Resta melenguh ketika sesuatu yang berat menimpa dirinya. Tentu saja, Kalingga yang menimpanya siapa lagi kalau bukan adiknya itu?
"Kal?"
Tidak ada jawaban, Resta mengalihkan pandangannya, menatap jam didinding kamarnya. Pukul 11 malam. Tapi, kenapa Kalingga masih belum pergi ke kamarnya?
Resta berusaha untuk bangkit, menyingkirkan tubuh adiknya itu kesampingnya karena berat. Resta bernapas lega ketika berhasil menidurkan Kalingga disampingnya.
Ditatapnya wajah kalem adiknya yang sedang terlelap itu. Wajahnya nampak bengkak, apalagi kedua bola matanya. Hidungnya merah dengan sedikit cairan yang masih terlihat.
Resta menggeleng pelan, gadis itu mengambil tisu dinakasnya lalu membersihkan hidung Kalingga yang basah itu karena ingusnya.
Kalingga seperti habis menangis, Resta tidak tahu. Tapi, mata adiknya itu sangat sembab.
Lapar, perut Resta berbunyi karena dia belum makan malam. Akhirnya, Resta memilih untuk beranjak dari sana. Meletakkan tisu kotor itu ke nakas. Baru saja hendak bergerak, tangannya sudah ditarik oleh Kalingga.
"Jangan pergi." seraknya.
Nada bicara Kalingga juga parau. Apa yang terjadi dengan adiknya itu?
"Huh?"
"Kak Resta.."
Kalingga menarik tangan Resta agar tidak beranjak dari kasur. Lagi-lagi Resta hanya bisa pasrah. Gadis itu tidak jadi meninggalkan kasurnya. Dia bergerak mendekati Kalingga yang masih setengah merem itu.
"Kenapa lagi? Mimpi buruk?" tanya Resta.
Kalingga nampak mengeleng.
Resta menyerah. Dia tidak bisa mengajak Kalingga berbicara jika adiknya itu sedang seperti ini. Maka ia biarkan adiknya itu tetap rebahan di sana, sedangkan dirinya duduk menatap wajah adiknya itu.
Tidak tahu kenapa, Kalingga merasa sangat sedih mendengar ucapan bunda tadi. Mencarikan kakaknya pasangan hidup lalu kakaknya akan menikahi pemuda yang bundanya maksud. Artinya, Resta akan pergi dari rumah kan?
Baru saja kakaknya itu pulang, kenapa tiba-tiba saja bunda memberikan berita tidak mengenakkan ini?
Kalingga menangis hebat sembari memeluk kakaknya yang tertidur setelah mendengar ucapan dari bundanya. Dia benar-benar menangis sampai terisak seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen oleh orang tuanya.
"Kak." lirih Kalingga.
"Hmm?"
Kalingga bangun dari tidurnya, cowok itu langsung memeluk Resta dengan erat.
"Jangan pergi dulu. Aku nggak bisa." ucapnya.
Resta tidak mengerti dengan apa yang diucapkan adiknya itu. Tapi, tangannya bergerak mengusap punggung Kalingga dengan lembut.
Kalingga semakin menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Resta.
"Kamu mimpi buruk ya?" tanya Resta memastikan.
Kalingga menggeleng, Resta merasakan kepala adiknya itu bergerak di lehernya.
"Terus?"
"Nggak papa,"
Kalingga memilih untuk tidak menceritakan apa yang bunda katakan tadi, biar dia saja yang tahu.
"Lepasin dulu pelukannya. Kakak laper," titah Resta.
Kalingga langsung melepaskan pelukannya, benar juga. Kakaknya belum makan malam.
"Bareng," ucap Kalingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed with My Older Sister ✔️
Teen Fiction🔞🔞🔞🔞 "Nunaa nunaa~ mau nenen~" "Kan, ngerengek lagi kaya bocil." "Nenenn duluuu~~ nunaaa! Aku mau nenen." _____________________ start : 3 Mei 2023 end : 23 Mei 2023 _____________________ #3 teenfiction 080523 #2 newadult 300523 #1 ceritaremaj...