kamu fokus saja menguruskan rumah sakit di Australia itu!"
"Kalau begitu, kamu harus ikut sama aku untuk kembali ke Australia. Aku akan mengajukan surat kepada atasan kamu untuk mengembalikan kamu ke Australia"
"Cukup Mark! Aku tidak akan kembali bekerja disana. Aku sudah nyaman disini. Kalau bisa, aku mau langsung pergi jauh dari kamu!"
"Kamu mau pergi dari aku? Itu tidak akan terjadi sayang. Aku akan tetap mengejar kamu"
Chaeyoung bersmirk "Aku sudah menikah"
"Aku tidak percaya?"
"Butuh bukti?"
Itu bukan suara Chaeyoung namun itu suara Limario yang sudah berjalan menghampiri mereka.
"Siapa lo!? Jangan ikut campur!" Marah Mark.
Dengan wajah datarnya Limario merangkul pinggang Chaeyoung "Saya suami Chaeyoung"
"Mwo?"
"Ini buktinya" Limario mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sesuatu kepada Mark membuatkan cowok itu terbeku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.