-25-

1K 154 57
                                        

Chaeyoung sudah berada di resepsionis dan dia berpamitan untuk pulang namun secara tiba tiba suasana menjadi heboh ketika petugas ambulance mendorong brankar seseorang yang sudah bersimbah darah.

"Dokter Park, tolong!" Teriak petugas ambulance itu ketika melihat Chaeyoung.

Dengan segera Chaeyoung menghampiri brankar itu "Jihan!?!" Kagetnya "Apa yang terjadi!?"

"Kecelakaan. Kepalanya mengalami benturan dan kakinya tidak bisa digerakkan" lapor sang petugas.

"Jihan, kamu dengarin Eonnie?" Tanya Chaeyoung menepuk pipi Jihan dengan pelan.

Jihan hanya menatap Chaeyoung dengan pandangan buramnya. Ingin bersuara namun suaranya seakan tercekat.

"Dimana Dokter Manoban?" Tanya Chaeyoung.

"Dokter Manoban lagi ada operasi" sahut seorang suster.

"Baiklah, dorong brankar ini keruangan IGD!" Arah Chaeyoung.

Para suster bergegas mengikuti arahan Chaeyoung. Chaeyoung pula kembali memakai pakaian Dokter nya lalu menyusul brankar itu. Dia membatalkan niatnya untuk pulang.

"Dok, tekanan darah pasien menurun!" Lapor seorang suster.

"Siapkan alatan suntikan!" Arah Chaeyoung yang mula memeriksa luka dikepala Jihan "Jihan, tahan kesedaran kamu. Jangan tutup mata kamu" lanjutnya memberi arahan.

"Dia butuh pendonor darah tapi rumah sakit sudah kehabisan stock darah yang sama dengannya" ujar suster Yeri dengan khawatir.

"Apa golongan darahnya?" Tanya Chaeyoung.

"B"

"Baiklah, kita tidak punya banyak waktu lagi. Ambil saja darah saya!" Ujar Chaeyoung serius.

"Dok, jangan bercanda!" Kaget suster Yeri.

"Saya serius Yeri! Dia adek saya!" Tegas Chaeyoung "Panggil Dokter Kang kesini!" Lanjutnya.

Para suster mengangguk patuh lalu bergegas menjalankan tugas mereka.

Jihan pula hanya mampu memandang Chaeyoung dengan pandangan buramnya. Namun begitu, dia masih bisa melihat Chaeyoung yang kelihatan khawatir "Adek? Dia menganggap gue adek?" Batinnya sebelum dirinya akhirnya tidak sadarkan.

"Jihan!!" Teriak Chaeyoung berusaha membangunkan sosok itu.

"Dok, semuanya sudah siap" ujar seorang suster.

Chaeyoung berganjak membaringkan dirinya dibrankar dan suster itu mula mengambil darahnya.

Bersamaan dengan itu, Dokter Kang memasuki ruangan itu "Dokter Park? Bukannya waktu kerja anda sudah selesai?"

"Saya harus menyelamatkan pasien itu Dok. Tolong bantu saya" pinta Chaeyoung.

"Baiklah" sahut Dokter Kang yang langsung menjalankan tugasnya untuk menyelamatkan nyawa Jihan.







Limario keluar dari ruangan operasi dengan wajah capeknya. Dia membersihkan dirinya duluan sebelum menghampiri Jennie yang sudah menunggunya itu.

"Bagaimana?" Tanya Jennie menghapus keringat didahi Limario.

"Operasinya berjalan dengan lancar" sahut Limario.

"Ah, syukurlah"

"Jennie" sosok yang dipanggil itu sontak mendengus sebal ketika melihat Jisoo yang menghampiri mereka "Sudah dari tadi aku mencari kamu loh" ujar Jisoo.

"Kenapa si kamu kesini lagi? Asal kamu tahu ya, aku itu bahagia banget selama beberapa hari ini gara gara tidak diganggu sama kamu!" Ujar Jennie kesal.

"Bahagia karena sudah berjaya menghancurkan rumah tangga seseorang huh?" Sinis Jisoo membuatkan Jennie bungkam.

"Apa yang Chaeyoung ngomong sama Hyung?" Timpal Limario dengan wajah datarnya.

"Dia difitnah sama adek tuyul lo itu dan lo dengan bego nya malah percaya sama tuyul jadi jadian itu" sahut Jisoo.

"Jaga omongan Hyung!" Marah Limario.

Jisoo terkekeh sinis "Daripada gue menjaga omongan gue, mendingan gue menjaga calon istri gue si" dengan santainya dia merangkul pinggang Jennie membuatkan yeoja itu meronta meminta untuk dilepaskan.

Limario menghembuskan nafasnya dengan kasar dan berganjak pergi dari sana.

"Lim tunggu!" Jennie melepaskan rangkulan Jisoo dan berlari menghampiri Limario.

Namun langkah mereka terhenti ketika mereka menyadari sosok yang berdiri didepan ruangan IGD.

"Mommy? Daddy? Kalian ngapain disini?" Bingung Limario.

"Kamu darimana Lim?" Tanya Nickhun.

"Aku baru saja menyelesaikan operasi" sahut Limario.

"Adek kamu kecelakaan Lim" ujar Nickhun.

"Mwoya!?" Baru saja Limario ingin berganjak masuk, pintu ruangan IGD dibuka dan keluarlah Dokter Kang bersama Dokter Park.

"Chaeyoung" gumam Limario dengan pelan. Dia sedikit merasa bingung ketika melihat wajah Chaeyoung yang pucat itu. Kenapa? Apa yang terjadi kepada Chaeyoung?

"Mom, Dad" panggil Chaeyoung.

"Chae, bagimana sama kondisi Jihan?" Tanya Tiffany khawatir. Walaupun dia masih kecewa sama Jihan, sosok itu tetap anaknya bukan?

"Kondisinya sudah stabil. Kaki kanannya harus di gips gara gara tulangnya mengalami keretakan. Untuk beberapa hari kedepan, pastikan dia membatasi pergerakan kakinya. Sekarang Dokter Kang akan memindahkan dia keruang inap dan kalian bisa membesuk dia nanti" jelas Chaeyoung.

"Ah, syukurlah. Terima kasih" ujar Nickhun mewakili sang istri.

"Erm Dokter Park, saya permisi duluan" Dokter Kang berpamitan sebelum pergi dari sana.

"Mom, Dad, aku akan kembali keruangan aku" pamit Chaeyoung. Tanpa mempedulikan Limario, dia langsung berganjak pergi dari sana.

Baru saja Limario ingin menyusul istrinya itu, Jennie malah menahan pergelangan tangannya "Mau kemana?" Tanya Jennie.

"Aku-"

"Kamu tidak mau melihat Jihan? Kasian sama Jihan" potong Jennie.

Limario menghela nafasnya dengan kasar "Arreosso" pasrahnya.

Jisoo yang berdiri tidak jauh dari mereka pula hanya mampu mendengus "Kenapa si tuh tuyul masih hidup" dumelnya.













  Tekan
    👇

Surrender ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang