Sudah 30 menit Chaeyoung sadar namun sosok itu hanya melamun dengan posisi yang masih rebahan. Limario pula tidak berganjak pergi dari sana. Dia setia menerima sang istri.
"D-Dimana Liam?" Tanya Chaeyoung dengan suara seraknya.
"Malam ini Liam menginap dimansion sama Mommy Daddy. Mama Papa pula sudah on the way pulang dan mungkin besok pagi mereka tiba" jelas Limario.
Chaeyoung kembali diam namun matanya tiba tiba berkaca membuatkan Limario panik.
"Chaeng, kamu kenapa sayang!? Ada yang sakit!?"
"A-Aku takut" lirih Chaeyoung pada akhirnya.
Bayangan bayangan pria yang hampir membunuhnya itu terus saja memenuhi isi fikirannya. Tidak pernah dia bayangkan kalau dia bakalan mengalami hal yang seperti itu didalam hidupnya. Namun begitu, dia tetap merasa bersyukur karena sang anak selamat.
"Jangan takut. Aku akan menjaga kamu. Tadi polisi sudah menelfon aku dan katanya pria itu sudah ditahan. Dia memang sosok psychopath yang menjadi buronan. Selama ini dia sering membunuh wanita yang menarik perhatiannya" jelas Limario mengelus kepala Chaeyoung.
"Dia tidak akan mengganggu aku lagi?" Tanya Chaeyoung ragu.
Limario mengangguk yakin "Iya, percaya sama aku ya" Dia beralih mengecup dahi Chaeyoung "Sekarang kamu makan ya. Tadi Yeri sudah membawakan bubur untuk kamu"
Chaeyoung mengangguk patuh lalu Limario bergegas membantunya bangkit dan bersandar diheadboard kasur "Mau disuapin" pinta Chaeyoung.
Perlu diingatkan, Chaeyoung memang akan menjadi sosok yang manja ketika dia sakit.
"Baiklah princess" tanpa keberatan, Limario menyuapi sang istri dengan berhati hati.
Hanya suasana hening yang menyelimuti mereka gara gara Chaeyoung yang hanya diam dan fokus sama makanannya.
Limario yang tidak betah dengan kesunyian akhirnya memecahkan keheningan "Chaeng. Kamu sudah benaran menerima aku?"
Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar "Memangnya aku ada alasan untuk meninggalkan kamu? Lagian Liam butuh kamu"
"Terus kamu? Kamu tidak butuh aku?" Sambar Limario dengan cepat.
"Aku butuh kamu tapi aku tidak yakin kamu butuh aku"
Limario mengusap wajahnya dengan kasar "Chaeyoung-ah, ini aku suami kamu. Aku sudah memutuskan untuk menerima kamu dihidup aku. Kamu satu satunya wanita yang berhak keatas hidup aku. Aku mencintai kamu. Sangat sangat mencintai kamu"
Chaeyoung mula terisak "Hiks maaf. Maaf karena sudah menyiksa kamu selama 3 tahun ini. Maaf karena-"
Limario menempelkan jarinya dibibir Chaeyoung "Jangan minta maaf lagi. Semuanya salah aku, bukan salah kamu. Sekarang aku hanya butuh kamu sama Liam dihidup aku. Jangan pergi tinggalin aku ya"
Chaeyoung mengangguk berkali kali. Dia juga memang tidak mungkin meninggalkan suami tercintanya itu jika bukan takdir yang memisahkan mereka.
"Sayang"
Hati Limario menghangat. Pertama kalinya dia mendengar panggilan sayang dari wanita yang paling dia cintai itu. Perasaan kali ini berbeda. Dulu, dia juga mempunyai panggilan sayang dari mantannya namun ianya tetap saja terasa berbeda.
Hah~
Chaeyoung benar benar memberikan pengaruh yang besar dihidupnya.
"Iya Sayang. Kamu mau apa hurm?" Tanya Limario penuh cinta.
"Kamu masih ada jam kerja?"
Limario melihat jam dipergelangan tangannya "Waktu kerja aku sudah selesai"
"Baguslah" Chaeyoung menepuk sampingnya yang kosong "Ayo tidur disini"
"Tapi kalau aku kesenggol luka kamu gimana?"
"Tidak akan. Ayo cepatan"
Dengan berhati hati Limario berganjak naik keatas kasur lalu berbaring disamping Chaeyoung membuatkan wanita itu langsung masuk kedalam dakapan hangatnya "Nyaman" gumam Chaeyoung.
Limario mengelus kepala sang istri "Cepat sembuh ya. Nanti kita kembali mengadakan acara pernikahan sama acara resepsi pernikahan kita. Liam pasti ingin melihatnya" bisiknya.
"Baiklah" sahut Chaeyoung semangat.
*
Sebulan kemudian, hari yang ditunggu tunggu akhirnya tiba dimana Chaeyoung bersama Limario kembali rujuk gara gara Chaeyoung yang menghilang dari Limario selama 3 tahun itu.
Orang tua mereka juga sepakat untuk kembali mengadakan acara pernikahan untuk mereka bahkan acara resepsi ikut diadakan bersama.
Kini Chaeyoung bersama suami tercintanya sudah berdiri diatas altar dengan tangan yang saling bergandengan.
"Akhirnya kamu kembali menjadi milik aku" bisik Limario merangkul pinggang Chaeyoung.
"Dan kalau kamu kembali bikin kesalahan, siap siap saja untuk menerima hukuman. Asal kamu tahu, jagoan kecil kita itu berpihak sama aku loh" balas Chaeyoung bersmirk.
Limario terkekeh kecil. Apa yang dikatakan oleh Chaeyoung memang ada benarnya. Liam benar benar sosok anak yang baik. Dia pasti akan mengutamakan Chaeyoung didalam hidupnya. Jika Limario membuat Chaeyoung marah, pasti Liam akan ikut memarahi Limario dan berpihak kepada sang Mama.
"Sepertinya Liam sudah siap" ujar Chaeyoung.
Dahi Limario mengernyit "Siap untuk?"
Chaeyoung mendekati Limario lalu berbisik "Dia butuh saudara"
Mata Limario membulat. Dia menatap sang istri dengan tatapan tidak percaya "Are you serius?"
"I'm serius" balas Chaeyoung. Dia mengedipkan satu matanya dan bersmirk.
"Sepertinya nanti malam Jihan bakalan punya teman tidur" ujar Limario tersenyum puas.
Dia beralih merangkul pinggang Chaeyoung dengan erat "Dulu aku pernah berkata kalau aku tidak akan pernah luluh sama kamu. Tapi sekarang aku menyerah. I'm surrender. Aku menyerah karena aku tidak bisa menolak pesona kamu. I love you, Chaeyoung Manoban"
Dikecupnya dahi Chaeyoung dengan penuh cinta bagi menyalurkan semua rasa cintanya.
Hah~
Akhirnya setelah semua perjuangan dan pengorbananan yang dilalui oleh mereka selama ini, takdir kembali menyatukan mereka.
Dan Inilah kisah cinta antara Limario bersama Chaeyoung, istri tercintanya.
The End✅
Happy ending seperti yang kalian inginkan bukan?🙃
Terima kasih atas dukungan kalian selama ini. Dan maaf kalau ada ketikan aku yang menyakiti hati kalian.
Cerita baru coming soon ya~
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender ✅
FanficPernikahan yang terjadi secara tiba tiba membuatkan Limario membenci Chaeyoung namun akhirnya dia menyerah ketika cinta mula menghampiri namun dia 'terlambat' Chaelim📌 Fanfiction 📌 Fiksi📌