-11-

793 139 15
                                    

Limario sudah selesai melakukan operasi kepada salah satu pasiennya dan sekarang dia lagi bersiap siap untuk pulang.

Dia merasa tidak enak sama mertuanya itu. Seharusnya dia yang menemani Chaeyoung namun dia malah sibuk sama urusan pekerjaannya.

"Loh Lim, kamu mau kemana?" Tanya Jennie. Jisoo pula terus mengikutinya dari belakang walaupun mereka sudah selesai makan siang bersama.

"Aku harus pulang" sahut Limario.

"Kenapa?" Sambar Jisoo walaupun dia sudah tahu jawabannya.

"Aku punya urusan" balas Limario.

"Tapi bukannya nanti sore kita bakalan jalan jalan?" Tanya Jennie.

Limario menatap Jennie dengan tatapan bersalahnya "Maaf Jen, sepertinya kita tidak bisa keluar jalan jalan. Kamu keluar sama Jisoo Hyung saja ya"

Jennie mempoutkan bibirnya "Ishhh. Aku itu kangen mau keluar sama kamu tahu" ngambeknya.

Limario ingin mengelus kepala Jennie namun Jisoo langsung menepis tangannya "Punya aku tuh!" Ketus Jisoo.

"Maaf" ujar Limario canggung.

"Bisa tidak si kamu jangan ikut campur!" Jennie memarahi Jisoo.

"Kamu itu tunangan aku, sudah seharusnya aku marah kalau ada yang menyentuh tunangan aku" sahut Jisoo berusaha tenang.

"Aku tidak menganggap kamu sebagai tunangan aku tuh" sambar Jennie.

"Aku tidak peduli" sahut Jisoo.

"Sepertinya aku harus pergi sekarang" timpal Limario lalu dia berganjak pergi dari sana.

"Lim ishhh!!" Jennie berteriak kesal.

"Sudah lah Sayang, biarin saja dia pergi. Mungkin dia bakalan ketemu sama istrinya" ujar Jisoo merangkul pundak Jennie.

"Hanya aku ya pemilik hati Lim!" Sambar Jennie kesal.

"Jangan egois Jen. Limario juga berhak bahagia bersama yang lain" nasihat Jisoo.

"Bodo amat!" Jennie melepaskan rangkulan Jisoo lalu berganjak pergi dari sana.

*

"Mama bisa pulang. Aku bisa menjaga diri aku sendiri kok" ujar Chaeyoung.

Minyoung tersenyum "Tidak mungkin Mama meninggalkan kamu sendirian. Kamu lagi sakit Chae"

"Terus gimana sama Papa? Bukannya sekarang lagi jam makan siang? Biasanya Mama bakalan menghantar makan siang ke perusahan Papa"

"Papa kamu bukan anak kecil lagi. Lagian tadi Mama sudah ngomong sama Papa kamu kalau kamu sakit. Papa bahkan mau menyusul kesini tapi dia punya meeting"

"Bilang sama Papa kalau Chae tidak apa apa Ma. Chae baik baik saja"

"Ngomong ngomong, kamu hamil?"

"Mwo!? Mama jangan bercanda ya. Aku saja baru menikah"

Minyoung terkekeh "Ya mungkin saja langsung hamil"

Chaeyoung mendengus "Menyentuh aku saja dia seakan jijik" ceplosnya.

"Maksud kamu!?" Kaget Minyoung.

Chaeyoung melotot "Ah, tidak ada apa apa Ma. Lupakan saja" paniknya.

Minyoung menatap Chaeyoung dengan curiga. Dia tahu anaknya itu memang tidak pintar berbohong. Dari raut wajahnya saja sudah menunjukkan kalau pernikahan ini tidak membuatkan dirinya bahagia. Sekarang Minyoung merasa bersalah karena sudah menjodohkan anaknya itu.

Ceklekk

Pintu kamar dibuka membuatkan pandangan mereka tertuju kearah pintu "Lim? Kok kamu sudah pulang?" Tanya Minyoung.

"Chaeyoung sakit Ma. Aku tidak bisa fokus kerja" sahut Limario.

Chaeyoung memutar bola matanya dengan malas "Bohong!" Batinnya.

"Mama sudah makan siang? Tadi sebelum pulang aku sudah belikan makanan untuk Mama" ujar Limario.

"Untuk aku mana?" Sambar Chaeyoung.

"Saya juga sudah membelikan bubur untuk kamu" sahut Limario.

"Tuh lihat Ma, dia masih saja ngomong saya-kamu sama aku" adu Chaeyoung.

Limario mengusap tengkuk belakangnya dengan canggung "Maaf Ma, Lim masih canggung sama Chaeyoung"

Minyoung menghela nafasnya dengan kasar "Lim, bisa kita bicara?"

"Baiklah Ma" sahut Limario menyusul Minyoung yang sudah berganjak keruang tamu.

Limario berganjak duduk disofa dengan debaran didadanya. Gimana kalau mertuanya itu tahu semua perlakuannya kepada Chaeyoung selama ini?

"Jangan takut Lim. Chaeyoung tidak ada ngomong apa apa sama Mama kok. Hanya saja Mama punya firasat sebagai seorang Ibu" ujar Minyoung.

Limario hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

"Lim, Chaeyoung itu satu satunya anak Mama sama Papa. Mama sama Papa menginginkan yang terbaik untuk Chaeyoung makanya kita menjodohkan Chaeyoung sama kamu. Kita sepenuhnya percaya sama kamu kalau kamu bisa menjaga dan mencintai Chaeyoung dengan setulus hati kamu. Mama mengerti kok kalau kalian masih merasa canggung, tapi Mama harap kalian bisa belajar untuk saling mencintai. Janji suci yang kalian ucapkan ketika pernikahan kalian itu bukanlah janji palsu. Itu adalah janji kalian sama Tuhan untuk menjaga dan mencintai satu sama lain. Sekarang Chaeyoung sudah menjadi tanggungjawab kamu. Kalau dia bikin kesalahan, kamu berhak memberinya teguran tapi tolong jangan berlaku kasar kepadanya. Mama yakin kamu bisa menjadi sosok suami yang bertanggungjawab. Tolong jaga kepercayaan Mama sama Papa ya"

Limario membasahi bibir bawahnya "Lim akan coba Ma"

Minyoung tersenyum "Ya sudah, Mama pulang duluan. Chaeyoung itu suka manja kalau lagi sakit jadi kamu tolong terus disamping dia ya"

"Baiklah Ma" sahut Limario patuh.

Minyoung bangkit lalu berganjak pergi dari sana tanpa berpamitan sama anaknya dulu.

Limario pula hanya diam disana. Kata kata yang dilontarkan oleh Minyoung tepat mengenai hatinya. Benar kata Minyoung, janji suci yang diucapkan itu bukanlah janji palsu. Tapi sekarang kenapa dia malah mempermainkan ikatan pernikahannya itu? Ya Tuhan, apa yang sudah dia lakukan?










Nih Lim Oppa kesayangan Chaeyoung👇


Aku udah upload video spoiler untuk cerita ini di Tiktok aku. Ayo mampir semuanya💓





Tekan
   👇

Surrender ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang